Kamis, 04 Juli 2013

Teladan Salaf: Utsman bin Affan, Pembeli Surga Dua Kali

Dzun-Nurain, pemilik dua cahaya. Ruqayyah putri Nabi adalah cahaya pertama pendamping Utsman dalam hubungan cinta yang terbina mulia. Namun ajal mendahului Ruqayyah, pada suatu malam ketika Badar (2H), tersambutlah Ruqayyah oleh malaikat maut. Beberapa tahun sepeninggal Ruqayyah, cahaya kedua pun datang ke dekapan 'Utsman, tak tanggung-tanggung, beliau bernama Ummu Kultsum, adik Ruqayyah, putri Nabi yang mulia. Terjalinlah ikatan suci yang terbina indah, sampai tahun 9H Ummu Kultsum ditemui oleh ajalnya.

Suatu hari Abu Hurairah bertutur tentang 'Utsman bin 'Affan. 'Utsman bin 'Affan membeli surga dari Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallam dua kali. (1)

Madinah, kala tahun hijriyah pertama. Kalangan Muhajirin (2) tiba di dalam kota Nabawi. Haus dan dahaga, yang mereka rasakan. Air, yang mereka sangat butuhkan.

Sampailah berita tentang seorang laki-laki dari Bani Ghiffar. Tentang Rumah (3) yang ia miliki. Tentang Rumah yang ia jadikan ladang penghidupan. Ia hargai satu qirbah (kantong dari kulit) air dari Rumah yang ia miliki dengan ganti satu mud (sekitar 544 gram) makanan.

Rasulullah bertanya kepada laki-laki dari Ghiffar ini, "Sudikah kamu menjualnya dengan ganti satu mata air di Surga?"

Laki-laki ini menjawab, "Wahai Rasulullah, aku tak punya apa-apa lagi selain sumber air ini. Tak pula aku bisa menjualnya seperti permintaan Engkau."

Pembicaraan itu tertangkap oleh 'Utsman bin 'Affan. Tertarik dengan balasan yang ada di sisi Allah. 'Utsman bertanya pada Nabi,

"Akankah aku mendapatkan mata air di Surga seperti yang engkau janjikan kepada laki-laki dari Bani Ghiffar tadi (jika aku membeli dari lelaki Bani Ghiffar itu) ?"

Rasulullah menjawab, "Tentu saja". 'Utsman berkata, "Kalau begitu, biarlah aku yang membelinya dan aku mewakafkannya untuk kaum Muslimin."

'Utsman pun membelinya, tak ragu-ragu, seharga 35.000 dirham. Jika dikonversikan ke Rupiah, maka 35.000 dirham itu senilai Rp2.450.000.000 !

Itulah kali pertama 'Utsman membeli surga dari Rasulullah yang disebutkan Abu Hurairah.

Islam sejak kemunculannya selalu dijadikan sesuatu yang awas nomor wahid oleh Romawi. Tak jarang terjadi peperangan antara Islam dan Romawi baik di jaman Nabi baik setelahnya. Salah satu perang itu adalah Perang Tabuk, atau juga disebut Ghazwatul-'Usrah (Perang Kesulitan) karena berkumpulnya berbagai ragam kesulitan dalam perang ini di pihak kaum Muslimin.

Nabi Muhammad dan para sahabat pun mempersiapkan perang ini. 'Utsman bin 'Affan tidak mau ketinggalan.

Suatu momen, Rasulullah menyiapkan pasukan untuk menghadapi Perang Tabuk. 'Utsman datang menghampiri Nabi, lalu meletakkan sesuatu yang ia bawa kepada pangkuan Nabi. Rasulullah melihat dan membolak-baliknya, ternyata itu adalah dinar, lebih tepatnya 1000 dinar. Rp2.000.000.000 sekaligus dalam satu waktu.

Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Setelah hari ini, apa pun yang dilakukan 'Utsman tidak akan membahayakan dirinya (di akhirat)." (4)

Tak hanya itu, 'Utsman mempersiapkan bagi kaum Muslimin yang akan menghadapi Tabuk dengan dana sebesar 700 uqiyah emas. 1 uqiyah emas kira-kira 7 dinar. 700 uqiyah emas 7 dinar, berarti dinar yang diberi tanpa syarat oleh Utsman sebesar 4900 dinar. Satu dinar seharga Rp2.000.000 , maka 4900 dinar sama dengan Rp9.800.000.000 !

'Utsman bin 'Affan tak hanya menyiapkan dari sisi pendanaan. Namun juga dari sisi kendaraan. Beliau menyiapkan 750 ekor unta dan 50 ekor kuda guna menghadapi perang tabuk.

Jika dipukul rata satu unta seharga Rp10.000.000 dan satu kuda juga seharga itu. Maka kita dapati untuk kendaraan, 'Utsman membantu sebesar Rp8.000.000.000 !

Jadi untuk perang Tabuk, total bantuan 'Utsman yang terlihat adalah sebesar Rp19.800.000.000 . Jumlah fantastis.

Inilah kali kedua 'Utsman membeli surga dari Rasulullah sebagaimana yang disebutkan Abu Hurairah.

Semoga 'Utsman tetap laku dalam kenang dan teladan kita. Semoga kita segera tergerak dalam membeli surga dengan apapun yang kita miliki. Segera, tanpa tunda.

(1) HR Al-Hakim dan Abu Nu'aim
(2) Orang-orang yang berhijrah dari Mekkah ke Madinah
(3) Sebutan untuk mata air yang dimiliki seorang lelaki dari Bani Ghiffar
(4) HR Tirmidzi dan al-Hakim

[Terotak-atik dari buku "10 Sahabat Nabi Dijamin Surga" terjemahan Al-'Asyarah al-Mubasysyaruuna bil Jannah, penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi'i, halaman 223-224]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar