Minggu, 29 Juli 2012

Pantaskah jika berputus asa ?

Sebesar besar usahaku untuk menjaga semangatku, terkadang aku kehabisan energi hati untuk menajag semangatku itu, jika ia tidak diisi segera, maka semangatku akan perlahan turun, dan turun, bisa jadi drop. Dan aku paling gak suka ketik aku drop. Paling gak suka dengan diri sendiri kalau waktu drop.

Aku tipe anak yang suka terus bergerak, entah itu hanya jari jariku, atau hanya sekedar membuat analisis dalam bentuk dialog dalam otakku, yang jelas ada pergerakan yang terjadi, inside my body, or outside my body.

Dan kalau drop, you know, aku gak bisa membuat analisis dalam bentuk dialog untuk bergerak, karena juga lagi kacau, atau bagaimana jika jari jariku yang bergerak untuk mengetik ? Tidak baik pula karena yang terjadi adalah rentetan tweet yang isinya adalah kegalauan yang absurd.

Maka, aku memilih jalan jalan. Kemana ? Kemanapun. Yang dimana di dalamnya aku bisa duduk tenang sambil melihat orang sekitar. Dan ini adalah energi untuk menaikkan semangatku. Dimana waktu sedang jalan jalan itu aku bisa ngelihat puluhan orang yang aku bayangkan jika aku ada di posisi mereka, mungkin aku gak bisa menghadapinya.

Barusan kemarin aku melihat seorang tua ringkih menarik gerobak sampah dari kampung ke kampung, dan aku tak bisa menyalahkan jika orang orang seperti itu tidak peduli kemana arah negara kita. Bahkan, orang kampungnya sendiri cenderung cuek dan tidak peduli dengannya (!).

Orang orang seperti itu korban, korban kekejaman kita juga kan ? Kejam dengan bentuk tidak peduli. Atau sekedar berbicara untuk peduli tanpa ada hal yang nyata kan ?

Oke, kembali tentang aku. Hal seperti itulah yang membuatku memiliki energi untuk semangat kembali. Untuk mengangkat diriku kembali ke permukaan yang seharusnya, yaitu permukaan kestabilan yang produktif.

Dan aku juga punya beberapa proyek yang harus kulaksanakan dalam waktu dekat, sedang, dan panjang. Apakah aku punya alasan untuk berputus asa ?

Putus asa hanya membuat semuanya terbengkalai, janji, amanah, komitmen.
Oleh karena itu aku senantiasa mendongkrak semangatku.



Tentang penghakiman/judgement orang orang kepadaku, aku tidak ambil peduli sampai mereka melakukan komunikasi denganku. Kalau saja mereka melihat dari sudut pandangku, kalau saja hal itu bisa terjadi.

Kamis, 26 Juli 2012

The Iklan.

Kisahnya itu tentang seorang mahasiswa yang pergi ke sebuah toko buku, mungkin, dia sedang membutuhkan buku untuk belajar materi kuliahnya, kemudian dia tanya ke pemilik toko buku itu, "pak, ada buku lalala ?" terus sama bapaknya dikasih buku itu yang tanpa sampul. Lalu dia baca buku itu sambil berdiri.

Tik.. Tok... Tik... Tok...

Gak kerasa, pengunjung toko buku sudah mulai sedikit,  bahkan, hanya dialah pengunjung yang masih ada di toko buku itu, dan hei, pemilik toko buku melihat mahasiswa itu masih berdiri di sana membolak balik halaman buku yang ia berikan tadi pagi.

Secara tiba tiba saja darah menaik ke kepalanya, dan dia datangi mahasiswa itu dan ditariklah bukunya secara paksa, meski mahasiswa itu masih meminta untuk membaca, tapi langsung ditutup paksa toko bukunya. Dan mahasiswa itu, tanpa berumpat, tanpa berkeluh, meninggalkan toko buku itu dengan kepala tertunduk.

Lantas ? See The Iklan part 2.
#yeah

Rabu, 25 Juli 2012

Is that so ?

"Kamu mau jadi diplomat ? Kalau kamu gak mau ikut ke aliran/partai/ideologi orang orang kebanyakan di sana, kamu bakal jadi orang yang sendirian, yang gak dianggap di sana" - Seorang yang kuhormati

Keder ? Enggak. Meski suatu saat nanti pasti akan ada perlakuan seperti itu, yah, diliat saja nanti, sikap bagaimana yang harus dilakukan.

Well, menjadi seorang yang idealis memang susah jika sendiri, tapi jika itu benar dan worth it why not ? Memang sakit ya, tapi toh apa sih yang gak sakit menjadi seorang yang terasingkan ? Toh dulu mereka para komunis, liberalis, atheis, bahkan sampai mistis juga mengalami kesakitan yang sama ketika mereka terasingkan.

Hanya saja, mereka mampu mengolahnya sedemikian rupa dengan kekuatan hebat yang mengalahkan kesakitan itu.

