Sabtu, 15 Desember 2012

Najm, Bukan Kaukab!

Setiap orang pasti ingin menjadi Najm, bukan Kaukab.
Padahal sama-sama bintang.
Najm bintang, Kaukab bintang.

Kenapa semua ingin menjadi Najm ?

Selasa, 11 Desember 2012

Dhiya' dan Nur

Aku dan Kamu.
Dhiya' dan Nur.
Saling mengikat, saling mengingat.
Menerangi semesta hingga benderang.
Aku Dhiya', Kamu Nur.
Aku yang mengangkasa, yang membahana.
Yang memenuhi bumi dengan cahaya, benderang.
Kamu pantulkan aku, cahayamu remang.
Tapi putihkan hitam di kelam malam.
Aku Dhiya', Kamu Nur.
Jangan takut, terkadang Nur lebih dirindukan, karena kesejukan bersamamu.
Dan percayalah, Dhiya' pun dicela, karena panas adanya aku.
Aku Dhiya', Kamu Nur.
Tidak saling mengungguli, tidak saling menjatuhkan.
Saling berbahu menerangi kegelapan.
Dhiya' dan Nur sudah berbahu dalam ikatan suci sedari dulu.
Aku dan kamu, kapan ?

Lho, Aku Lupa Ayat X dan Y

Berbagi tak pernah kehilangan keindahannya.

Pernah gak ketika kita lagi hafalan quran, atau sedang berdiskusi tentang Islam di masjid sekolah, kita hendak membaca sebuah ayat, akan tetapi tidak bisa terucap oleh lisan kita, antara lidah dan otak gak nyambung, alias lupa.

Terus kita mengatakan, "lho rek, aku lupa ayat ini dan ayat itu."

EITS, hati-hati...

Abdullah bin Mas’ud radliyallahu ‘anhu pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

بِئْسَ مَا لِأَحَدِهِمْ يَقُوْلُ : نَسِيْتُ أَيَةَ كَيْتَ وَكَيْتَ بَلْ هُوَ نُسِّيَ

“Sungguh buruk orang yang berkata : Aku lupa ayat ini dan ini. Namun sebenarnya ia dibuat lupa (oleh Allah ‘azza wa jalla)” [HR. Al-Bukhari no. 5039 dan Muslim no. 791].

Masih dari Abdullah bin Mas’ud radliyallaahu ’anhu, ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :

لا يَقُلْ أَحَدُكُم : نَسِيْتُ أَيَةَ كَيْتَ وَكَيْتَ بَلْ هُوَ نُسِّيَ

“Janganlah seseorang dari kamu mengatakan : ‘Aku lupa ayat ini’. Karena sesungguhnya ia dibuat lupa (oleh Allah ‘azza wa jalla)” [HR. Muslim no. 790 dan 229].

Nah, hati-hati ya, nanti kita dicap buruk sama Rasulullah, apa gak rugi ?
Hehehe, mulai yuk biasa mengucapkan kalau lupa tentang suatu ayat, "Aku dibuat lupa ayat ini dan ini atau aku dibuat terlupa ayat ini dan ini." Yakni Allahlah yang membuat kita lupa.

Semangat beradab Islam ! :)

Minggu, 09 Desember 2012

Menjadi Penebar Kebaikan

Ustadz Abdullah Taslim. Beliau merupakan lulusan S2 Universitas Islam Madinah di bidang hadits. Terlepas dari itu, beliau merupakan ustadz favoritku, dan insya Allah jika teman-teman melihat video yang saya tampilkan maka akan menjadikan beliau ustadz favorit teman-teman, hehehe.

Hafalannya mantap, cara retorikanya mengena. Nasihatnya selalu masuk dalam hati yang butuh penyegaran.

Coba cek ceramah singkat beliau yang berjudul Menjadi Penebar Kebaikan



Berikut transkripnya :

Diantara amal yang keutamaannya sangat besar dalam Islam, yang ini merupakan tugas para Nabi 'alaihimish-shalaatu was-salaam, dan tugas orang-orang yang mewarisi jalan atau mengikuti jalan mereka, adalah berdakwah di jalan Allah Subhanahuwa Ta'ala, menjadi sebab tersebarnya ilmu sunnah kepada manusia, yang ini sungguh merupakan keutamaan yang besar, sampai-sampai disebutkan oleh Imam Ahlussunnah dari kalangan tabi'ut tabi'in, Abdullah Ibnul Mubarok al-Marwazi rahimahullahu ta'ala, dalam ucapan beliau :

"Aku tidak mengetahui setelah derajat kenabian, yang lebih utama daripada menyebarkan ilmu sunnah kepada manusia."

Yang bisa melakukannya tentu bukan cuma orang yang bisa dikatakan sebbagai ustadz saja, siapapun kita bisa ikut serta dalam kebaikan tersebut.

Kenapa dalam urusan-urusan dunia kita berlomba-lomba meraih keutamaan, untuk urusan agama kita mengalah untuk sebagian orang saja ?

Siapa yang tidak ingin menjadi pewarisnya para nabi, siapa yang tidak ingin menjadi orang-orang yang ikut serta dalam menyebarkan sunnah Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam, yaitu dengan cara menjadi pelajar agama, kemudian berusaha semaksimal mungkin dengan sarana yang kita miliki untuk menyebarkan kebaikan ini kepada manusia. Demi Allah, tidak ada yang lebih utama daripada amal kebaikan tersebut bagi orang-orang yang mengharapkan karunia dan pahala dari Allah Subhanahuwa Ta'ala.

Cuma tentu, kita perlu mengikhlaskan diri, Imam Syafi'i rahimahullahu ta'ala ketika beliau diterangkan tentang kitab-kitabnya, buku-buku yang ditulisnnya demikian tersebar, maka beliau mengatakan :

"Aku sangat mengharapkan manusia mengenal kebenaran dalam kitab-kitabku tersebut, meskipun tidak dinisbatkan kepadaku satu huruf pun darinya."

Inilah puncak dari keikhlasan, inilah keutamaan yang besar, menjadi sebab tersebarnya kebenaran disertai dengan tidak mengharapkan balasan pujian dan sanjungan manusia. Semoga Allah Subhanahuwa Ta'ala menganugerahkan taufikNya pada kita dalam segala kebaikan.

Ya itulah, anyway, saya rindu beliau di Surabaya.
Semoga Allah mempertemukan kami di majelis ilmu lagi :)

Ketulusan

Ada perbedaan mendasar yang tidak bisa dibuktikan dengan kata-kata dan data-data, melainkan hanya bisa dirasakan oleh hati-hati yang tak pernah dusta.

Tulisan seseorang yang telah mengalami getir kehidupan tak akan pernah sama dengan tulisan seorang muda yang hanya memiliki sebagian tegukan dari jalan panjang yang berujung kematian.

Ada setitik unsur di sana yang tidak didapat dari tulisan seorang muda, sederhana, tapi akibatnya luar biasa,

ketulusan.

Ia membuat kata-kata itu terbalut oleh do'a yang murni, terlumuri oleh harapan yang suci, terhiasi oleh kerinduan yang dalam akan perbaikan diri pada pribadi-pribadi yang bisa saja hanya sekedar melirik.

Hingga kata-kata itu akan merasuk dalam kalbu-kalbu manusia, mengusir noktah hitam yang telah lama menghiasi hati, seakan, ada dialog di antara mereka,

"apa sinar putih, kau hendak mengusirku ?" kata noktah hitam dengan menancapkan akar kuatnya pada hati lemah manusia,
"tentu, penulisku rindu akan putihnya hati manusia ini," ujar kata-kata ,
"Ah, sudah banyak perkataan yang datang tapi tak pernah aku hilang," begitu sombong noktah hitam ini.

"Aku berbeda," senyum kata-kata.

"Aku bukanlah sekedar kata-kata dari hati yang kering akan ketulusan,
Aku telah dilumuri oleh do'a tulus penulisku,
Aku dibalut oleh munajatnya pada Rabbnya,
Supaya hati-hati tak akan lagi penuh akanmu,
Tak lagi tertipu oleh dayamu,
Aku tak seperti yang engkau temui dulu,
Sekarang enyahlah, engkau tak akan mengalahkan kuasa Rabb penulisku,"

Noktah hitam tergidik, tak sempat membalas, ia kini terlumat dalam sinar putih dalam bentuk kata-kata itu, hingga tak terasa, pengaruh ketulusan itu kini membuat mata mulai ingin meneteskan airnya, dan dengan hati yang telah memutih, ia menggerakkan langkah untuk menuangkan air wudhu, lalu berdiri dalam keheningan, hingga ia lebih menikmati kemesraan munajat dengan Allah rabbul-'aalamiin.

Allahumma muqollibal quluub, tsabbit qalbiy 'alaa diinik.

Dalam perenungan malam
Sekian minggu yang lalu 

Minggu, 14 Oktober 2012

Journey, with New Spirit from Islam!

Journey, with New Spirit from Islam!

            Journey, perjalanan itu panjang, ia harus menghadapi berbagai dinamika, entah ia sebagai jurang yang dalam atau gunung yang tinggi, atau sebagai lautan yang luas atau padang pasir yang tak terpandang ujungnya. Menjadi kodrat manusia untuk selalu berada di atas sebuah jalan, entah jalan itu berpasir putih, atau berlantai permata, ataulah ia berada di atas jalan yang penuh duri, atau berada di atas jalan yang dipenuhi buah-buahan yang lezat. Dan seorang manusia dalam hidupnya, akan berada di jalan yang berbeda-beda, terkadang ia tak sengaja, terkadang pula atas kemauannya. Anggaplah jalan itu ada seribu cabang, dan pada masing-masing cabang ada seribu cabang yang bercabang seribu, pada akhirnya ia akan kembali pada satu muara, dan muara itu memiliki dua cabang yang buntu, yang satu mengarah ke surga dan yang lain mengarah ke neraka.
            Sayang sekali, pada muara itu, kita tidak bisa memilih jalan kita, pada momen itu akan diteliti jalan apa saja yang kita lewati, hal-hal apa saja yang kita ambil selama perjalanan kita. Seluruh data  yang baik akan ditaruh di satu anak timbangan, dan seluruh data yang buruk akan ditaruh di anak timbangan lain.

فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ ، فَهُوَ فِى عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ ، وَأَمَّا مَن خَفَّتْ مَوَازِينُهُ ، فَأُمُّهُ هَاوِيةٌ ، وَمَا أَدْرَىٰكَ مَاهِيَهْ ، نَارٌ حَامِيَةُ
“Dan adapun orang orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam keadaan yang memuaskan, dan adapun orang orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka dia tempat kembalinya adalah Hawiyah, tahukah kamu apa itu Hawiyah ? yaitu api yang sangat panas.” [Surat al-Qori’ah :  6-11]

            New spirit, makna spirit dalam bahasa kita ada dua, yaitu roh dan semangat. New spirit, roh baru, roh yang baru ditiupkan pada janin, yang roh itu sejak awal telah bersaksi bahwa Allah adalah Rabbnya. 

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keEsaan Tuhan).” [Al-a’raaf : 172]

            Seiring perjalanan kehidupan manusia, terkadang roh itu menjauhi kodratnya, melupakan asalnya, melupakan kesaksiannya. Hingga kelalaian roh –yang tentunya sudah masuk ke jasad, hingga ia menjadi manusia—itu menyebabkan kerusakan yang bermacam-macam, yang paling parah adalah penyekutuan Allah dengan sesuatu, kemudian satu tingkat dibawahnya, dan seterusnya. Apakah hal ini Allah biarkan? Tidak! Allah sendiri berfirman:

أَيَحْسَبُ الْإِنْسٰنُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى

“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” [Al-Qiyamah : 36]

Allah tidak membiarkan manusia begitu saja di bumi ini hidup berada dalam kabut yang pekat dan kegelapan yang membutakan, maka Allah menunjukkan bukti kasih sayangNya pada makhluk-makhluknya, khususnya jin dan manusia, yaitu dengan mengutus para rasul,

إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شٰهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إلَى فِرْعَوْنَ رَسُولًا ، فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنٰهُ أَخْذًا وَبِيْلًا .

“Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir mekah) seorang rasul yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang rasul kepada Fir’aun. Maka Fir’aun mendurhakai rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.” [Al-Muzzammil : 15-16]

Sehingga dengan pengutusan itu, roh yang menjauh dari kodratnya akan kembali. Hingga kerusakan-kerusakan yang timbul perlahan akan hilang, dan lahirlah perbaikan-perbaikan pada roh itu sendiri yang mengakibatkan menderasnya arus perbaikan di dunia ini. 

Mari kita mengganti roh kita. Mengganti roh lama menjadi baru bukan melenyapkan roh yang telah bersemayam pada jasad kita, melainkan memperbaiki roh yang telah menyimpang hingga ia kembali pada kodratnya, so let’s have the new spirit!

Minggu, 07 Oktober 2012

Aku Tak Percaya.

Bagaikan pesona daratan
Membius, seperti dicekokkan ribuan LSD ke mulutku
Hingga semua berwarna-warni
Aku lihat gajah ia seperti singa
Dan kenapa burung unta punya ekor seperti kuda
Apalagi tikus itu, ia berdiri gagah dengan perawakan gorila

Aku sudah gilakah ?

                                                                   Aku mampir kesini
      Lalu kesana
                                                 kemana ?
           aku bahkan tak tahu
                                                                  langkahku
                                pijakku
                                                             hadirku
               hembusanku
                                           auraku
                                                               hadir dimana
                      Aku
                                       sudah gilakah ?

Seluruh restorasi kebingungan
Adalah pemotongan penyebab kebingungan
Apa penyebab kebingungan ?
Pikirkannya buatku kebingungan
Semakin larut dalam kebingungan
Mau keluar sih, tapi kebingungan
Di dalam terus tambah kebingungan
Aku harus kemana ? Aku kebingungan
Waras atau tidaknya aku saja, aku kebingungan,

jadi, inti semua puisi ini apa sih ?
Aku juga kebingungan.

Senin, 17 September 2012

My Terrible

I don't want anyone to notice, but i..... just.... well,
It's about SSKI V,

Past ?
Everything has past, and i am a part of everything,
I too has past,

When there is no past,
There won't be today,
And you are not exist,
Only but you was,

I don't really care if they said that SSKI V change,
even it that means i have to face my enormous fear,

What i really care is that, i did mistakes, actually, WE did mistakes,
(But i always in my guilty, i always think that i am the most who made the mistakes)

Sometimes mistakes can be forever
unhealed even with the greatest sacrifices

But i think that mistakes will be forever
If there are no try to fix the broken

May us, in these last months,
fix the broken ?

May us, in these last months,
struggle until the end,
to fix the broken ?

Together,
In our din.

Fix, what should be fixed,
And,
Improve, what should be improved,

Together,
for Allah, for no other but Allah.

"Ihris 'ala maa yanfa'uka, wasta'in billaahi wa laa ta'jiz, wa in ashoobaka syai'un falaa taqul law anna fa'altu kaana kadza wa kadza. wa lakin qul qaddarullaahu wa maa syaa-a fa'al."

Remember this, my friends,
Bismillah,
our last months,

Ihmas !

Rabu, 15 Agustus 2012

Nganggur.

"Aku sakno sajane lak onok sing ngomong 'duh nganggur, enake lapo yo', masa' ndak kepikiran hafalan qur'an ?" - Yan

Yah, nganggur.
Satu jam misal, belum hafal surat al-Bayyinah.

Hafal aja, setengah jam bisa kok.
Kalau mau, kalau niat.

Dan kalau mau jujur kalau nganggur itu bukti ketidak mampuan mengatur waktu.
:)

Minggu, 12 Agustus 2012

Pikir ?

Pikirkan bahwa berpikir untuk menjadi pemikir itu mudah,
Tapi ribuan tahun hanya menjadi pemikir pun tak guna,

Jika pemikir itu berguna,
Kenapa Yunani tak pernah terdengar membahana ?
Hanya di sana saja, stagnan, mugnkin terlarut dalam palsunya pusaran berpikir

Mana peran pemikir ?
Tanpa aksi, pikiranmu mau dikemanakan ?
Hanya didokumentasikan tanpa ada warna nyata ?

Kosong,
Tak berguna,
OmDo !

Jumat, 10 Agustus 2012

Iki Lho Rek Bedane !

"Arek SMA iku guduk arek SMA lak gak moleh bengi" - arek SMA

Beda, untuk SMAN 5 berbeda, ya seharusnya berbeda.
Kami siswa SMAN 5 sejak awal didorong untuk mempersiapkan diri supaya ke depannya bisa mumpuni untuk menjadi pemimpin bangsa, oh bahkan lebih dari itu, pempimpin peradaban.

Calon Pemimpin Peradaban, itu yang dilabelkan pada kami.
Entahlah kenapa, banyak dari kami yang senang mendapat label itu.
Dan saking senangnya akhirnya menjadi closed-minded people that feel they are open-minded people.

Ya aku bisa jadi salah. Tapi juga bisa jadi benar.

__________________________________

Oh perkenalkan, aku di sini sebagai orang yang tidak terlalu terikat dengan hal hal rutinitas alias tradisi,

Ya meski aku setuju tradisi yang ada adalah tempat yang bagus untuk menyalurkan manfaat dan apa yang harus disalurkan, aku setuju, aku setuju.

Hanya saja, ada yang mungkin sering terluputkan,
Aku suka mengatakan yang terluputkan itu mindset, atau kasarnya isi kepala.

aku tak mau berpanjang lebar, simpel aja.

masalah pulang malam

Apa beda calon pemimpin bangsa dan calon pemimpi di bangsal ?
Mindset

oke,  kasus pulang malam

Calon pemimpi di bangsal : "kon gak tau moleh bengi a ? ah nggilani, jare calon pemimpin bangsa"
Calon pemimpin bangsa    : "ya pernah, kamu sering kah ?"
Calon pemimpi di bangsal : "sering lah, meh bendino moleh bengi."
Calon pemimpin bangsa    : "ngapain aja emang ?"
Calon pemimpi di bangsal : "cangkruk nang pendopo, ambek dolen mbek arek arek, turu turu"
Calon pemimpin bangsa      : "owalah...."
Calon pemimpi di bangsal : "lah kamu ngapain pulang malem ?"
Calon pemimpin bangsa   : "Oh itu kalau emang ada amanah yang harus ngelembur kok"
Calon pemimpi di bangsal : "terus kalau gak ada amanah pulang ? ahaha cupu"
Calon pemimpin bangsa    : "iya" *tiba tiba buku agendanya jatuh*
Calon pemimpi di bangsal : *ngerebut bukunya* *ngeliat isinya* *shock*
Calon pemimpin bangsa    :

"oh maaf iya, aku hari ini harus ke rumah, mau mijetin mama, habis itu muter ke Surabaya nyari bahan bahan untuk tugas, sama ngelobi orang properti untuk acara bulan depan, dan besok juga harus lembur di sekolah buat ngurus banyak amanah, mading demo SS, banyak lah. Yawis gitu lah, oh dan tanda cawang yang ada di hari sebelumnya itu yang selesai kulakukan, ya bisa kamu lihat sendiri seperti ngerjakan 100 soal fisika, ya sama mbaca quran 10 halaman per shalat. ya gitu aja."

Calon pemimpi di bangsal : "ooh... gini toh..." *mbalikin agenda*

telak kan ?
apa bedanya ? isi kepala.

Jumat, 03 Agustus 2012

Inspirasi itu Sederhana

"duh, gak punya inspirasi nih buat ngapa ngapain" - somebody

Kata orang inspirasi itu sulit didapat, benar, tapi tidak sepenuhnya benar, salah, tapi tidak sepenuhnya salah.

Sebenarnya, kata inspirasi adalah kata serapan dari Bahasa Inggris,
yaitu inspiration, what is inspiration ?

"Stimulation of the mind or emotions to a high level of feeling or activity"
As simple as that.

Pemberian rangsang/input terhadap pikiran atau emosi untuk mencapai tingkatan tinggi dari perasaan atau aktivitas.

