Jumat, 29 Juni 2012

Imajinasi. (2)

taktakttatkaktaktaktak.... Bunyi tut tut keyboard yang ditekan dalam waktu yang cepat, sambil sesekali aku berpikir tentang rangkaian huruf huruf itu, tidak hanya itu tapi lebih dalam, bagaimana cara supaya rangkaian kalimat itu menjadi hal yang mudah dipahami bahkan oleh orang yang tidak pernah membaca buku buku berat sekaligus.

sesekali aku bingung, kemudian menoleh ke tumpukan di sebelah kananku, tumpukan tinggi yang isinya tak lain hanyalah kamus dan kamus, dari Lisanul Arab, an-Nihayah fii Ghariibil Hadiits, sampai yang sederhana bernama al-Munawwir, berbagai kitab nahwu yang isinya perkatan Sibawaih, Ibnu Malik, Alfiyyah Ibnu Malik, dan sampai yang dasar Arobiyya Baina Yadaik. Aku waktu itu menemukan kosakata, kosakata asing di kitab seorang ulama besar itu.

Segera aku ubek ubek tumpukan itu, mencari makna dan menghubungkannya dengan makna yang tepat dengan istilah yang ada di zaman kini, dan mengoneksikan dengan konsep nahwu dan shorof yang aku dapatkan, serta memahami kedudukan kata itu di kalimat itu, menempatkan dalam artian yang pas. seperti bermain puzzle, hanya saja ini puzzle yang berkaitan dengan rantai ilmu yang panjang dan abadi.

dan di sebelah tumpukan kiriku, ribuan lembaran kertas yang berisi huruf huruf arab yang banyak itu menunggu untuk diterjemahkan. Dari kitab sederhana seperti Qurratu Uyun, sampai yang sangat kompleks seperti al-Mughniy, dan kitab kitab kontemporer para ulama dan da'i sunnah. Tumpukan itu setinggi satu setengah meter. Gila ? Ya ! ini kegilaan ! Tapi ketika cinta ? lewatlah sudah.

Masih mengetik dengan cepat dan tepat, aku mulai melihat jam. Sudah waktunya, jam menunjukkan pukul 19.30, sudah waktunya untuk pergi, aku save dulu filenya, dan aku memakai jaket hitamku yang telah kusiapkan.

Aku mau berangkat mengajar, mengajar apapun yang bisa aku ajarkan,
Ilal-liqa'.

brem... brem.... suara sepeda motor pergi

Kamis, 28 Juni 2012

Hulk. (2)

Aku bukanlah seorang pemarah yang meledak ledak, menurutku itu hanya buang buang energi. Terus gimana supaya marahku gak meledak ledak ? Kalau aku, aku dari dulu selalu bottle it up, aku tutup aja.

Lho, apa nanti gak malah meledak ledak kalau maksimum ?
Apa gak mending dilampiaskan dengan cara sesuatu atau apa ?


haha. Ada tulisan menarik tentang itu. See below.

There is a very common myth about psychology in which people believe they will alleviate their anger by “letting it out”. This is such a popular concept that many therapies have grown up around it – things like punchbags, squeeze balls, etc. In fact, the opposite is found to be true. When a person expresses their anger regularly, it becomes habit forming. While there may appear to be a temporary relief from the anger when you smash a plate against the wall, ultimately your fits of anger will become an addiction and you will begin to seek out more reasons to become angry – in order to achieve that nice feeling. So ultimate, the best thing to do: bottle it up!

Rabu, 27 Juni 2012

Puisi pertama di draf novelku...

Aku tahu di balik puisi ini ada kisah tersendiri, kisah yang hanya kita yang tahu, tentang imajinasi, semuanya tentang imajinasi yang indah,


Angin pun berhembus menerpaku, Lentera keorenan yang terlihat,
Pertanda Sang Surya akan menuju tempat persembunyiannya, sembari sabar dalam siklus abadi,
Pasir pasir pantai yang menempel di telapakku, hingga kini masih terasa menggelitik,
Menggelitik semuanya termasuk bagian kecil yang mudah tersentil ini, kata orang namanya hati,
Kala itu, Pantai Kenjeran, dalam waktu waktu rapuhku, kali kedua kita bertemu,
Masih ingatkah kamu ? :)

Oh ya tentang itu, masih ingatkah kamu ?

Tidak Sesimpel Itu...

Pernah kamu mendapati dipinjami seseorang game komputer yang bener bener membuatmu suka memainkannya ? Bagiku, game itu Assassin's Creed, atau gak Modern Warfare.