Kenapa para pemegang Islam harus keder dengan kenyataan yang merupakan konsekuensi menjadi seorang minoritas ?

Toh jika keder, itu bukti iman pemegang islam masih lemah !

dan juga, aku berpengalaman ditolak, well, i'm suck, i know it.
Jadi ya.... insya Allah, bisa.

Selasa, 24 Juli 2012

Vakum.

24 Juli 2012, sekitar pukul 17.15, hampir adzan maghrib, di bawah naungan atap masjid Darul Hijrah, STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya, Jalan Sidotopo Kidul 51, Surabaya.

Berbincang, dengan para kawan yang super, setelah bermandi nasihat tentang kesabaran oleh Ustadz Abdul Basith -Semoga Allah menjaga engkau ya ustadz-. Kawan kawanku :

Lu, seorang lelaki yang menurutku komplek, sangat rapi, baik gerak geriknya, alur berpikirnya, dan wallpaper laptopnya.

Yan, perjaka dengan karakter yang bold, tegas, kau tahu petir ? seperti itu jika ia sudah berikan wejangan, tapi itu kelebihannya.

Riw, pemuda yang paling ter-organized, oh dan berkesan paling mewah, tapi tetap dia down-to-earth , memiliki kemampuan diplomasi yang luar biasa. Argumennya seperti anak tangga, rapi.

Sebenarnya masih banyak kawan, ada Prim, Ste, Kik, Fin, Yud, Prob, Wis, Sen, dekHam, dekPrab, dekDzak, dekDimfah,dll.

hanya kebetulan hari ini kita berempat, aku, Lu, Yan, Riw mendatangi shower nasihat tentang kesabaran. Dan setelah usai, kami berbincang.

Apakah kami sendiri ? Tidak, kami dikawani Mas Ferdi, Mas Ammar, Mas Fikal, dan seorang yang aku lupa namanya. Dan ketika perbincangan tak tentu berlangsung, ada celetukan yang membuat telingaku terketuk,

"Kalian udah kelas 3 ya ? Gak kerasa waktu bener bener cepet" - Mas Ferdi

awalnya aku agak cuek, hanya merespon dengan ketawa, dan mengangguk menyetujuinya. Hingga akhirnya kita yang dari smala bersepakat hari Kamis untuk membagi squad ke dua tempat, satu squad ke Masjid Darul Hijroh, satu squad ke Cartensz HRD.

Untuk apa ? Yah, bermandi nasihat.

Riw, berkata :

"Pokoknya aku ndek kene (Darul Hijrah), soale sing ngisi Ustadz Fadlan Fahamsyah, aku kangen mbek ustadze. Iling gak mbiyen waktu dauroh pemuda awal, waktu ustadz Fadlan ngasih materi tentang profil idaman ? haha"

Aku ketawa, bibirku bercerita kenangan itu, tapi dalam otakku aku tercengang, hingga tercetuslah kata,

"Kene teko dauroh pemuda mbiyen kelas X riw, kelas X awal awal"  - Aku

Kami diem....
....
....

Aku berfikir, secepat itu kah dua tahun ? sekelibas itu kah ? Aku seakan terhisap masuk pada kenangan itu, bersama orang orang yang kini telah ke luar kota, Mas Fahmy, dan masih ada dari putra putra SMAN 2 Surabaya.

secepat itu kah berlalu ?

Aku dan Riw setuju satu hal,

"Waktu gak kerasa tiba tiba udah kelas 3"

Mungkin Yan, Lu, kalian masih inget kita keliling WTC untuk beli HP untuk hadiah Aladin yang diketuai Riw ? Sampai kita ditawari hape dengan isi bokep ?

Rek, gak keroso wis tuwek.
Mbaringene vakum rek.

Tapi aku yakin, Lu, Yan, Riw, bukan orang orang yang mudah vakum.
Gak cuma mereka, yang lain gak akan mudah vakum.

Melihat orang orang tua ini masih gak mau vakum untuk berjuang di medan Smala ini,
aku teringat akan adek adekku,

sambil berharap, aku mau berkata,

"Dek, mas masmu dek, meh ben dino mikiri awakmu, mikiri uripmu nang smala, mikiri jalannya Islam ndek smala, awakmu gak popo gak sakno aku, tapi deloken mas mas liyane yo... Sadar gak sadar, gegere mas masmu wis agak legrek ngatur iki, ewangono yo..."

Berharap,
muncul di sana yang punya semangat semangat Lu, Riw, Yan, Prim, Ste, Kik, Yud, Prob, Fin, Wis, gak bisa disebutin semua.

Berharap,
mata yang aku lihat penuh kasih terhadap adek adek yang baru ini ada pada kalian adek adek kelas XI sekarang,

Berharap,
Kalian lengkapi kekurangan mas masmu,

Berharap,
Kalian menemui titik kedewasaan setelah membaca tulisan ini.

