Journey,
with New Spirit from Islam!
Journey,
perjalanan itu panjang, ia harus menghadapi berbagai dinamika, entah ia sebagai
jurang yang dalam atau gunung yang tinggi, atau sebagai lautan yang luas atau
padang pasir yang tak terpandang ujungnya. Menjadi kodrat manusia untuk selalu
berada di atas sebuah jalan, entah jalan itu berpasir putih, atau berlantai
permata, ataulah ia berada di atas jalan yang penuh duri, atau berada di atas
jalan yang dipenuhi buah-buahan yang lezat. Dan seorang manusia dalam hidupnya,
akan berada di jalan yang berbeda-beda, terkadang ia tak sengaja, terkadang
pula atas kemauannya. Anggaplah jalan itu ada seribu cabang, dan pada
masing-masing cabang ada seribu cabang yang bercabang seribu, pada akhirnya ia
akan kembali pada satu muara, dan muara itu memiliki dua cabang yang buntu,
yang satu mengarah ke surga dan yang lain mengarah ke neraka.
Sayang sekali, pada muara itu, kita
tidak bisa memilih jalan kita, pada momen itu akan diteliti jalan apa saja yang
kita lewati, hal-hal apa saja yang kita ambil selama perjalanan kita. Seluruh
data yang baik akan ditaruh di satu anak
timbangan, dan seluruh data yang buruk akan ditaruh di anak timbangan lain.
فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ ، فَهُوَ
فِى عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ ، وَأَمَّا مَن خَفَّتْ مَوَازِينُهُ ، فَأُمُّهُ هَاوِيةٌ
، وَمَا أَدْرَىٰكَ مَاهِيَهْ ، نَارٌ حَامِيَةُ
“Dan
adapun orang orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam
keadaan yang memuaskan, dan adapun orang orang yang ringan timbangan
(kebaikan)nya, maka dia tempat kembalinya adalah Hawiyah, tahukah kamu apa itu
Hawiyah ? yaitu api yang sangat panas.” [Surat al-Qori’ah : 6-11]
New
spirit, makna spirit dalam bahasa
kita ada dua, yaitu roh dan semangat. New spirit, roh baru, roh yang baru
ditiupkan pada janin, yang roh itu sejak awal telah bersaksi bahwa Allah adalah
Rabbnya.
وَإِذْ
أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتَ بِرَبِّكُمْ
قَالُواْ بَلَى شَهِدْنَا أَن تَقُولُواْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ
هَذَا غَافِلِينَ
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keEsaan Tuhan).” [Al-a’raaf : 172]
Seiring perjalanan kehidupan
manusia, terkadang roh itu menjauhi kodratnya, melupakan asalnya, melupakan
kesaksiannya. Hingga kelalaian roh –yang tentunya sudah masuk ke jasad, hingga
ia menjadi manusia—itu menyebabkan kerusakan yang bermacam-macam, yang paling
parah adalah penyekutuan Allah dengan sesuatu, kemudian satu tingkat
dibawahnya, dan seterusnya. Apakah hal ini Allah biarkan? Tidak! Allah sendiri
berfirman:
أَيَحْسَبُ
الْإِنْسٰنُ أَنْ
يُتْرَكَ سُدًى
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” [Al-Qiyamah : 36]
Allah
tidak membiarkan manusia begitu saja di bumi ini hidup berada dalam kabut yang
pekat dan kegelapan yang membutakan, maka Allah menunjukkan bukti kasih
sayangNya pada makhluk-makhluknya, khususnya jin dan manusia, yaitu dengan
mengutus para rasul,
إِنَّا
أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شٰهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إلَى
فِرْعَوْنَ رَسُولًا ، فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنٰهُ أَخْذًا وَبِيْلًا .
“Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir mekah) seorang rasul yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang rasul kepada Fir’aun. Maka Fir’aun mendurhakai rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.” [Al-Muzzammil : 15-16]
Sehingga
dengan pengutusan itu, roh yang menjauh dari kodratnya akan kembali. Hingga
kerusakan-kerusakan yang timbul perlahan akan hilang, dan lahirlah
perbaikan-perbaikan pada roh itu sendiri yang mengakibatkan menderasnya arus
perbaikan di dunia ini.
Mari
kita mengganti roh kita. Mengganti roh lama menjadi baru bukan melenyapkan roh
yang telah bersemayam pada jasad kita, melainkan memperbaiki roh yang telah
menyimpang hingga ia kembali pada kodratnya, so let’s have the new spirit!