Terus tiba tiba, temanmu meminta game itu kembali selagi kamu belum sempat mengcopy installernya ke komputermu.

Bisakah kau relakan ?

Tidak sesimpel itu..

#kode

Selasa, 26 Juni 2012

Sebenarnya....

Sebenarnya korek api yang menginspirasiku malam itu, memberikan pelajaran tersendiri dari api yang menyala dalam kegelapan pekat yang membuat imajinasi berkelakar liar berandai adakah sosok dalam kegelapan. Ketika itu mungkin aku seperti orang gila, ataulah paling tidak orang kurang kerjaan.

Wajar saja, ketika aku diselimuti kegelapan dan teman teman yang serasa kabur olehku, memegang sekotak korek api penuh dengan kayu kayu kecil dengan pentolan merah itu. Aku mengeluarkan satu batang kayu itu, dan aku gesekkan perlahan, seakan akan semua di sekitarku hanya awut awutan yang tidak jelas, aku sangat terfokus dengan aktivitasku kala itu.

tsk... tsk... tsk.... woossshhh !

api kecil itu menyala, kecil sekali, tapi masih ada, berusaha mempertahankan eksistensinya di antara angin angin yang berusaha mematikannya, melenyapkannya, dan menyatukannya dengan kegelapan. Oh dia masih bisa bertahan, dengan memakan partikel partikel kayu kecil itu, dan mengubahnya menjadi arang yang kehitaman, melegam.

hingga tidak sampai setengah kayu itu, api itu hilang, lenyap, yang tersisa hanya asap yang berbau sedemikian rupa yang khas dan membuatku ketagihan. Aku masih memandangi batang kayu itu, berfikir, mengambil pelajaran dari peristiwa sederhana itu.

Hingga, aku nyeletuk, melihat orang yang ada di depan dan kananku,

"kamu tahu apa filosofi korek api..."
*mereka memandangiku*
"untuk menerangi semesta, kalian harus mengorbankan beberapa unsur dari diri kalian"

"tapi nanti kan apinya mati ?"


"iya, itu berarti sudah waktunya kita mati"
*masih memandangi"
"kecuali kalau kamu menaruh api itu ke lampu minyak, cahayamu akan tetap disana, abadi."

"masuk, haha."


"dan itu yang dimaksud ilmu yang bermanfaat.. *melangkah pergi"
*tercengang* *lalu kembali pada kegiatan yang dijadwalkan*

Jumat, 22 Juni 2012

Perjalanan Seorang Penuntut Ilmu


Bismillaahirrohmaanirrohiim……..
Cerita ini saya (penulis) tulis adalah untuk memberikan ibroh kepada kita semua khususnya saya sendiri bahwa penderitaan dan kesusahahpayahan kita dalam menempuh jalan yang haq ini tidaklah seberapa, bahkan jika kita bandingkan dengan para salafushalih.
Cerita yang saya ambil ini adalah kisah manusia di masa ini, dimana sangat langka dan sulit ditemui orang-orang yang memiliki ghiroh yang sama sepertinya dalam tholabul ‘ilm. Saya menuliskan cerita ini adalah berdasarkan sebuah kisah nyata, dimana kisah tersebut saya dengar sendiri oleh salah satu sumber (akhowat) terpercaya yang mengetahui kisah tersebut…wallahua’lam. Semoga kisah ini dapat memotivasi dan menginspirasi kita untuk lebih dapat bersemangat dalam menuntut ilmu syar’ie…Baarokallohufiikum……