Kamis, 12 Juli 2012

Laa Tay-`asuu

Melanjuti dari post "Kepikiran di Sepeda Motor", aku bercerita kalau aku tiba tiba terpikir tentang firman Allah yang berbunyi "Laa tay-`asuu".

لَا تَيْأَسُو

Yang pertama harus diteliti adalah apakah "tay-`asuu" di sana ? Apakah dia itu isim, atau fi'il ? kalau dia isim dia termasuk isim apa ? kalau dia fi'il dia termasuk fi'il apa ?

oh tay-`asuu itu fi'il madhi. karena di tashrif fi'il madhi itu dalam bentuk jama' untuk orang ke-3 selalu diakhiri dengan wawu.

Aha, analisis yang bagus, tapi sayangnya kurang tepat, karena penggunaan "laa" itu tidak diterapkan pada fi'il madhi, "laa" diterapkan pada fiil mudhori'.

hmm... begitu, berarti tay-`asuu adalah fi'il mudhori', saya sepakat. Tapi ada masalah lagi, "laa" bisa jadi digunakan dalam dua tempat, antara melarang dan memberi kabar akan tidaknya sesuatu. Termasuk "laa" yang manakah itu ?

menarik. Menurutmu ?

Bisa jadi itu termasuk "laa" yang memberi kabar akan tidaknya sesuatu, seperti dalam surat al-Ghosiyah ada ayat yang berbunyi, " Laa yusminuu wa laa yughniy min juu' "

Analisis yang bagus, sayangnya anda salah membaca ayat, seharusnya dibaca "Laa yusminu" tanpa ada tambahan huruf wawu setelah huruf nun, sehingga tidak dibaca panjang.

Dan memang di ayat itu memberitakan sifat salah satu makanan di neraka, yaitu makanan di neraka itu "laa yusminu" tidak menggemukkan dan "wa laa yughniy min juu' " dan tidak mengenyangkan rasa lapar.

Begitu.

Sehingga ?

"Laa" di "Laa tay-`asuu" itu adalah "laa" pelarangan. Karena ini sangat relevan dengan bentuk kata "tay-`asuu".

Dimananya relevan ?

kata "tay-`asuu" sebenarnya adalah bentuk majzum dari "tay-`asuuna" yaitu bentuk jama' untuk orang kedua dari kata kerja "yay-`asu".

Lantas kenapa menjadi tay-`asuu ?

karena memang "Laa" untuk pelarangan membuat i'rob fi'il mudhori' menjadi majzum, dan majzumnya fi'il mudhori' yang ketika ditashrif di belakangnya ada nun, maka nun-nya dihilangkan, sehingga "tay-`asuuna" ketika ditambahi "laa" pelarangan.

Maka berubah menjadi "Laa Tay-`asuu".

Oooh i see, jadi apa artinya ?

yasi`a - yay`asu - ya`san

artinya adalah putus asa, atau putus harapan. Sehingga arti kata "Laa Tay-asuu" adalah "Janganlah kalian putus asa". 

paham paham, haha. by the way, ayat aslinya apa ?

Di surat Yusuf ayat 87 :

يَا بَنِيَّ اذْهَبُواْ فَتَحَسَّسُواْ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلاَ تَيْأَسُواْ مِن رَّوْحِ اللّهِ إِنَّهُ لاَ يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ       


Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu  berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang  kafir

Itulah bunyi ayat yang ada di dalamnya ada kalimat "Laa tay-`asuu" yang bercerita tentang Nabi Ya'qub yang memerintahkan anaknya untuk mencari berita tentang Nabi Yusuf, untuk memotivasi, tidak lupalah Nabi Ya'qub untuk memerintahkan para pencari untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah, "Laa tay-`asuu min rawhillah"

Semoga bermanfaat.
dan dapat dipahami. haha.

Kepikiran di Sepeda Motor

"Bas, si anu suruh aku bilang ke kamu kalau kamu gak boleh les di FN" - seorang kawan satu kelas

Oke, satu hal yang aku paling tidak suka adalah ketika aku ingin memasuki sebuah lingkungan baru, di sana ternyata ada seseorang yang tidak menyukai keberadaanku di sana. Reaksiku biasanya, adalah tidak memasuki lingkungan itu kecuali kalau benar benar kepepet / terpaksa. Percuma toh, aku gak nyaman kalau ada seseorang yang gak suka keberadaanku, dan dia juga gak nyaman karena aku ada di sana.

mungkin lebih baik aku yang ngalah... mungkin. Semoga aja masih ada kelas yang pas.


Oke, hari ini HP-ku masuk ke air, disyukuri saja. haha.

Oke, tadi waktu aku motoran sebenarnya aku kepikiran dengan sebuah perkataan, termasuk firman Allah yaitu "wa laa tay-`asuu" dan kemudian mengidentifikasinya dengan hal hal yang selama ini aku pelajari.

mungkin nanti akan aku bahas.... mungkin. Semoga aja masih ada waktu yang pas.