Dan ter-inspirasi berarti terkenai proses itu. Sebenarnya mudah untuk menyengajakan diri untuk senantiasa ter-inspirasi. Cuma butuh satu hal :

hati yang peka

dan sekarang lihat hatimu (aku juga lihat hatiku), apakah peka ?
Ataukah ia sekeras bebatuan di tepi jurang ?

Jika ia peka, jika ia lembut, ia akan mudah terinspirasi kawan. Hati yang peka akan terinspirasi hanya dengan melihat keadaan sekitarnya,

bagaimana keadaan sekitar kita ?
mess bukan ? kacau kan ? rusak kan ?

Sebenarnya dari sana saja cukup untuk hati yang peka terinspirasi untuk menyebarkan nafas kebaikan pada semesta yang kini telah rusak. Itu cukup.

Apalagi jika hati yang peka melihat pribadi pribadi yang telah terinspirasi dan senantiasa berjuang untuk bertahan dalam keadaan yang membutuhkan kesabaran tinggi.

Ya pertanyaannya kembali ke diri kita sendiri kan,
"Apakah hatiku sudah peka ?"

Minggu, 29 Juli 2012

Pantaskah jika berputus asa ?

Sebesar besar usahaku untuk menjaga semangatku, terkadang aku kehabisan energi hati untuk menajag semangatku itu, jika ia tidak diisi segera, maka semangatku akan perlahan turun, dan turun, bisa jadi drop. Dan aku paling gak suka ketik aku drop. Paling gak suka dengan diri sendiri kalau waktu drop.

Aku tipe anak yang suka terus bergerak, entah itu hanya jari jariku, atau hanya sekedar membuat analisis dalam bentuk dialog dalam otakku, yang jelas ada pergerakan yang terjadi, inside my body, or outside my body.

Dan kalau drop, you know, aku gak bisa membuat analisis dalam bentuk dialog untuk bergerak, karena juga lagi kacau, atau bagaimana jika jari jariku yang bergerak untuk mengetik ? Tidak baik pula karena yang terjadi adalah rentetan tweet yang isinya adalah kegalauan yang absurd.

Maka, aku memilih jalan jalan. Kemana ? Kemanapun. Yang dimana di dalamnya aku bisa duduk tenang sambil melihat orang sekitar. Dan ini adalah energi untuk menaikkan semangatku. Dimana waktu sedang jalan jalan itu aku bisa ngelihat puluhan orang yang aku bayangkan jika aku ada di posisi mereka, mungkin aku gak bisa menghadapinya.

Barusan kemarin aku melihat seorang tua ringkih menarik gerobak sampah dari kampung ke kampung, dan aku tak bisa menyalahkan jika orang orang seperti itu tidak peduli kemana arah negara kita. Bahkan, orang kampungnya sendiri cenderung cuek dan tidak peduli dengannya (!).

Orang orang seperti itu korban, korban kekejaman kita juga kan ? Kejam dengan bentuk tidak peduli. Atau sekedar berbicara untuk peduli tanpa ada hal yang nyata kan ?

Oke, kembali tentang aku. Hal seperti itulah yang membuatku memiliki energi untuk semangat kembali. Untuk mengangkat diriku kembali ke permukaan yang seharusnya, yaitu permukaan kestabilan yang produktif.

Dan aku juga punya beberapa proyek yang harus kulaksanakan dalam waktu dekat, sedang, dan panjang. Apakah aku punya alasan untuk berputus asa ?

Putus asa hanya membuat semuanya terbengkalai, janji, amanah, komitmen.
Oleh karena itu aku senantiasa mendongkrak semangatku.



Tentang penghakiman/judgement orang orang kepadaku, aku tidak ambil peduli sampai mereka melakukan komunikasi denganku. Kalau saja mereka melihat dari sudut pandangku, kalau saja hal itu bisa terjadi.

Kamis, 26 Juli 2012

The Iklan.

Kisahnya itu tentang seorang mahasiswa yang pergi ke sebuah toko buku, mungkin, dia sedang membutuhkan buku untuk belajar materi kuliahnya, kemudian dia tanya ke pemilik toko buku itu, "pak, ada buku lalala ?" terus sama bapaknya dikasih buku itu yang tanpa sampul. Lalu dia baca buku itu sambil berdiri.

Tik.. Tok... Tik... Tok...

Gak kerasa, pengunjung toko buku sudah mulai sedikit,  bahkan, hanya dialah pengunjung yang masih ada di toko buku itu, dan hei, pemilik toko buku melihat mahasiswa itu masih berdiri di sana membolak balik halaman buku yang ia berikan tadi pagi.

Secara tiba tiba saja darah menaik ke kepalanya, dan dia datangi mahasiswa itu dan ditariklah bukunya secara paksa, meski mahasiswa itu masih meminta untuk membaca, tapi langsung ditutup paksa toko bukunya. Dan mahasiswa itu, tanpa berumpat, tanpa berkeluh, meninggalkan toko buku itu dengan kepala tertunduk.

Lantas ? See The Iklan part 2.
#yeah

Rabu, 25 Juli 2012

Is that so ?

"Kamu mau jadi diplomat ? Kalau kamu gak mau ikut ke aliran/partai/ideologi orang orang kebanyakan di sana, kamu bakal jadi orang yang sendirian, yang gak dianggap di sana" - Seorang yang kuhormati

Keder ? Enggak. Meski suatu saat nanti pasti akan ada perlakuan seperti itu, yah, diliat saja nanti, sikap bagaimana yang harus dilakukan.

Well, menjadi seorang yang idealis memang susah jika sendiri, tapi jika itu benar dan worth it why not ? Memang sakit ya, tapi toh apa sih yang gak sakit menjadi seorang yang terasingkan ? Toh dulu mereka para komunis, liberalis, atheis, bahkan sampai mistis juga mengalami kesakitan yang sama ketika mereka terasingkan.

Hanya saja, mereka mampu mengolahnya sedemikian rupa dengan kekuatan hebat yang mengalahkan kesakitan itu.

Kenapa para pemegang Islam harus keder dengan kenyataan yang merupakan konsekuensi menjadi seorang minoritas ?

Toh jika keder, itu bukti iman pemegang islam masih lemah !

dan juga, aku berpengalaman ditolak, well, i'm suck, i know it.
Jadi ya.... insya Allah, bisa.

Selasa, 24 Juli 2012

Vakum.

24 Juli 2012, sekitar pukul 17.15, hampir adzan maghrib, di bawah naungan atap masjid Darul Hijrah, STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya, Jalan Sidotopo Kidul 51, Surabaya.

Berbincang, dengan para kawan yang super, setelah bermandi nasihat tentang kesabaran oleh Ustadz Abdul Basith -Semoga Allah menjaga engkau ya ustadz-. Kawan kawanku :

Lu, seorang lelaki yang menurutku komplek, sangat rapi, baik gerak geriknya, alur berpikirnya, dan wallpaper laptopnya.

Yan, perjaka dengan karakter yang bold, tegas, kau tahu petir ? seperti itu jika ia sudah berikan wejangan, tapi itu kelebihannya.

Riw, pemuda yang paling ter-organized, oh dan berkesan paling mewah, tapi tetap dia down-to-earth , memiliki kemampuan diplomasi yang luar biasa. Argumennya seperti anak tangga, rapi.

Sebenarnya masih banyak kawan, ada Prim, Ste, Kik, Fin, Yud, Prob, Wis, Sen, dekHam, dekPrab, dekDzak, dekDimfah,dll.

hanya kebetulan hari ini kita berempat, aku, Lu, Yan, Riw mendatangi shower nasihat tentang kesabaran. Dan setelah usai, kami berbincang.

Apakah kami sendiri ? Tidak, kami dikawani Mas Ferdi, Mas Ammar, Mas Fikal, dan seorang yang aku lupa namanya. Dan ketika perbincangan tak tentu berlangsung, ada celetukan yang membuat telingaku terketuk,

"Kalian udah kelas 3 ya ? Gak kerasa waktu bener bener cepet" - Mas Ferdi

awalnya aku agak cuek, hanya merespon dengan ketawa, dan mengangguk menyetujuinya. Hingga akhirnya kita yang dari smala bersepakat hari Kamis untuk membagi squad ke dua tempat, satu squad ke Masjid Darul Hijroh, satu squad ke Cartensz HRD.

Untuk apa ? Yah, bermandi nasihat.

Riw, berkata :

"Pokoknya aku ndek kene (Darul Hijrah), soale sing ngisi Ustadz Fadlan Fahamsyah, aku kangen mbek ustadze. Iling gak mbiyen waktu dauroh pemuda awal, waktu ustadz Fadlan ngasih materi tentang profil idaman ? haha"

Aku ketawa, bibirku bercerita kenangan itu, tapi dalam otakku aku tercengang, hingga tercetuslah kata,

"Kene teko dauroh pemuda mbiyen kelas X riw, kelas X awal awal"  - Aku

Kami diem....
....
....

Aku berfikir, secepat itu kah dua tahun ? sekelibas itu kah ? Aku seakan terhisap masuk pada kenangan itu, bersama orang orang yang kini telah ke luar kota, Mas Fahmy, dan masih ada dari putra putra SMAN 2 Surabaya.

secepat itu kah berlalu ?

Aku dan Riw setuju satu hal,

"Waktu gak kerasa tiba tiba udah kelas 3"

Mungkin Yan, Lu, kalian masih inget kita keliling WTC untuk beli HP untuk hadiah Aladin yang diketuai Riw ? Sampai kita ditawari hape dengan isi bokep ?

Rek, gak keroso wis tuwek.
Mbaringene vakum rek.

Tapi aku yakin, Lu, Yan, Riw, bukan orang orang yang mudah vakum.
Gak cuma mereka, yang lain gak akan mudah vakum.

Melihat orang orang tua ini masih gak mau vakum untuk berjuang di medan Smala ini,
aku teringat akan adek adekku,

sambil berharap, aku mau berkata,

"Dek, mas masmu dek, meh ben dino mikiri awakmu, mikiri uripmu nang smala, mikiri jalannya Islam ndek smala, awakmu gak popo gak sakno aku, tapi deloken mas mas liyane yo... Sadar gak sadar, gegere mas masmu wis agak legrek ngatur iki, ewangono yo..."

