Minggu, 17 Juni 2012

Story Telling.

Story telling merupakan cara yang bagus untuk memperoleh atensi seseorang, bahkan memainkan emosinya jika dilakukan dengan cara yang tepat. Story telling tidak hanya sekedar story telling tapi bisa juga dibuat bentuk sugesti yang kuat, sehingga pembaca bisa merasakan kuat apa yang kita ceritakan. Biasanya orang orang yang bergelut dengan dunia story telling adalah : Narator, Penulis, Stand Up Comedian, Pick Up Artist, Ahli Pidato, Motivator, Penulis Naskah Film dan semacamnya.

The Power of Story Telling ini bisa menggugah hati, mengobarkan semangat atau menorehkan kesedihan yang mendalam. Bisa dibuktikan dengan melihat film My Name Is Khan, atau membaca novel seperti Sandiwara Langit. Story Teller pun punya stylenya sendiri sendiri, ada yang berapi api dan ekspresif, tapi ada pula yang notasi suaranya biasa saja cenderung datar, tetapi pemilihan kata yang tepat bisa menimbulkan kesan kesan tertentu.

Dan story teller juga ada spesialisasi, ada story teller yang piawai sekali menimbulkan rasa haru, ada pula yang piawai menimbulkan semangat, ada pula yang piawai ketika menceritakan cerita cerita horor sehingga membuat kita bergidik ngeri bahkan gak bisa tidur, ada pula yang membuat imajinasi kita terawang awang dan kita bahagia karena cerita romantis yang diceritakan oleh story teller, banyak sekali contohnya.

Menjadi story teller yang baik di bidangnya itu harus punya 4P : Pede, Pilih Pilih kata,  Pengekspresian, Penyuaraan.

Orang harus pede buat cerita supaya bisa menjadi story teller yang apik, dan ini adalah hal awal yang akan membantu banget perkembangan tiga hal setelahnya. 

Terus jangan lupa gunakan model kalimat yang tepat untuk bercerita, misal untuk mengekspresikan rasa takut, jangan cuma cerita "dia pun takut melihat gurunya datang" tapi jadikan seperti ini "segera dia menoleh ke kanan kiri, keringatnya mulai bercucuran dari dahinya, semakin cepat detak jantungnya seiring mendekatnya suara langkah kaki gurunya menuju ke kelas, semakin cepat dan semakin terbayang ledakan amarah gurunya di waktu lalu..." penggambaran ini lebih menimbulkan perasaan takut daripada sekedar "dia takut.."

Terus supaya cerita lebih mengena, juga harus tahu gimana ekspresi yang tepat, toh gak pas kalau misalnya cerita tentang romantisme yang mengawang awang tetapi ekspresinya datar dan agak nyeremin kayak cerita horor, atau mau cerita yang membuat orang semangat, tapi ekspresinya sambil bercanda canda, ketawa ketiwi, gak ngena men !

Suara juga penting, tepatnya intonasi, penekanan, apabila tepat, BOM ! emosi yang timbul akan lebih besar dari sekedar suara yang biasa. Kalau salah ya efeknya salah, malah jadi canggung, misal cerita horor tapi suaranya dicempreng cemprengin kayak lagi nokohin hewan di cerita fabel, gak masuk banget kan ? nah.

Setidaknya 4P itu biar story telling lebih berwarna dan lebih asik dan ciamik. kalau aku sendiri sih, di bidang horor lumayan sukses story tellingnya, hampir setiap cerita bikin orang mendelik (melebarkan mata, melolok), dan di bidang romantisme, aku juga lumayan bisa. Ya itu Bidang Story Tellingku, gimana kalau kamu ?

7 komentar:

  1. Saya suka ini. Meledak!
    Pertahankan. Teruslah menulis. :)

    Bas, tolong gowoen smala isok menulis tapi berdaasar ilmu agama. Aku wes percoyo karo awakmu, lujo, ian, dkk.
    Bergabunglah lalu rubah peradaban smala lewat menulis. Tolong yo :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini mas vovo ?
      matur nuwun mas.

      Enggeh kami usahaken. tapi gak cuma tulis dong, story telling juga, it's FUN !

      gabung apa mas ?
      FIM ? nanti kalau novelku jadi, haha.

      Hapus
  2. maaf mas, tujuan dari story telling itu apa? kalo menurut njenengan . ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. menimbulkan emosi, itu sebenarnya tujuan story telling mas.
      tinggal dimodel emosi yang apa, marah, sedih, semangat, gairah, kemudian disesuaikan sama ceritanya.

      mau nimbulin marah, jangan cerita horor, ceritalah hal hal yang membuat marah, tapi juga jangan cerita dengan gaya komedian.

      mau nimbulin sedih, ceritalah hal hal yang membuat sedih, dengan bahasa tubuh, pemilihan kata, yang membuat orang bisa merasakan perasaan itu.

      Hapus
  3. wosos... bas rekk
    Subhanallah sekali. Jazakumullah btw, sudah menambah ilmuku tentang menulis. about description, actually.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yuhu, wa fiiki barakallah.

      actually story telling is not fully about description, dia juga butuh timing yang tepat untuk punch line yang luar biasa buat menimbulkan emosi yang diinginkan itu, dan supaya bisa gitu ya butuh ngerasain aja, pake feeling, kalau misalnya ngobrol langsung, ngeliat bahasa tubuhnya yang jadi objek kita story telling.

      contoh story telling yang deskriptif, pesannya nyampai yaitu membuat kesan ngeri, tapi gak seberapa kerasa :

      "rahangnya gemetar, gigi giginya bertumbukan, pandangan matanya kosong, seperti orang gila, hanya orang gila dia tidak merasakan tekanan, dia merasakan tekanan yang besar, badannya gemetar, shivering, panas dingin, sama sekali tidak stabil. Mungkin ini gejala trauma, siapa yang tidak trauma melihat tubuh orangtuanya mengayun ayun digantung tak berdaya di kamarnya sendiri ?"

      Hapus
  4. mas kalau boleh lihat video nya donk..

    BalasHapus