Hanya saja, secara langsung ketidak-nyamanan itu aku persepsikan sebagai suatu kebencian. Entahlah, dan aku juga tidak suka dibenci. Tapi bila memang sudah benci....

aku bisa apa ?


mungkin ketika nanti aku benar benar mengalah... mungkin di sana ada yang riang bergembira... mungkin. Toh di sana ada yang ia impikan berada dalam satu lingkungan di sana... pasti ia akan lebih begembira.


kuatlah ya aku, sesuai kataku sendiri kan, untuk menerangi semesta membutuhkan pengorbanan. Mungkin untuk kali ini, hatiku harus tersayat dulu... mungkin, tersayat dulu untuk menimbulkan senyuman bahagia, ya, meskipun kebahagiaan itu ada di hati seseorang yang membenciku.

Rabu, 11 Juli 2012

Indonesia Belum Bisa Produksi Peniti

"Indonesia belum bisa produksi peniti, peniti semua di Indonesia ini hasil impor" - Aku, mendapat informasi dari seorang mahasiswa teknik material dan metalurgi ITS

Menarik ya, ketika hal sesimpel itu Indonesia masih mengimpor dari luar negeri, meskipun jika kita beli peniti seharga seribu rupiah mendapatkan cukup banyak, bayangkan ketika ada pabrik peniti sendiri di Indonesia, betapa banyak peniti yang bisa didapat dengan seribu rupiah ?

Senin, 09 Juli 2012

Baut Harapan Indah Bernama "Laki Laki Mandiri"

Minggu, 8 Juli 2012
Bangun bangun masih nyantai, hingga tiba tiba mama masuk ke kamar

"Dek, itu bajumu yang kotor masukin ke mesin cuci, terus ini laptop dibersihin dulu ditaruh kasur, trus kabel ini disingkirin dulu" - mama

Ya langsung aja aku bawa baju kotorku ke mesin cuci, karena kamarku di atas, aku ya kebawah buat naruh ke mesin cuci, dan well.... hnngg....

Kondisi di bawah sangat mess, tepatnya di tempat cuci cuci piring sih, ada dandang besar untuk ngerebus iga sapi yang masih kotor, sangat penuh dan sesak, dan disitu ada papa lagi benerin keran air.

Aku pun mencoba melangkah menuju ke kamar mandi untuk menaruh pakaian kotor, sangking penuhnya ruangan cuci cuci, aku sampai gak bisa melangkahkan kakiku, hingga akhirnya aku terpaksa menginjak sebuah wadah untuk pijakan, jadinya malah hampir jatuh --a.

Setelah menaruh pakaian kotorku, aku mencuci kaki karena merasa risih terkena minyak yang ada di wadah itu, terus aku kembali ke atas, untuk menaruh laptop di atas kasur dan kabel kabel di atas lemari. Terus mama menyuruhku untuk mengambil kain pel yang sudah diperas.

Aku kembali lagi ke kamar mandi untuk mengambil pel itu, aku siram dengan air lalu aku peras, ya sederhana gitu aja, mau diapain lagi --a. Terus aku bawa ke atas, ternyata disuruhlah oleh mama ngepel kamar, hoo, kenapa ya ? jarang jarang.

Terus habis itu, aku disuruh suruh ini itu, ini itu, gini gitu. Akhirnya aku disuruh mama makan, alhamdulillah, akhirnya aku ambil nasi, terus cerita ke mama kalau aku makan malam hari sabtu masak sendiri, mama nyeletuk

"ya harus gitu, katanya mau ke Jogja, harus bisa mandiri" - mama

jleb
tiba tiba ada rasa sesek di dada.

Aku mikir, asli mikir,
Merasa belum bisa apa apa soalnya,

Belum bisa benerin genteng, benerin listrik, benerin keran air, benerin ini, benerin itu, cuci ini, cuci itu, masak nasi, masak sop, masak bali, masak jangan bayem, masih banyak yang belum bisa.

Aku sadar, aku masih punya paling tidak setahun untuk menyiapkan diriku untuk bisa mandiri,
Paling tidak supaya di Jogja nanti aku tidak kesusahan hidup sendiri,

lagipula,

"Laki laki mandiri adalah laki laki yang paling bisa romantis dengan orang sekitarnya, khususnya istrinya nanti" - aku

Aku lebih memilih yakin dengan kata kata itu, entah fakta berkata apa,
yang jelas,

Baut Harapan Indah Bernama "Laki Laki Mandiri" kini terpasang di Mesin Penghancur Hati,
Terima kasih mama :)

Metropolis Weekend

"Masuk Kedokteran Minimal Rp 150 Juta" - Headline Metropolis Weekend

Wow.
Aku cuma bisa ketawa pasrah.

Sudah sudah,
HI UGM kan ? Jadi duta kan paling enggak ?

Cocok lho untuk orang orang ENFP menjadi duta, karena memang kelebihan mereka di sana. Pernah sewaktu aku menceritakan pada teman teman waktu hari sabtu kalau aku pingin masuk HI, toh ada juga celotehan yang membuatku tersanjung

"Baskoro pantas wah, de'e lak pinter ngomong" - seorang kawan

haha. aku ketawa saja lah.
Anak ENFP memang rata rata pinter ngomong,

oh ya, juga lebih mudah memotivasi orang lain katanya,
apakah para pembaca termotivasi akan seluruh tulisanku ?
hmm :)

Minggu, 08 Juli 2012

Hating Man

"Maaf. Kamu lalala aku bukan karena kamu benci aku kan ? Cuman mau tanya itu."
- sms seorang kawan

No no no, aku bukan seorang yang mudah membenci sesuatu, i'm not that kind of hating man.
You know, that this life,
So many people with their lives are full of hate, they spread hate consciously or unconsciously.

Dan aku tak mau menjadi seperti mereka,
Sudah banyak kebencian memenuhi dunia ini, membuatnya menjadi sebuah tempat yang menjijikkan,

Oke, aku tak membencimu, dan tak membenci siapapun.
Dalam hal kebencian, aku sama terhadap semua orang yang kukenal, aku tidak membenci mereka sama sekali.

Because I'm not the kind of hating man,
for me, that's not gentle.

*
"halah, kamu kan gak gentle, gak usah bicara tentang gentle bisa gak sih ?" - Orang orang picik, yang jelas bukan seorang kawan yang mengsmsku di atas


Haha, benar juga. Syukurlah aku tidak sepicik orang orang yang berpikir seperti itu,

Karena aku menganggap, jika ada seorang yang buruk, dan dia berbicara tentang kebaikan untuk memang berkata tentang kebaikan, bukan untuk sekedar nggambas atau mempermainkan kebaikan. Maka itu adalah bentuk dari kearifan dalam hatinya yang masih sadar akan kebaikan, dan itu lebih baik daripada tidak berbicara kebaikan sama sekali.

Hanya saja, terkadang orang orang dengan pikiran picik dan sempit tidak menghargai  pembicaraan itu, sehingga mereka tetap picik dan sempit, sedangkan orang yang tidak dihargai ada dua kemungkinan,

jika dia bertahan, dia akan menjadi bertambah arif,
jika dia tidak, keadaannya akan memburuk,

So, hargailah seseorang yang berbicara tentang kebaikan.
Tolong jika engkau melecehkannya, lecehkan dulu pikiran sempitmu.
*

Kesimpulannya,
I don't hate you, And i won't hate you.
Because you are not deserved to be hated, my friend. 

nb:
oh ya, tulisan ini bukan kebohongan, this is how i feel, what i feel inside. Just making a proof that i don't hate you. And some other proves of something that i can't tell. Well, best regards from me. Have a happy preparing time. :)


oh ya, dan satu lagi, tulisan di antara dua tanda * itu untuk siapa saja selain pengirim sms yang paling atas, selain itu, sebenarnya, khusus untuk dia. harap dipahami. terima kasih.

Galau Produktif

Galau Produktif, meski Galau kudu Produktif.

Hari ini di rumah aja, memandangi langit langit kamar yang berukir, sekaligus memainkan remote TV mencari cari tontonan apik untuk diambil inspirasi darinya, tapi toh ndak nemu. Ada sih siaran ulang Indonesian Idol, tapi menurutku that is so far from inspiration's source.

"cek ke lemari dong..." - suara hati

banyak buku. Tapi masih penat untuk membaca buku, masih belum dapet chemistry untuk membaca buku. Meski tidak dapat dipungkiri, buku adalah salah satu mata air dari banyak mata air ilmu. Tapi maaf, aku sedang tidak dalam mood untuk mendatangi mata air itu.

Silakan gurui aku, aku tak butuh pengguruanmu untuk sekarang.

"ada di tas axioo tuh buku laa tansa" - suara hati

Sudah, aku lagi bukan dalam mood membaca buku haha.

"baca baca sms aja.." - suara hati

--a
tidak akan mau.

"lantas mau apa kamu ?" - suara hati

Aha, aku lapar. Belum makan sedari siang. Maukah kamu mengenyahkan rasa malas supaya aku bisa pergi ke dapur untuk memasak telor goreng saja ?

"siap. laksanakan." - suara hati

Segera aku ke dapur untuk menggoreng telor, kutemui di sana satu wajan yang berisi minyak, banyak. Hmmm....

"Pa, siapa habis masak ?" - aku
"Mbak habis masak iga" - papa

Ya sudah, aku langsung aja pindahkan minyak itu ke wadah minyak sisa dan sisakan sedikit untuk menggoreng telor, tapi stop, aku jadikan minyaknya agak banyak untuk memasak telor. Karena aku hendak memasak dua telor sekaligus, dan menurut pengalamanku.

Memasak dua telor sekaligus, paling enak dengan minyak yang agak banyak sedikit, dan dalam keadaan minyak sudah panas.