Berharap,
muncul di sana yang punya semangat semangat Lu, Riw, Yan, Prim, Ste, Kik, Yud, Prob, Fin, Wis, gak bisa disebutin semua.

Berharap,
mata yang aku lihat penuh kasih terhadap adek adek yang baru ini ada pada kalian adek adek kelas XI sekarang,

Berharap,
Kalian lengkapi kekurangan mas masmu,

Berharap,
Kalian menemui titik kedewasaan setelah membaca tulisan ini.

Kamis, 12 Juli 2012

Laa Tay-`asuu

Melanjuti dari post "Kepikiran di Sepeda Motor", aku bercerita kalau aku tiba tiba terpikir tentang firman Allah yang berbunyi "Laa tay-`asuu".

لَا تَيْأَسُو

Yang pertama harus diteliti adalah apakah "tay-`asuu" di sana ? Apakah dia itu isim, atau fi'il ? kalau dia isim dia termasuk isim apa ? kalau dia fi'il dia termasuk fi'il apa ?

oh tay-`asuu itu fi'il madhi. karena di tashrif fi'il madhi itu dalam bentuk jama' untuk orang ke-3 selalu diakhiri dengan wawu.

Aha, analisis yang bagus, tapi sayangnya kurang tepat, karena penggunaan "laa" itu tidak diterapkan pada fi'il madhi, "laa" diterapkan pada fiil mudhori'.

hmm... begitu, berarti tay-`asuu adalah fi'il mudhori', saya sepakat. Tapi ada masalah lagi, "laa" bisa jadi digunakan dalam dua tempat, antara melarang dan memberi kabar akan tidaknya sesuatu. Termasuk "laa" yang manakah itu ?

menarik. Menurutmu ?

Bisa jadi itu termasuk "laa" yang memberi kabar akan tidaknya sesuatu, seperti dalam surat al-Ghosiyah ada ayat yang berbunyi, " Laa yusminuu wa laa yughniy min juu' "

Analisis yang bagus, sayangnya anda salah membaca ayat, seharusnya dibaca "Laa yusminu" tanpa ada tambahan huruf wawu setelah huruf nun, sehingga tidak dibaca panjang.

Dan memang di ayat itu memberitakan sifat salah satu makanan di neraka, yaitu makanan di neraka itu "laa yusminu" tidak menggemukkan dan "wa laa yughniy min juu' " dan tidak mengenyangkan rasa lapar.

Begitu.

Sehingga ?

"Laa" di "Laa tay-`asuu" itu adalah "laa" pelarangan. Karena ini sangat relevan dengan bentuk kata "tay-`asuu".

Dimananya relevan ?

kata "tay-`asuu" sebenarnya adalah bentuk majzum dari "tay-`asuuna" yaitu bentuk jama' untuk orang kedua dari kata kerja "yay-`asu".

Lantas kenapa menjadi tay-`asuu ?

karena memang "Laa" untuk pelarangan membuat i'rob fi'il mudhori' menjadi majzum, dan majzumnya fi'il mudhori' yang ketika ditashrif di belakangnya ada nun, maka nun-nya dihilangkan, sehingga "tay-`asuuna" ketika ditambahi "laa" pelarangan.

Maka berubah menjadi "Laa Tay-`asuu".

Oooh i see, jadi apa artinya ?

yasi`a - yay`asu - ya`san

artinya adalah putus asa, atau putus harapan. Sehingga arti kata "Laa Tay-asuu" adalah "Janganlah kalian putus asa". 

paham paham, haha. by the way, ayat aslinya apa ?

Di surat Yusuf ayat 87 :

يَا بَنِيَّ اذْهَبُواْ فَتَحَسَّسُواْ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلاَ تَيْأَسُواْ مِن رَّوْحِ اللّهِ إِنَّهُ لاَ يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ       


Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu  berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang  kafir

Itulah bunyi ayat yang ada di dalamnya ada kalimat "Laa tay-`asuu" yang bercerita tentang Nabi Ya'qub yang memerintahkan anaknya untuk mencari berita tentang Nabi Yusuf, untuk memotivasi, tidak lupalah Nabi Ya'qub untuk memerintahkan para pencari untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah, "Laa tay-`asuu min rawhillah"

Semoga bermanfaat.
dan dapat dipahami. haha.

Kepikiran di Sepeda Motor

"Bas, si anu suruh aku bilang ke kamu kalau kamu gak boleh les di FN" - seorang kawan satu kelas

Oke, satu hal yang aku paling tidak suka adalah ketika aku ingin memasuki sebuah lingkungan baru, di sana ternyata ada seseorang yang tidak menyukai keberadaanku di sana. Reaksiku biasanya, adalah tidak memasuki lingkungan itu kecuali kalau benar benar kepepet / terpaksa. Percuma toh, aku gak nyaman kalau ada seseorang yang gak suka keberadaanku, dan dia juga gak nyaman karena aku ada di sana.

mungkin lebih baik aku yang ngalah... mungkin. Semoga aja masih ada kelas yang pas.


Oke, hari ini HP-ku masuk ke air, disyukuri saja. haha.

Oke, tadi waktu aku motoran sebenarnya aku kepikiran dengan sebuah perkataan, termasuk firman Allah yaitu "wa laa tay-`asuu" dan kemudian mengidentifikasinya dengan hal hal yang selama ini aku pelajari.

mungkin nanti akan aku bahas.... mungkin. Semoga aja masih ada waktu yang pas.


Hanya saja, secara langsung ketidak-nyamanan itu aku persepsikan sebagai suatu kebencian. Entahlah, dan aku juga tidak suka dibenci. Tapi bila memang sudah benci....

aku bisa apa ?


mungkin ketika nanti aku benar benar mengalah... mungkin di sana ada yang riang bergembira... mungkin. Toh di sana ada yang ia impikan berada dalam satu lingkungan di sana... pasti ia akan lebih begembira.


kuatlah ya aku, sesuai kataku sendiri kan, untuk menerangi semesta membutuhkan pengorbanan. Mungkin untuk kali ini, hatiku harus tersayat dulu... mungkin, tersayat dulu untuk menimbulkan senyuman bahagia, ya, meskipun kebahagiaan itu ada di hati seseorang yang membenciku.

Rabu, 11 Juli 2012

Indonesia Belum Bisa Produksi Peniti

"Indonesia belum bisa produksi peniti, peniti semua di Indonesia ini hasil impor" - Aku, mendapat informasi dari seorang mahasiswa teknik material dan metalurgi ITS

Menarik ya, ketika hal sesimpel itu Indonesia masih mengimpor dari luar negeri, meskipun jika kita beli peniti seharga seribu rupiah mendapatkan cukup banyak, bayangkan ketika ada pabrik peniti sendiri di Indonesia, betapa banyak peniti yang bisa didapat dengan seribu rupiah ?

Senin, 09 Juli 2012

Baut Harapan Indah Bernama "Laki Laki Mandiri"

Minggu, 8 Juli 2012
Bangun bangun masih nyantai, hingga tiba tiba mama masuk ke kamar

"Dek, itu bajumu yang kotor masukin ke mesin cuci, terus ini laptop dibersihin dulu ditaruh kasur, trus kabel ini disingkirin dulu" - mama

Ya langsung aja aku bawa baju kotorku ke mesin cuci, karena kamarku di atas, aku ya kebawah buat naruh ke mesin cuci, dan well.... hnngg....

Kondisi di bawah sangat mess, tepatnya di tempat cuci cuci piring sih, ada dandang besar untuk ngerebus iga sapi yang masih kotor, sangat penuh dan sesak, dan disitu ada papa lagi benerin keran air.

Aku pun mencoba melangkah menuju ke kamar mandi untuk menaruh pakaian kotor, sangking penuhnya ruangan cuci cuci, aku sampai gak bisa melangkahkan kakiku, hingga akhirnya aku terpaksa menginjak sebuah wadah untuk pijakan, jadinya malah hampir jatuh --a.

Setelah menaruh pakaian kotorku, aku mencuci kaki karena merasa risih terkena minyak yang ada di wadah itu, terus aku kembali ke atas, untuk menaruh laptop di atas kasur dan kabel kabel di atas lemari. Terus mama menyuruhku untuk mengambil kain pel yang sudah diperas.

Aku kembali lagi ke kamar mandi untuk mengambil pel itu, aku siram dengan air lalu aku peras, ya sederhana gitu aja, mau diapain lagi --a. Terus aku bawa ke atas, ternyata disuruhlah oleh mama ngepel kamar, hoo, kenapa ya ? jarang jarang.

Terus habis itu, aku disuruh suruh ini itu, ini itu, gini gitu. Akhirnya aku disuruh mama makan, alhamdulillah, akhirnya aku ambil nasi, terus cerita ke mama kalau aku makan malam hari sabtu masak sendiri, mama nyeletuk

"ya harus gitu, katanya mau ke Jogja, harus bisa mandiri" - mama

jleb
tiba tiba ada rasa sesek di dada.

Aku mikir, asli mikir,
Merasa belum bisa apa apa soalnya,

Belum bisa benerin genteng, benerin listrik, benerin keran air, benerin ini, benerin itu, cuci ini, cuci itu, masak nasi, masak sop, masak bali, masak jangan bayem, masih banyak yang belum bisa.

Aku sadar, aku masih punya paling tidak setahun untuk menyiapkan diriku untuk bisa mandiri,
Paling tidak supaya di Jogja nanti aku tidak kesusahan hidup sendiri,

lagipula,

"Laki laki mandiri adalah laki laki yang paling bisa romantis dengan orang sekitarnya, khususnya istrinya nanti" - aku

Aku lebih memilih yakin dengan kata kata itu, entah fakta berkata apa,
yang jelas,

Baut Harapan Indah Bernama "Laki Laki Mandiri" kini terpasang di Mesin Penghancur Hati,
Terima kasih mama :)

Metropolis Weekend

"Masuk Kedokteran Minimal Rp 150 Juta" - Headline Metropolis Weekend

Wow.
Aku cuma bisa ketawa pasrah.

