Minggu, 14 Oktober 2012

Journey, with New Spirit from Islam!

Journey, with New Spirit from Islam!

            Journey, perjalanan itu panjang, ia harus menghadapi berbagai dinamika, entah ia sebagai jurang yang dalam atau gunung yang tinggi, atau sebagai lautan yang luas atau padang pasir yang tak terpandang ujungnya. Menjadi kodrat manusia untuk selalu berada di atas sebuah jalan, entah jalan itu berpasir putih, atau berlantai permata, ataulah ia berada di atas jalan yang penuh duri, atau berada di atas jalan yang dipenuhi buah-buahan yang lezat. Dan seorang manusia dalam hidupnya, akan berada di jalan yang berbeda-beda, terkadang ia tak sengaja, terkadang pula atas kemauannya. Anggaplah jalan itu ada seribu cabang, dan pada masing-masing cabang ada seribu cabang yang bercabang seribu, pada akhirnya ia akan kembali pada satu muara, dan muara itu memiliki dua cabang yang buntu, yang satu mengarah ke surga dan yang lain mengarah ke neraka.
            Sayang sekali, pada muara itu, kita tidak bisa memilih jalan kita, pada momen itu akan diteliti jalan apa saja yang kita lewati, hal-hal apa saja yang kita ambil selama perjalanan kita. Seluruh data  yang baik akan ditaruh di satu anak timbangan, dan seluruh data yang buruk akan ditaruh di anak timbangan lain.

فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ ، فَهُوَ فِى عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ ، وَأَمَّا مَن خَفَّتْ مَوَازِينُهُ ، فَأُمُّهُ هَاوِيةٌ ، وَمَا أَدْرَىٰكَ مَاهِيَهْ ، نَارٌ حَامِيَةُ
“Dan adapun orang orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam keadaan yang memuaskan, dan adapun orang orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka dia tempat kembalinya adalah Hawiyah, tahukah kamu apa itu Hawiyah ? yaitu api yang sangat panas.” [Surat al-Qori’ah :  6-11]

            New spirit, makna spirit dalam bahasa kita ada dua, yaitu roh dan semangat. New spirit, roh baru, roh yang baru ditiupkan pada janin, yang roh itu sejak awal telah bersaksi bahwa Allah adalah Rabbnya. 

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ بِرَبِّكُمْ قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah
mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keEsaan Tuhan).” [Al-a’raaf : 172]

            Seiring perjalanan kehidupan manusia, terkadang roh itu menjauhi kodratnya, melupakan asalnya, melupakan kesaksiannya. Hingga kelalaian roh –yang tentunya sudah masuk ke jasad, hingga ia menjadi manusia—itu menyebabkan kerusakan yang bermacam-macam, yang paling parah adalah penyekutuan Allah dengan sesuatu, kemudian satu tingkat dibawahnya, dan seterusnya. Apakah hal ini Allah biarkan? Tidak! Allah sendiri berfirman:

أَيَحْسَبُ الْإِنْسٰنُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى

“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” [Al-Qiyamah : 36]

Allah tidak membiarkan manusia begitu saja di bumi ini hidup berada dalam kabut yang pekat dan kegelapan yang membutakan, maka Allah menunjukkan bukti kasih sayangNya pada makhluk-makhluknya, khususnya jin dan manusia, yaitu dengan mengutus para rasul,

إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شٰهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إلَى فِرْعَوْنَ رَسُولًا ، فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنٰهُ أَخْذًا وَبِيْلًا .

“Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir mekah) seorang rasul yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang rasul kepada Fir’aun. Maka Fir’aun mendurhakai rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.” [Al-Muzzammil : 15-16]

Sehingga dengan pengutusan itu, roh yang menjauh dari kodratnya akan kembali. Hingga kerusakan-kerusakan yang timbul perlahan akan hilang, dan lahirlah perbaikan-perbaikan pada roh itu sendiri yang mengakibatkan menderasnya arus perbaikan di dunia ini. 

Mari kita mengganti roh kita. Mengganti roh lama menjadi baru bukan melenyapkan roh yang telah bersemayam pada jasad kita, melainkan memperbaiki roh yang telah menyimpang hingga ia kembali pada kodratnya, so let’s have the new spirit!

Minggu, 07 Oktober 2012

Aku Tak Percaya.

Bagaikan pesona daratan
Membius, seperti dicekokkan ribuan LSD ke mulutku
Hingga semua berwarna-warni
Aku lihat gajah ia seperti singa
Dan kenapa burung unta punya ekor seperti kuda
Apalagi tikus itu, ia berdiri gagah dengan perawakan gorila

Aku sudah gilakah ?

                                                                   Aku mampir kesini
      Lalu kesana
                                                 kemana ?
           aku bahkan tak tahu
                                                                  langkahku
                                pijakku
                                                             hadirku
               hembusanku
                                           auraku
                                                               hadir dimana
                      Aku
                                       sudah gilakah ?

Seluruh restorasi kebingungan
Adalah pemotongan penyebab kebingungan
Apa penyebab kebingungan ?
Pikirkannya buatku kebingungan
Semakin larut dalam kebingungan
Mau keluar sih, tapi kebingungan
Di dalam terus tambah kebingungan
Aku harus kemana ? Aku kebingungan
Waras atau tidaknya aku saja, aku kebingungan,

jadi, inti semua puisi ini apa sih ?
Aku juga kebingungan.