Oke, aku mengambil dua telor dari kulkas, dan aku mulai mengentukkan sebuah garpu ke kulit telor untuk memcahnya

tuk... tuk... kreek

Dan masuklah putih dan kuning telornya ke mangkuk. Bagaimana telor satunya ?
Sebenarnya, aku berpikir untuk memasukkan hanya putih telornya saja, supaya nanti yang di mangkok aku kocok dulu, aku campur, baru nanti, aku masukkan kuning telor satunya supaya jadi "Telor Dadar Mata Sapi". haha.

Tapi..... Ketika putih telor sudah masuk ke mangkok, aku menaruh kulit telor yang masih ada kuningnya di sana bersandar di sebuah tempat minum. Hanya saja, karena ketidak seimbangan cara meletakkan, jatuhlah kuning telor itu di dapur.

*facepalm*

segeralah aku mengambil lap untuk membersihkan hasil dari tidak terlatih-nya tangan dalam urusan dapur.

Baiklah, minyak sudah mulai panas, berarti sudah layak untuk telor itu dimasukkan ke dalam sana. Yang paling aku sukai tentang memasak telor adalah, suara khas telor yang meletik letik ketika berinteraksi dengan minyak yang panas.

Oh ya, tingkat kesukaanku juga berkaitan dengan kecepatan telor matang, semakin telor cepat matang semakin aku suka, entah kenapa, kecenderungan aneh.

Akhirnya, telornya matang, jadinya telor dadar full, bukan telor dadar mata sapi. Aku ambil piring, aku ambil nasi, aku letakkan telor di sana. Dan oh, aku lupa menekan telor sehingga minyaknya keluar, jadinya ya....

minyaknya itu... annoying di tenggorokan, malah bikin kepala pusing. --a Rasanya sih seperti telor kebanyakan. yah biasa aja lah pokoknya, gak menarik sama sekali. Soalnya minyaknya bikin pusing. --a

oke, intinya aku sudah makan dan kenyang. then what ?

"ceritain aja di blog" - suara hati

Sudah.

"judulnya Galau Produktif" - suara hati

haha, aku meragukanmu.
Apa bisa semua ini disebut seperti itu :p

aku merasa tidak sama sekali,
galau produktif gak seperti ini,
jauh dari ini,

tapi,
bagaimana dengan pembaca,
apakah ini bisa disebut galau produktif ?

Fragment Kecil dengan Tulisan "Abu 'Azzam"

Abu 'Azzam...
Begitu tulisan pada fragmen kecil itu, fragmen yang diberikan oleh seorang kawan,
Ia berikan lewat sebuah tulisan

"Baut mesin penghancur yang hilang. Akan kamu pasang sendiri dengan nyaman tanpa bantuan orang. Kamu bisa. Karena kamu 'azzam. Semangat."

clapclapclapclapclapclapclap

Memori segera menemukan dirinya, tentang kisah kemunculan Abu 'Azzam,
Misteri di baliknya, sesuatu yang tersembunyi di dalamnya,

Kala itu, aku mengenal sebuah sunnah dalam Islam yang dinamakan kun yah, atau nama panggilan,
Aku masih ingat, kala itu...

"Ian, dia Abu Hamzah, terinspirasi dari Hamzah bin Abdul Muththolib yang gagah berani di medan pertempuran" - aku

"Faisal, dia Abu Umar, karena keteguhannya memegang prinsip" - aku

"Aku apa ?" "Bagaimana kalau 'Azzam ?" "Kenapa ?" "Karena kamu kuat. Dan bersemangat."

.........
Itulah Abu 'Azzam .
Dengan harapan pemilik kun yah itu kuat, bersemangat.

Seiring berjalan waktu, aku semakin menghayati kun yah itu,
iya.
Abu 'Azzam, Bapaknya Azzam, Seseorang yang "melahirkan" Azzam, Seseorang yang "melahirkan" kekuatan, Seseorang yang menularkan semangat dan kekuatan itu kepada sekitar.

Sesuai nama asliku,
Baskoro, artinya matahari.
Ia harusnya menyinari, bukan bersembunyi,
Ia harusnya mengobarkan, bukan terpadamkan,
Ia harusnya menghangatkan, bukan membeku,
Ia harusnya penuh harapan, bukan putus asa,

Baskoro, Abu 'Azzam.

Aku ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya, menaruh harapan yang besar dalam nama dan kun yah yang disematkan padaku.

Nenek, Mama, Papa, dan Seorang Kawan yang memberikan kun yah itu.
Terima kasih ya,
Di saat Mesin Penghancur Hati kehilangan baut,

Kalian secara tidak langsung memberikan baut harapan yang kini sudah terpasang,
dan fragmen kecil dengan tulisan "Abu 'Azzam".