Sudah sudah,
HI UGM kan ? Jadi duta kan paling enggak ?

Cocok lho untuk orang orang ENFP menjadi duta, karena memang kelebihan mereka di sana. Pernah sewaktu aku menceritakan pada teman teman waktu hari sabtu kalau aku pingin masuk HI, toh ada juga celotehan yang membuatku tersanjung

"Baskoro pantas wah, de'e lak pinter ngomong" - seorang kawan

haha. aku ketawa saja lah.
Anak ENFP memang rata rata pinter ngomong,

oh ya, juga lebih mudah memotivasi orang lain katanya,
apakah para pembaca termotivasi akan seluruh tulisanku ?
hmm :)

Minggu, 08 Juli 2012

Hating Man

"Maaf. Kamu lalala aku bukan karena kamu benci aku kan ? Cuman mau tanya itu."
- sms seorang kawan

No no no, aku bukan seorang yang mudah membenci sesuatu, i'm not that kind of hating man.
You know, that this life,
So many people with their lives are full of hate, they spread hate consciously or unconsciously.

Dan aku tak mau menjadi seperti mereka,
Sudah banyak kebencian memenuhi dunia ini, membuatnya menjadi sebuah tempat yang menjijikkan,

Oke, aku tak membencimu, dan tak membenci siapapun.
Dalam hal kebencian, aku sama terhadap semua orang yang kukenal, aku tidak membenci mereka sama sekali.

Because I'm not the kind of hating man,
for me, that's not gentle.

*
"halah, kamu kan gak gentle, gak usah bicara tentang gentle bisa gak sih ?" - Orang orang picik, yang jelas bukan seorang kawan yang mengsmsku di atas


Haha, benar juga. Syukurlah aku tidak sepicik orang orang yang berpikir seperti itu,

Karena aku menganggap, jika ada seorang yang buruk, dan dia berbicara tentang kebaikan untuk memang berkata tentang kebaikan, bukan untuk sekedar nggambas atau mempermainkan kebaikan. Maka itu adalah bentuk dari kearifan dalam hatinya yang masih sadar akan kebaikan, dan itu lebih baik daripada tidak berbicara kebaikan sama sekali.

Hanya saja, terkadang orang orang dengan pikiran picik dan sempit tidak menghargai  pembicaraan itu, sehingga mereka tetap picik dan sempit, sedangkan orang yang tidak dihargai ada dua kemungkinan,

jika dia bertahan, dia akan menjadi bertambah arif,
jika dia tidak, keadaannya akan memburuk,

So, hargailah seseorang yang berbicara tentang kebaikan.
Tolong jika engkau melecehkannya, lecehkan dulu pikiran sempitmu.
*

Kesimpulannya,
I don't hate you, And i won't hate you.
Because you are not deserved to be hated, my friend. 

nb:
oh ya, tulisan ini bukan kebohongan, this is how i feel, what i feel inside. Just making a proof that i don't hate you. And some other proves of something that i can't tell. Well, best regards from me. Have a happy preparing time. :)


oh ya, dan satu lagi, tulisan di antara dua tanda * itu untuk siapa saja selain pengirim sms yang paling atas, selain itu, sebenarnya, khusus untuk dia. harap dipahami. terima kasih.

Galau Produktif

Galau Produktif, meski Galau kudu Produktif.

Hari ini di rumah aja, memandangi langit langit kamar yang berukir, sekaligus memainkan remote TV mencari cari tontonan apik untuk diambil inspirasi darinya, tapi toh ndak nemu. Ada sih siaran ulang Indonesian Idol, tapi menurutku that is so far from inspiration's source.

"cek ke lemari dong..." - suara hati

banyak buku. Tapi masih penat untuk membaca buku, masih belum dapet chemistry untuk membaca buku. Meski tidak dapat dipungkiri, buku adalah salah satu mata air dari banyak mata air ilmu. Tapi maaf, aku sedang tidak dalam mood untuk mendatangi mata air itu.

Silakan gurui aku, aku tak butuh pengguruanmu untuk sekarang.

"ada di tas axioo tuh buku laa tansa" - suara hati

Sudah, aku lagi bukan dalam mood membaca buku haha.

"baca baca sms aja.." - suara hati

--a
tidak akan mau.

"lantas mau apa kamu ?" - suara hati

Aha, aku lapar. Belum makan sedari siang. Maukah kamu mengenyahkan rasa malas supaya aku bisa pergi ke dapur untuk memasak telor goreng saja ?

"siap. laksanakan." - suara hati

Segera aku ke dapur untuk menggoreng telor, kutemui di sana satu wajan yang berisi minyak, banyak. Hmmm....

"Pa, siapa habis masak ?" - aku
"Mbak habis masak iga" - papa

Ya sudah, aku langsung aja pindahkan minyak itu ke wadah minyak sisa dan sisakan sedikit untuk menggoreng telor, tapi stop, aku jadikan minyaknya agak banyak untuk memasak telor. Karena aku hendak memasak dua telor sekaligus, dan menurut pengalamanku.

Memasak dua telor sekaligus, paling enak dengan minyak yang agak banyak sedikit, dan dalam keadaan minyak sudah panas.

Oke, aku mengambil dua telor dari kulkas, dan aku mulai mengentukkan sebuah garpu ke kulit telor untuk memcahnya

tuk... tuk... kreek

Dan masuklah putih dan kuning telornya ke mangkuk. Bagaimana telor satunya ?
Sebenarnya, aku berpikir untuk memasukkan hanya putih telornya saja, supaya nanti yang di mangkok aku kocok dulu, aku campur, baru nanti, aku masukkan kuning telor satunya supaya jadi "Telor Dadar Mata Sapi". haha.

Tapi..... Ketika putih telor sudah masuk ke mangkok, aku menaruh kulit telor yang masih ada kuningnya di sana bersandar di sebuah tempat minum. Hanya saja, karena ketidak seimbangan cara meletakkan, jatuhlah kuning telor itu di dapur.

*facepalm*

segeralah aku mengambil lap untuk membersihkan hasil dari tidak terlatih-nya tangan dalam urusan dapur.

Baiklah, minyak sudah mulai panas, berarti sudah layak untuk telor itu dimasukkan ke dalam sana. Yang paling aku sukai tentang memasak telor adalah, suara khas telor yang meletik letik ketika berinteraksi dengan minyak yang panas.

Oh ya, tingkat kesukaanku juga berkaitan dengan kecepatan telor matang, semakin telor cepat matang semakin aku suka, entah kenapa, kecenderungan aneh.

Akhirnya, telornya matang, jadinya telor dadar full, bukan telor dadar mata sapi. Aku ambil piring, aku ambil nasi, aku letakkan telor di sana. Dan oh, aku lupa menekan telor sehingga minyaknya keluar, jadinya ya....

minyaknya itu... annoying di tenggorokan, malah bikin kepala pusing. --a Rasanya sih seperti telor kebanyakan. yah biasa aja lah pokoknya, gak menarik sama sekali. Soalnya minyaknya bikin pusing. --a

oke, intinya aku sudah makan dan kenyang. then what ?

"ceritain aja di blog" - suara hati

Sudah.

"judulnya Galau Produktif" - suara hati

haha, aku meragukanmu.
Apa bisa semua ini disebut seperti itu :p

aku merasa tidak sama sekali,
galau produktif gak seperti ini,
jauh dari ini,

tapi,
bagaimana dengan pembaca,
apakah ini bisa disebut galau produktif ?

Fragment Kecil dengan Tulisan "Abu 'Azzam"

Abu 'Azzam...
Begitu tulisan pada fragmen kecil itu, fragmen yang diberikan oleh seorang kawan,
Ia berikan lewat sebuah tulisan

"Baut mesin penghancur yang hilang. Akan kamu pasang sendiri dengan nyaman tanpa bantuan orang. Kamu bisa. Karena kamu 'azzam. Semangat."

clapclapclapclapclapclapclap

Memori segera menemukan dirinya, tentang kisah kemunculan Abu 'Azzam,
Misteri di baliknya, sesuatu yang tersembunyi di dalamnya,

Kala itu, aku mengenal sebuah sunnah dalam Islam yang dinamakan kun yah, atau nama panggilan,
Aku masih ingat, kala itu...

"Ian, dia Abu Hamzah, terinspirasi dari Hamzah bin Abdul Muththolib yang gagah berani di medan pertempuran" - aku

"Faisal, dia Abu Umar, karena keteguhannya memegang prinsip" - aku

"Aku apa ?" "Bagaimana kalau 'Azzam ?" "Kenapa ?" "Karena kamu kuat. Dan bersemangat."

.........
Itulah Abu 'Azzam .
Dengan harapan pemilik kun yah itu kuat, bersemangat.

Seiring berjalan waktu, aku semakin menghayati kun yah itu,
iya.
Abu 'Azzam, Bapaknya Azzam, Seseorang yang "melahirkan" Azzam, Seseorang yang "melahirkan" kekuatan, Seseorang yang menularkan semangat dan kekuatan itu kepada sekitar.

Sesuai nama asliku,
Baskoro, artinya matahari.
Ia harusnya menyinari, bukan bersembunyi,
Ia harusnya mengobarkan, bukan terpadamkan,
Ia harusnya menghangatkan, bukan membeku,
Ia harusnya penuh harapan, bukan putus asa,

Baskoro, Abu 'Azzam.

Aku ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya, menaruh harapan yang besar dalam nama dan kun yah yang disematkan padaku.

Nenek, Mama, Papa, dan Seorang Kawan yang memberikan kun yah itu.
Terima kasih ya,
Di saat Mesin Penghancur Hati kehilangan baut,

Kalian secara tidak langsung memberikan baut harapan yang kini sudah terpasang,
dan fragmen kecil dengan tulisan "Abu 'Azzam".

Oh ya, aku beritahukan nama baut harapan itu, baut harapan itu tertulis "Menyinari Semesta",
dan fragmen itu, adalah identitas yang akan senantiasa mengeratkan baut harapan itu,

Dan fragmen itu memberikanku bahan bakar,
iya,
selalu,
untuk menyinari semesta,
untuk besok bangkit dan berdiri dalam jajaran sembilan orang luar biasa yang dinamakan KW Samurai,

see me tomorrow.
Baskoro Aris Sansoko.
Abu 'Azzam.