Oh ya, aku beritahukan nama baut harapan itu, baut harapan itu tertulis "Menyinari Semesta",
dan fragmen itu, adalah identitas yang akan senantiasa mengeratkan baut harapan itu,

Dan fragmen itu memberikanku bahan bakar,
iya,
selalu,
untuk menyinari semesta,
untuk besok bangkit dan berdiri dalam jajaran sembilan orang luar biasa yang dinamakan KW Samurai,

see me tomorrow.
Baskoro Aris Sansoko.
Abu 'Azzam.

Mesin Penghancur Hati

Mesin Penghancur Hati masih kehilangan beberapa bautnya.
Baut baut harapan indah yang terlepas karena turbulensi yang kuat.

Mesin Penghancur Hati tak bisa membenci hati yang ia hancurkan.
Hanya saja ia tak kuasa menolak jika ia dibenci pemilik hati yang ia hancurkan.

Hanya,
Mesin Penghancur Hati sudah memulai mencari baut baut itu.
Dari segala fragmen fragmen kecil yang ia temukan di seluruh sudut ruang memori.

Mesin Penghancur Hati menemukan fragmen "sabar" dan "tabah" dari seorang kawan,
sebuah fragmen yang jika dipasang terus menerus akan menambahkan fitur "Restore Armour Everytime" pada si Mesin Penghancur Hati,

Mesin Penghancur Hati menemukan fragmen "filosofi korek api" dari sebuah scarf berwarna hijau,
sebuah fragmen yang jika dipasang secara komplit akan menambahkan fitur "Resist Slacking" pada si Mesin Pneghancur Hati,

Dan sekarang Mesin Peghancur Hati masih berfokus pada mencari baut baut harapan indah,
Karena ada bagian dari mesin yang masih lepas lepas tanpa baut,

Ah, pertanyaan bagus,
siapa yang akan memasangkan baut baut itu dengan obeng kenyamanan ?

Kelihatannya aku harus mencarinya,
sedikit terseok tidak apa lah.

yang penting ada.
yang penting terpasang baut baut itu.

Sabtu, 07 Juli 2012

Maaf.

Maaf lho ya, sederhana saja.
Aku mendapatkan baut itu dari draft novel yang aku tulis.

Tentang seorang pemuda yang gini,
dan pemudi yang gitu,

nyasar, ketemu.
lalala.

maaf.

Jumat, 06 Juli 2012

LDR.

LDR, Long Distance Relationship.
Gara gara tweetnya mas ario bimo utomo (@ariomazda), mulailah aku berkicau tentang LDR.

toh, cepat atau lama, aku bakal ngalami LDR,
entah
Jogja - Jakarta,
atau bisa jadi,
Riyadh - Surabaya

lho kok bisa sejauh itu ? iya.
aku mau nduta di sana. ngambil HI UGM.

semoga lancar, sudah direstui. )

Kamis, 05 Juli 2012

Indahkah tawadhu' ?

مَنْ تَرَكَ اللِّبَاسَ تَوَاضُعًا لِلّٰهِ وَ هُوَ يَقْدِرُ عَلَيْهِ ، دَعَاهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلَائِقِ ، حَتَّى يُخَيِّرُ مِنْ أَيِّ حُلَلِ الْإِيْمَانِ شَاءَ يَلْبَسُهَا

Barangsiapa menanggalkan pakaian mewah karena tawadhu' kepada Allah, padahal ia mampu membelinya, Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan seluruh manusia kemudian menyuruhnya memilih sendiri pakaian iman manapun yang ia kehendaki untuk dikenakan

Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wa Sallama
[HR Ahmad, Tirmidzi, Hakim]

_______________________________

Indahnya tawadhu'

Kebiasaan Adzan yang Menjamur.

Adzan adalah suatu ibadah yang seluruh kaum muslim mengakui keutamaannya, bahkan dikatakan oleh Rasulullah Muhammad shalallaahu 'alaihi wa sallam tentang keutamaan adzan :

يَغْفِرُ اللهُ لِلْمُؤَذِّنِ مُنْتَهَى أَذَانِهِ ، وَ يَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَ يَابِسٍ سَمِعَهُ

"Seorang Muadzin diampuni dosanya hingga batas akhir adzannya terdengar, dan seluruh makhluk yang basah dan yang kering yang mendengar adzannya juga akan meminta ampunan baginya." [HR. Ahmad, Shahih]

الْإِمَامُ ضَامِنٌ ، وَ الْمُؤَذِّنُ مُؤْتَمَنٌ ، فَأَرْشَدَ اللهُ الْأَإِمَّةَ ، وَ عَفَا عَنِ الْمُؤَذِّنِيْنَ

"Imam shalat adalah orang yang bertanggung jawab, sedangkan muadzin adalah orang yang dipercaya. Sehingga Allah memberi petunjuk kepada para imam dan memaafkan dosa para muadzin." [HR. Ibnu Hibban. Shahih]

Melihat keutamaan yang membuat jiwa jiwa tergerak untuk melakukannya (siapa sih yang gak mau ampunan ?), tentu para manusia akan berbondong untuk melakukannya, tidak tua tidak pula muda, terutama yang muda, begitu semangatnya beradzan untuk meraih keutamaan itu.