Mesin Penghancur Hati

Mesin Penghancur Hati masih kehilangan beberapa bautnya.
Baut baut harapan indah yang terlepas karena turbulensi yang kuat.

Mesin Penghancur Hati tak bisa membenci hati yang ia hancurkan.
Hanya saja ia tak kuasa menolak jika ia dibenci pemilik hati yang ia hancurkan.

Hanya,
Mesin Penghancur Hati sudah memulai mencari baut baut itu.
Dari segala fragmen fragmen kecil yang ia temukan di seluruh sudut ruang memori.

Mesin Penghancur Hati menemukan fragmen "sabar" dan "tabah" dari seorang kawan,
sebuah fragmen yang jika dipasang terus menerus akan menambahkan fitur "Restore Armour Everytime" pada si Mesin Penghancur Hati,

Mesin Penghancur Hati menemukan fragmen "filosofi korek api" dari sebuah scarf berwarna hijau,
sebuah fragmen yang jika dipasang secara komplit akan menambahkan fitur "Resist Slacking" pada si Mesin Pneghancur Hati,

Dan sekarang Mesin Peghancur Hati masih berfokus pada mencari baut baut harapan indah,
Karena ada bagian dari mesin yang masih lepas lepas tanpa baut,

Ah, pertanyaan bagus,
siapa yang akan memasangkan baut baut itu dengan obeng kenyamanan ?

Kelihatannya aku harus mencarinya,
sedikit terseok tidak apa lah.

yang penting ada.
yang penting terpasang baut baut itu.

Sabtu, 07 Juli 2012

Maaf.

Maaf lho ya, sederhana saja.
Aku mendapatkan baut itu dari draft novel yang aku tulis.

Tentang seorang pemuda yang gini,
dan pemudi yang gitu,

nyasar, ketemu.
lalala.

maaf.

Jumat, 06 Juli 2012

LDR.

LDR, Long Distance Relationship.
Gara gara tweetnya mas ario bimo utomo (@ariomazda), mulailah aku berkicau tentang LDR.

toh, cepat atau lama, aku bakal ngalami LDR,
entah
Jogja - Jakarta,
atau bisa jadi,
Riyadh - Surabaya

lho kok bisa sejauh itu ? iya.
aku mau nduta di sana. ngambil HI UGM.

semoga lancar, sudah direstui. )

Kamis, 05 Juli 2012

Indahkah tawadhu' ?

مَنْ تَرَكَ اللِّبَاسَ تَوَاضُعًا لِلّٰهِ وَ هُوَ يَقْدِرُ عَلَيْهِ ، دَعَاهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلَائِقِ ، حَتَّى يُخَيِّرُ مِنْ أَيِّ حُلَلِ الْإِيْمَانِ شَاءَ يَلْبَسُهَا

Barangsiapa menanggalkan pakaian mewah karena tawadhu' kepada Allah, padahal ia mampu membelinya, Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan seluruh manusia kemudian menyuruhnya memilih sendiri pakaian iman manapun yang ia kehendaki untuk dikenakan

Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wa Sallama
[HR Ahmad, Tirmidzi, Hakim]

_______________________________

Indahnya tawadhu'

Kebiasaan Adzan yang Menjamur.

Adzan adalah suatu ibadah yang seluruh kaum muslim mengakui keutamaannya, bahkan dikatakan oleh Rasulullah Muhammad shalallaahu 'alaihi wa sallam tentang keutamaan adzan :

يَغْفِرُ اللهُ لِلْمُؤَذِّنِ مُنْتَهَى أَذَانِهِ ، وَ يَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَ يَابِسٍ سَمِعَهُ

"Seorang Muadzin diampuni dosanya hingga batas akhir adzannya terdengar, dan seluruh makhluk yang basah dan yang kering yang mendengar adzannya juga akan meminta ampunan baginya." [HR. Ahmad, Shahih]

الْإِمَامُ ضَامِنٌ ، وَ الْمُؤَذِّنُ مُؤْتَمَنٌ ، فَأَرْشَدَ اللهُ الْأَإِمَّةَ ، وَ عَفَا عَنِ الْمُؤَذِّنِيْنَ

"Imam shalat adalah orang yang bertanggung jawab, sedangkan muadzin adalah orang yang dipercaya. Sehingga Allah memberi petunjuk kepada para imam dan memaafkan dosa para muadzin." [HR. Ibnu Hibban. Shahih]

Melihat keutamaan yang membuat jiwa jiwa tergerak untuk melakukannya (siapa sih yang gak mau ampunan ?), tentu para manusia akan berbondong untuk melakukannya, tidak tua tidak pula muda, terutama yang muda, begitu semangatnya beradzan untuk meraih keutamaan itu.

Railah keutamaan itu para pemuda Islam !
Sungguh jika kalian telah mengobarkan semangatmu, tidak ada yang bisa menghalangimu.

Tapi, aku disini hanya mengingatkan. Tentang satu gerakan sederhana sewaktu mengumandangkan adzan, tepatnya, di bagian mengumandangkan Hayya 'alash-shalah dan Hayya 'alal-falah.

Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, dari seorang sahabat nabi yang bernama Abu Juhaifah, bahwasannya dia melihat Bilal mengumandangkan adzan, maka aku pun mengikuti mulutnya ke sana dan ke mari ketika adzan. (dikarenakan Bilal menoleh ke kanan dan ke kiri pada satu bagian ketika adzan.red)

Disempurnakan isi riwayat ini dengan riwayat dari Imam Muslim, dari Waki' dari Sufyan, yaitu dengan lafazh, "Maka aku pun mengikuti mulutnya ke sana dan ke mari, ke kanan dan ke kiri, ketika ia berseru Hayya 'alash-shalah, hayya 'alal falaah"

Iya, memang disunnahkan untuk menolehkan wajah ketika mengumandangkan kalimat Hayya 'alash-shalahhayya 'alal falaah dalam adzan. Dan ini adalah penyempurna keutamaan sehingga bisa diraih kaum muslimin yang mengumandangkan adzan.

Tapi, ada catatan dari Imam an-Nawawi, yang berkata :

"Sahabat sahabat kami mengatakan bahwa maksud menoleh adalah menggerakkan kepala dan leher, tanpa memalingkan bahunya dari kiblat dan kaki masih berada di tempatnya. Inilah makna perkataan penulis: 'Tidak berputar'. Inilah pendapat yang shahih dan masyhur (terkenal.red) yang ditegaskan oleh asy-Syafi'i dan ditetapkan oleh sebagian besar ulama." [al-Majmuu']

Dan seorang tabi'in yaitu Imam al-Auza'i berkata tentang hal ini:

"(Muadzin) menghadap kiblat ketika berucap Hayya 'alash-shalah. Boleh juga jika ia mau ia berputar ke kanan dan berucap Hayya 'alash-shalah dua kali, kemudian berputar ke sebelah kirinya seperti itu juga."

dalam artian, mengucapkan dua kali sembari menoleh kanan Hayya 'alash-shalah, kemudian menoleh kiri sembari mengucapkan hayya 'alal falaah dua kali.

Begitulah catatan dariku untuk para pemuda yang semangat berkumandang adzan,
semoga semangat berkumandang itu terus mengalir dalam jantung hatimu,
membuat iman tertanam di dalamnya,
sebagai sumber kekuatan memegang islam,
menegakkannya di atas bumi ini,
memakmurkannya di rumah rumah,
dan sebagai agen perbaikan untuk alam semesta.

Wallaahua'lam.
Zaadakallaahu 'ilman naafi'an.

Rabu, 04 Juli 2012

Well, I'm A Champion, ENFP Person.

Like the other Idealists, Champions are rather rare, say three or four percent of the population, but even more than the others they consider intense emotional experiences as being vital to a full life. Champions have a wide range and variety of emotions, and a great passion for novelty. They see life as an exciting drama, pregnant with possibilities for both good and evil, and they want to experience all the meaningful events and fascinating people in the world. The most outgoing of the Idealists, Champions often can't wait to tell others of their extraordinary experiences. Champions can be tireless in talking with others, like fountains that bubble and splash, spilling over their own words to get it all out. And usually this is not simple storytelling; Champions often speak (or write) in the hope of revealing some truth about human experience, or of motivating others with their powerful convictions. Their strong drive to speak out on issues and events, along with their boundless enthusiasm and natural talent with language, makes them the most vivacious and inspiring of all the types.



Fiercely individualistic, Champions strive toward a kind of personal authenticity, and this intention always to be themselves is usually quite attractive to others. At the same time, Champions have outstanding intuitive powers and can tell what is going on inside of others, reading hidden emotions and giving special significance to words or actions. In fact, Champions are constantly scanning the social environment, and no intriguing character or silent motive is likely to escape their attention. Far more than the other Idealists, Champions are keen and probing observers of the people around them, and are capable of intense concentration on another individual. Their attention is rarely passive or casual. On the contrary, Champions tend to be extra sensitive and alert, always ready for emergencies, always on the lookout for what's possible.

Champions are good with people and usually have a wide range of personal relationships. They are warm and full of energy with their friends. They are likable and at ease with colleagues, and handle their employees or students with great skill. They are good in public and on the telephone, and are so spontaneous and dramatic that others love to be in their company. Champions are positive, exuberant people, and often their confidence in the goodness of life and of human nature makes good things happen.

_______________________

and, this is me. I feel it. And it is completely true. ._.
test it yourself at http://kepribadianku.com/index.php

Jumat, 29 Juni 2012

Imajinasi. (2)

taktakttatkaktaktaktak.... Bunyi tut tut keyboard yang ditekan dalam waktu yang cepat, sambil sesekali aku berpikir tentang rangkaian huruf huruf itu, tidak hanya itu tapi lebih dalam, bagaimana cara supaya rangkaian kalimat itu menjadi hal yang mudah dipahami bahkan oleh orang yang tidak pernah membaca buku buku berat sekaligus.

sesekali aku bingung, kemudian menoleh ke tumpukan di sebelah kananku, tumpukan tinggi yang isinya tak lain hanyalah kamus dan kamus, dari Lisanul Arab, an-Nihayah fii Ghariibil Hadiits, sampai yang sederhana bernama al-Munawwir, berbagai kitab nahwu yang isinya perkatan Sibawaih, Ibnu Malik, Alfiyyah Ibnu Malik, dan sampai yang dasar Arobiyya Baina Yadaik. Aku waktu itu menemukan kosakata, kosakata asing di kitab seorang ulama besar itu.

Segera aku ubek ubek tumpukan itu, mencari makna dan menghubungkannya dengan makna yang tepat dengan istilah yang ada di zaman kini, dan mengoneksikan dengan konsep nahwu dan shorof yang aku dapatkan, serta memahami kedudukan kata itu di kalimat itu, menempatkan dalam artian yang pas. seperti bermain puzzle, hanya saja ini puzzle yang berkaitan dengan rantai ilmu yang panjang dan abadi.

dan di sebelah tumpukan kiriku, ribuan lembaran kertas yang berisi huruf huruf arab yang banyak itu menunggu untuk diterjemahkan. Dari kitab sederhana seperti Qurratu Uyun, sampai yang sangat kompleks seperti al-Mughniy, dan kitab kitab kontemporer para ulama dan da'i sunnah. Tumpukan itu setinggi satu setengah meter. Gila ? Ya ! ini kegilaan ! Tapi ketika cinta ? lewatlah sudah.

Masih mengetik dengan cepat dan tepat, aku mulai melihat jam. Sudah waktunya, jam menunjukkan pukul 19.30, sudah waktunya untuk pergi, aku save dulu filenya, dan aku memakai jaket hitamku yang telah kusiapkan.

Aku mau berangkat mengajar, mengajar apapun yang bisa aku ajarkan,
Ilal-liqa'.

brem... brem.... suara sepeda motor pergi

Kamis, 28 Juni 2012

Hulk. (2)

Aku bukanlah seorang pemarah yang meledak ledak, menurutku itu hanya buang buang energi. Terus gimana supaya marahku gak meledak ledak ? Kalau aku, aku dari dulu selalu bottle it up, aku tutup aja.

Lho, apa nanti gak malah meledak ledak kalau maksimum ?
Apa gak mending dilampiaskan dengan cara sesuatu atau apa ?


haha. Ada tulisan menarik tentang itu. See below.

There is a very common myth about psychology in which people believe they will alleviate their anger by “letting it out”. This is such a popular concept that many therapies have grown up around it – things like punchbags, squeeze balls, etc. In fact, the opposite is found to be true. When a person expresses their anger regularly, it becomes habit forming. While there may appear to be a temporary relief from the anger when you smash a plate against the wall, ultimately your fits of anger will become an addiction and you will begin to seek out more reasons to become angry – in order to achieve that nice feeling. So ultimate, the best thing to do: bottle it up!

Rabu, 27 Juni 2012

Puisi pertama di draf novelku...

Aku tahu di balik puisi ini ada kisah tersendiri, kisah yang hanya kita yang tahu, tentang imajinasi, semuanya tentang imajinasi yang indah,


Angin pun berhembus menerpaku, Lentera keorenan yang terlihat,
Pertanda Sang Surya akan menuju tempat persembunyiannya, sembari sabar dalam siklus abadi,
Pasir pasir pantai yang menempel di telapakku, hingga kini masih terasa menggelitik,
Menggelitik semuanya termasuk bagian kecil yang mudah tersentil ini, kata orang namanya hati,
Kala itu, Pantai Kenjeran, dalam waktu waktu rapuhku, kali kedua kita bertemu,
Masih ingatkah kamu ? :)

Oh ya tentang itu, masih ingatkah kamu ?

Tidak Sesimpel Itu...

Pernah kamu mendapati dipinjami seseorang game komputer yang bener bener membuatmu suka memainkannya ? Bagiku, game itu Assassin's Creed, atau gak Modern Warfare.

Terus tiba tiba, temanmu meminta game itu kembali selagi kamu belum sempat mengcopy installernya ke komputermu.

Bisakah kau relakan ?

Tidak sesimpel itu..

#kode

Selasa, 26 Juni 2012

Sebenarnya....

Sebenarnya korek api yang menginspirasiku malam itu, memberikan pelajaran tersendiri dari api yang menyala dalam kegelapan pekat yang membuat imajinasi berkelakar liar berandai adakah sosok dalam kegelapan. Ketika itu mungkin aku seperti orang gila, ataulah paling tidak orang kurang kerjaan.

Wajar saja, ketika aku diselimuti kegelapan dan teman teman yang serasa kabur olehku, memegang sekotak korek api penuh dengan kayu kayu kecil dengan pentolan merah itu. Aku mengeluarkan satu batang kayu itu, dan aku gesekkan perlahan, seakan akan semua di sekitarku hanya awut awutan yang tidak jelas, aku sangat terfokus dengan aktivitasku kala itu.

tsk... tsk... tsk.... woossshhh !

api kecil itu menyala, kecil sekali, tapi masih ada, berusaha mempertahankan eksistensinya di antara angin angin yang berusaha mematikannya, melenyapkannya, dan menyatukannya dengan kegelapan. Oh dia masih bisa bertahan, dengan memakan partikel partikel kayu kecil itu, dan mengubahnya menjadi arang yang kehitaman, melegam.

hingga tidak sampai setengah kayu itu, api itu hilang, lenyap, yang tersisa hanya asap yang berbau sedemikian rupa yang khas dan membuatku ketagihan. Aku masih memandangi batang kayu itu, berfikir, mengambil pelajaran dari peristiwa sederhana itu.

Hingga, aku nyeletuk, melihat orang yang ada di depan dan kananku,

"kamu tahu apa filosofi korek api..."
*mereka memandangiku*
"untuk menerangi semesta, kalian harus mengorbankan beberapa unsur dari diri kalian"

"tapi nanti kan apinya mati ?"


"iya, itu berarti sudah waktunya kita mati"
*masih memandangi"
"kecuali kalau kamu menaruh api itu ke lampu minyak, cahayamu akan tetap disana, abadi."

"masuk, haha."


"dan itu yang dimaksud ilmu yang bermanfaat.. *melangkah pergi"
*tercengang* *lalu kembali pada kegiatan yang dijadwalkan*

Jumat, 22 Juni 2012

Perjalanan Seorang Penuntut Ilmu


Bismillaahirrohmaanirrohiim……..
Cerita ini saya (penulis) tulis adalah untuk memberikan ibroh kepada kita semua khususnya saya sendiri bahwa penderitaan dan kesusahahpayahan kita dalam menempuh jalan yang haq ini tidaklah seberapa, bahkan jika kita bandingkan dengan para salafushalih.
Cerita yang saya ambil ini adalah kisah manusia di masa ini, dimana sangat langka dan sulit ditemui orang-orang yang memiliki ghiroh yang sama sepertinya dalam tholabul ‘ilm. Saya menuliskan cerita ini adalah berdasarkan sebuah kisah nyata, dimana kisah tersebut saya dengar sendiri oleh salah satu sumber (akhowat) terpercaya yang mengetahui kisah tersebut…wallahua’lam. Semoga kisah ini dapat memotivasi dan menginspirasi kita untuk lebih dapat bersemangat dalam menuntut ilmu syar’ie…Baarokallohufiikum……