Railah keutamaan itu para pemuda Islam !
Sungguh jika kalian telah mengobarkan semangatmu, tidak ada yang bisa menghalangimu.

Tapi, aku disini hanya mengingatkan. Tentang satu gerakan sederhana sewaktu mengumandangkan adzan, tepatnya, di bagian mengumandangkan Hayya 'alash-shalah dan Hayya 'alal-falah.

Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, dari seorang sahabat nabi yang bernama Abu Juhaifah, bahwasannya dia melihat Bilal mengumandangkan adzan, maka aku pun mengikuti mulutnya ke sana dan ke mari ketika adzan. (dikarenakan Bilal menoleh ke kanan dan ke kiri pada satu bagian ketika adzan.red)

Disempurnakan isi riwayat ini dengan riwayat dari Imam Muslim, dari Waki' dari Sufyan, yaitu dengan lafazh, "Maka aku pun mengikuti mulutnya ke sana dan ke mari, ke kanan dan ke kiri, ketika ia berseru Hayya 'alash-shalah, hayya 'alal falaah"

Iya, memang disunnahkan untuk menolehkan wajah ketika mengumandangkan kalimat Hayya 'alash-shalahhayya 'alal falaah dalam adzan. Dan ini adalah penyempurna keutamaan sehingga bisa diraih kaum muslimin yang mengumandangkan adzan.

Tapi, ada catatan dari Imam an-Nawawi, yang berkata :

"Sahabat sahabat kami mengatakan bahwa maksud menoleh adalah menggerakkan kepala dan leher, tanpa memalingkan bahunya dari kiblat dan kaki masih berada di tempatnya. Inilah makna perkataan penulis: 'Tidak berputar'. Inilah pendapat yang shahih dan masyhur (terkenal.red) yang ditegaskan oleh asy-Syafi'i dan ditetapkan oleh sebagian besar ulama." [al-Majmuu']

Dan seorang tabi'in yaitu Imam al-Auza'i berkata tentang hal ini:

"(Muadzin) menghadap kiblat ketika berucap Hayya 'alash-shalah. Boleh juga jika ia mau ia berputar ke kanan dan berucap Hayya 'alash-shalah dua kali, kemudian berputar ke sebelah kirinya seperti itu juga."

dalam artian, mengucapkan dua kali sembari menoleh kanan Hayya 'alash-shalah, kemudian menoleh kiri sembari mengucapkan hayya 'alal falaah dua kali.

Begitulah catatan dariku untuk para pemuda yang semangat berkumandang adzan,
semoga semangat berkumandang itu terus mengalir dalam jantung hatimu,
membuat iman tertanam di dalamnya,
sebagai sumber kekuatan memegang islam,
menegakkannya di atas bumi ini,
memakmurkannya di rumah rumah,
dan sebagai agen perbaikan untuk alam semesta.

Wallaahua'lam.
Zaadakallaahu 'ilman naafi'an.

Rabu, 04 Juli 2012

Well, I'm A Champion, ENFP Person.

Like the other Idealists, Champions are rather rare, say three or four percent of the population, but even more than the others they consider intense emotional experiences as being vital to a full life. Champions have a wide range and variety of emotions, and a great passion for novelty. They see life as an exciting drama, pregnant with possibilities for both good and evil, and they want to experience all the meaningful events and fascinating people in the world. The most outgoing of the Idealists, Champions often can't wait to tell others of their extraordinary experiences. Champions can be tireless in talking with others, like fountains that bubble and splash, spilling over their own words to get it all out. And usually this is not simple storytelling; Champions often speak (or write) in the hope of revealing some truth about human experience, or of motivating others with their powerful convictions. Their strong drive to speak out on issues and events, along with their boundless enthusiasm and natural talent with language, makes them the most vivacious and inspiring of all the types.



Fiercely individualistic, Champions strive toward a kind of personal authenticity, and this intention always to be themselves is usually quite attractive to others. At the same time, Champions have outstanding intuitive powers and can tell what is going on inside of others, reading hidden emotions and giving special significance to words or actions. In fact, Champions are constantly scanning the social environment, and no intriguing character or silent motive is likely to escape their attention. Far more than the other Idealists, Champions are keen and probing observers of the people around them, and are capable of intense concentration on another individual. Their attention is rarely passive or casual. On the contrary, Champions tend to be extra sensitive and alert, always ready for emergencies, always on the lookout for what's possible.

Champions are good with people and usually have a wide range of personal relationships. They are warm and full of energy with their friends. They are likable and at ease with colleagues, and handle their employees or students with great skill. They are good in public and on the telephone, and are so spontaneous and dramatic that others love to be in their company. Champions are positive, exuberant people, and often their confidence in the goodness of life and of human nature makes good things happen.

_______________________

and, this is me. I feel it. And it is completely true. ._.
test it yourself at http://kepribadianku.com/index.php