Di suatu daerah terpencil, terdapat sepasang suami istri yang sangat zuhud….mereka belum dikaruniai seorang putra karena masih dikategorikan pengantin yang masih baru. Perlu diketahui sang suami adalah seorang yang sangat rajin menuntut ilmu, ia adalah seseorang yang memiliki semangat yang sangat luar biasa untuk memperoleh ilmu. Bahkan dahulu ketika ia ingin menikah, ia tidak mempunyai sepeser uang yang cukup untuk meminang seorang akhowat, dan akhirnya ia menghadap kepada salah seorang ustadz di ma’had yang saat itu ia belajar di sana hanya untuk meminta nasihat bagaimana ia dapat menikah. Ia sangat sadar bahwa dirinya tak tampan, dan tidak mapan dalam pekerjaan karena hampir masa mudanya dihabiskan di ma’had. Sang ustadz pun menghargai tekadnya dan pada akhirnya membiayai pernikahan lelaki tersebut.
Sang suami di masa mudanya adalah salah seorang murid yang diakui kepandaiannya di ma’hadnya. Beberapa rekan dan ustadz memujinya dalam hal keilmuannya. Suatu hari sang suami berniat ingin mendatangi suatu dauroh di luar kota. Karena ia belum memiliki pekerjaan yang tetap (masih serabutan-red-) maka ia dan istrinya memikirkan bagaimana caranya agar sang suami dapat pergi untuk mendatangi dauroh tersebut walau ekonomi mereka sangat pas-pasan. Jarak yang harus ditempuh sangatlah jauh, sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sedangkan penghasilan mereka untuk makan sehari-hari saja masih belum cukup. Sang suami bukanlah seorang yang malas dalam mencari nafkah, namun qadarallah….Allah telah menetapkan rezekinya hanya sedemikian. Walau demikian ia tetap bersemangat dalam menjalani hidupnya.
Suatu hari istrinya yang walhamdulillah sangat qona’ah dan juga zuhud, berinisiatif membongkar tabungan yang beberapa bulan ia kumpulkan di kotak penyimpanannya. Qaddarallah…..uang yang terkumpul hanya Rp 10.000,-. Bayangkan wahai pembaca,,,,bahkan mata ini ingin menangis ketika saya mengetik kisah ini….Dalam sehari kita bisa memegang uang puluhan ribu, ratusan ribu, bahkan mungkin hingga ada yang mencapai nominal jutaan…Dengan keistiqomahan dan kezuhudan sang istri tidak pernah mengeluh untuk mengumpulkan 100 perak (Rp 100,-) setiap keuntungan yang diperoleh suaminya yang tidak setiap hari ia dapatkan…..
Sang istri segera mengumpulkan uang tersebut dan berinisiatif untuk membuatkan bekal arem-arem (bahasa jawa), yaitu sejenis nasi kepal yang dibungkus daun pisang untuk bekal perjalanan suaminya. Hanya itu yang dapat sang istri berikan kepada suaminya sebagai wujud cinta dan kasih sayangnya….
Sang suami pun kemudian berangkat dengan membawa bekal dan do’a dari istrinya untuk menuntut ilmu….Ia pergi dengan berjalan kaki…..yah!! hanya berjalan kaki untuk menepuh jarak puluhan kilometer!!! (wallahua’lam) Karena ia tak membawa uang sepeserpun untuk bepergian…hanya beberapa buah arem-arem dan pakaian yang melekat di badannya yang ia bawa ke luar kota… Subhanallooh…..
Perjalanan ia tempuh 3 hari 3 malam dengan kedua kakinya tanpa kendaraan satupun….Akhirnya ia pun sampai di tempat dauroh dilaksanakan, hanya dengan berjalan kaki dan berteduh di tempat seadanya selama perjalanan…..
Dauroh akhirnya dimulai…selama dauroh ia sangat antusias untuk mengambil ilmu yang diterimanya, ia mengambil shaf paling depan dan dekat dengan ustadz pemateri. Namun beberapa saat kemudian ia mendapat teguran oleh seseorang di sampingnya karena setiap beberapa menit ia selalu meluruskan kakinya ketika materi berlangsung…hal itu tidak ia lakukan sekali-dua kali….namun hingga beberapa kali…hingga akhirnya orang disampingnya pun menegurnya karena menganggapnya tidak sopan….Hal itu ia lakukan karena kakinya terasa pegal selama 3 hari 3 malam berjalan kaki….Masyaa Alloh..
Saat istirahat pun tiba…ia berkumpul dengan ikhwan-ikhwan lain di dapur untuk membantu berbenah….ia pun akhirnya menceritakan kisah 3 hari 3 malamnya itu kepada salah seorang ikhwan di tempat tersebut..dan seketika membuat tercengang orang-orang yang mendengarnya…..Akhirnya cerita itu sampai ke telinga ustadz pemateri dauroh…Ustadz pun tercengang dengan kisah itu….dan akhirnya ustadz beserta ikhwan-ikhwan mengumpulkan dana sukarela untuk memberikan sumbangan kepadanya…dan terkumpulah uamg Rp 300.000,- sebagai dana bantuan untuk kepulangannya….
Subhanalloh…sebuah kisah yang mungkin sempat kita ragukan kebenarannya, tapi Insya Alloh ini kisah nyata…..Semoga kita dapat mengambil ibroh dari kisah ini….terakhir mari kita simak hadist berikut ini….
“Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu agama, pasti Allah membuat mudah baginya jalan menuju surga” (HR Muslim)
Yahya bin Abi Katsir rahimahullahu ta’ala berkata, “Ilmu tidak akan diperoleh dengan tubuh yang dimanjakan (dengan santai/tidak bersungguh-sungguh).”(Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abdil Barr dalam Jaami’ Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlihi I/385, no. 554)
Semoga cerita ini dapat menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua terkhususnya saya sebagai penulis…..Wallahua’lam bishowab….
_________________________________________________

aku malu membacanya.
malu sekali.
dinukil dari http://abul-jauzaa.blogspot.com/2012/02/perjalanan-seorang-penuntut-ilmu-yang.html



Ya Allah, aku yang berkecukupan ini tidak ada apa apanya dibanding seorang ini.
10.000 ya Allah, bekalnya cuma makanan kecil, dan jalan kaki ke luar kota ?



Dan disini, aku, dan banyak teman temanku,
hanya PANDAI BERBICARA , PANDAI MENULIS tapi PANDIR BERAMAL.
malu.
MALU.

Laptopku dan Modem Wifiku.

Terinspirasi dari tweetnya @abuazm :


Aku ingin menjelaskan tentang bagaimana hubungan laptop dan modem wifiku.

Yang harus kamu ketahui, laptopku mempunyai penyakit, aku tidak tahu penyakit itu sudah ada sejak kapan, kira kira 4 bulan lalu, dimana dia tidak bisa mengenali benda benda elektronik lain kecuali sedikit, dia tidak bisa mengenali flashdisk, card reader, kabel LAN, dan segala hal yang berbentuk USB lainnya :(

tapi syukurlah, penyakitnya tidak terlalu parah, dia masih bisa mengenali Memory Card, CD-R, CD-RW, DVD-R dan sebangsanya.

Hingga, ada sebuah romansa antara laptopku yang sakit ini dan modem wifiku.

Laptopku, pernah dulu mengenal seseorang bernama Mini Router AC30 UI, bahkan dia sempat memasukkannya, menginstallnya, sebagai sahabat terbaiknya yang berkumpul di folder Program Files.

Hingga, karena penyakit itu, kini laptopku tidak pernah lagi berkontak langsung dengan Mini Router alias modem wifiku itu, kalau aku jadi dia, mungkin aku rindu, dan akan mengirimkan surat cinta padanya, tapi alangkah malangnya dia hanya laptop yang tak bisa merasakan apa apa.

Tetapi, kehadiran Mini Router tetap dirasakan laptopku, madu kenikmatannya tetap dirasakan setiap saat, madu itu biasa kita sebut "sinyal WiFi", iya, laptopku senantiasa merasakannya meskipun kini ia tak mengenal siapa pemberinya.

Hingga suatu ketika, Mini Router atau modem wifiku meraung raung, dia meraung meraung dengan menunjukkan warna merah berkedap kedip yang menandakan tenaganya akan habis, dan dia perlu teman untuk memberikannya energi.

Aku tahu erangannya, aku pun menancapkan USB milik Modem Wifiku itu ke USB slot laptopku, dan luar biasa, kedipan merah itu lenyap berubah menjadi kedipan kuning. Tanda bahwa Modem Wifiku berterima kasih dan senang akan temannya.

Lantas dimana romansanya ?

Laptopku sangat baik, dia memberikan kebaikan kepada orang yang tidak dikenalnya (ya karena penyakit itu), dan modem wifiku, menyadari bahwa dia tidak dikenali oleh teman lamanya lagi, dia tetap tidak berhenti memberikan kebaikan berupa sinyal wifi pada laptopku.

hal ini membuatku ngetweet tentang itu.

Aku ingin bisa memberikan kebaikan pada orang yang tidak aku kenal, atau yang tidak mengenalku. Seperti para pembaca sekalian, dan seluruhnya.

Aku berharap para pembaca bisa mengambil pelajaran juga dari laptop dan modem wifiku.
Well.
Smile. :)

Reblog from Ustadz Abul Jauzaa'.

Membaca post berjudul "Wisuda S3" oleh Ustadz Abul Jauzaa' menarik, aku suka, barangkali, hal ini bisa menjadi pelajaran bagi pembaca. Simak !


Sore itu, setengah tahun yang lalu… Terlepas sudah gelar mahasiswa dari pundakku. Digantikan dengan gelar sarjana sains yang melekat di belakang namaku.
Ah Pena… Seandainya kau rasakan kebahagiaanku ketika itu. Isak haru ibu, ucapan selamat dari dosen dan sahabat. Sore itu, senyum tak lepas dari bibirku.



Ah Pena… Sedikit gamang menyelimutiku ketika itu. Apa yang akan aku lakukan setelah lulus ?
Melanjutkan S2 ? Ah rasanya berat, wahai Pena… Cukup sudah rasanya aku mengejar ilmu dunia. Cukup sudah aku merasakan betapa tidak nyamannya harus bercampur-baur dengan lawan jenis yang bukan mahramku. Cukup sudah kuliah, tugas, dan serentetan praktikum yang menyita waktuku…
Kerja ? Sayang rasanya hijab syar’i ini harus kutanggalkan demi mengejar setumpuk kekayaan. Sayang rasanya bila kulitku ini harus legam karena sering keluar rumah. Sayang rasanya jika wajah ini harus diumbar karena tuntutan pekerjaan. Terlalu sayang, wahai Pena…
Ah Pena… Mungkin menikahlah yang pas untukku saat ini. Kau tahu, wahai Pena, bayang indah pernikahan berkelebat dalam pikiranku. Mungkin untuk ukuran orang sekarang, usiaku terlalu dini untuk menikah. Akan tetapi, aku ingin membuat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bangga karena banyaknya umat beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam kelak. Dan tak lain dan tak bukan, tujuan itu hanya bisa tercapai jika aku menikah dan mempunyai keturunan yang shalih dan shalihah. Keturunan yang akan menambah bobot bumi dengan kalimat tauhid. Sungguh indah kan, Pena?
Akhirnya, belum genap tiga bulan dari hari pendadaran skripsiku, akupun menjalani wisuda S3. Lho? Iya, wisuda menjadi S3 (estri/istri). Aku dipersunting oleh seorang pria tampan dan baik hati yang kini nomor handphone-nya kusimpan dalam phonebook-ku, dan kunamai ia dengan sebutan “zauji”.
[selesai].
Sebuah tulisan menarik yang telah saya baca berulang kali……
Dikutip dari sini.
 __________________________________________________________

http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/10/wisuda-s3.html

Salaman setelah shalat..


Imam Ibnu Hajar Al-Haitami berkata :

إنها بدعة مكروهة لا أصل لها فى الشرع وإنه ينبه فاعلها أولا ويعزر ثانيا

“(Perbuatan seperti itu – yaitu berjabat tangan setelah shalat) termasuk perbuatan bid’ah yang dibenci. Tidak ada asal-usulnya dalam agama ini. Dan wajib bagi setiap orang yang melakukannya untuk diperingati dalam kali yang pertama dan dihukum ta’zir pada kali yang kedua” 

[lihat Hasyiyah Ibnu ‘Abidin 6/381].

_______________________________________________

Siapa Ibnu Hajar Al-Haitami ?
Ulama Madzhab Syafi'i.

Apa pengakuan masyarakat Indonesia ?
Pengikut Madzhab Syafi'i.

Kok kontradiktif ?


cek disini untuk keterangan lengkap 
http://abul-jauzaa.blogspot.com/2008/08/berjabat-tangan-seusai-shalat.html