Di suatu daerah terpencil, terdapat sepasang suami istri yang sangat zuhud….mereka belum dikaruniai seorang putra karena masih dikategorikan pengantin yang masih baru. Perlu diketahui sang suami adalah seorang yang sangat rajin menuntut ilmu, ia adalah seseorang yang memiliki semangat yang sangat luar biasa untuk memperoleh ilmu. Bahkan dahulu ketika ia ingin menikah, ia tidak mempunyai sepeser uang yang cukup untuk meminang seorang akhowat, dan akhirnya ia menghadap kepada salah seorang ustadz di ma’had yang saat itu ia belajar di sana hanya untuk meminta nasihat bagaimana ia dapat menikah. Ia sangat sadar bahwa dirinya tak tampan, dan tidak mapan dalam pekerjaan karena hampir masa mudanya dihabiskan di ma’had. Sang ustadz pun menghargai tekadnya dan pada akhirnya membiayai pernikahan lelaki tersebut.
Sang suami di masa mudanya adalah salah seorang murid yang diakui kepandaiannya di ma’hadnya. Beberapa rekan dan ustadz memujinya dalam hal keilmuannya. Suatu hari sang suami berniat ingin mendatangi suatu dauroh di luar kota. Karena ia belum memiliki pekerjaan yang tetap (masih serabutan-red-) maka ia dan istrinya memikirkan bagaimana caranya agar sang suami dapat pergi untuk mendatangi dauroh tersebut walau ekonomi mereka sangat pas-pasan. Jarak yang harus ditempuh sangatlah jauh, sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sedangkan penghasilan mereka untuk makan sehari-hari saja masih belum cukup. Sang suami bukanlah seorang yang malas dalam mencari nafkah, namun qadarallah….Allah telah menetapkan rezekinya hanya sedemikian. Walau demikian ia tetap bersemangat dalam menjalani hidupnya.
Suatu hari istrinya yang walhamdulillah sangat qona’ah dan juga zuhud, berinisiatif membongkar tabungan yang beberapa bulan ia kumpulkan di kotak penyimpanannya. Qaddarallah…..uang yang terkumpul hanya Rp 10.000,-. Bayangkan wahai pembaca,,,,bahkan mata ini ingin menangis ketika saya mengetik kisah ini….Dalam sehari kita bisa memegang uang puluhan ribu, ratusan ribu, bahkan mungkin hingga ada yang mencapai nominal jutaan…Dengan keistiqomahan dan kezuhudan sang istri tidak pernah mengeluh untuk mengumpulkan 100 perak (Rp 100,-) setiap keuntungan yang diperoleh suaminya yang tidak setiap hari ia dapatkan…..
Sang istri segera mengumpulkan uang tersebut dan berinisiatif untuk membuatkan bekal arem-arem (bahasa jawa), yaitu sejenis nasi kepal yang dibungkus daun pisang untuk bekal perjalanan suaminya. Hanya itu yang dapat sang istri berikan kepada suaminya sebagai wujud cinta dan kasih sayangnya….
Sang suami pun kemudian berangkat dengan membawa bekal dan do’a dari istrinya untuk menuntut ilmu….Ia pergi dengan berjalan kaki…..yah!! hanya berjalan kaki untuk menepuh jarak puluhan kilometer!!! (wallahua’lam) Karena ia tak membawa uang sepeserpun untuk bepergian…hanya beberapa buah arem-arem dan pakaian yang melekat di badannya yang ia bawa ke luar kota… Subhanallooh…..
Perjalanan ia tempuh 3 hari 3 malam dengan kedua kakinya tanpa kendaraan satupun….Akhirnya ia pun sampai di tempat dauroh dilaksanakan, hanya dengan berjalan kaki dan berteduh di tempat seadanya selama perjalanan…..
Dauroh akhirnya dimulai…selama dauroh ia sangat antusias untuk mengambil ilmu yang diterimanya, ia mengambil shaf paling depan dan dekat dengan ustadz pemateri. Namun beberapa saat kemudian ia mendapat teguran oleh seseorang di sampingnya karena setiap beberapa menit ia selalu meluruskan kakinya ketika materi berlangsung…hal itu tidak ia lakukan sekali-dua kali….namun hingga beberapa kali…hingga akhirnya orang disampingnya pun menegurnya karena menganggapnya tidak sopan….Hal itu ia lakukan karena kakinya terasa pegal selama 3 hari 3 malam berjalan kaki….Masyaa Alloh..
Saat istirahat pun tiba…ia berkumpul dengan ikhwan-ikhwan lain di dapur untuk membantu berbenah….ia pun akhirnya menceritakan kisah 3 hari 3 malamnya itu kepada salah seorang ikhwan di tempat tersebut..dan seketika membuat tercengang orang-orang yang mendengarnya…..Akhirnya cerita itu sampai ke telinga ustadz pemateri dauroh…Ustadz pun tercengang dengan kisah itu….dan akhirnya ustadz beserta ikhwan-ikhwan mengumpulkan dana sukarela untuk memberikan sumbangan kepadanya…dan terkumpulah uamg Rp 300.000,- sebagai dana bantuan untuk kepulangannya….
Subhanalloh…sebuah kisah yang mungkin sempat kita ragukan kebenarannya, tapi Insya Alloh ini kisah nyata…..Semoga kita dapat mengambil ibroh dari kisah ini….terakhir mari kita simak hadist berikut ini….
“Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu agama, pasti Allah membuat mudah baginya jalan menuju surga” (HR Muslim)
Yahya bin Abi Katsir rahimahullahu ta’ala berkata, “Ilmu tidak akan diperoleh dengan tubuh yang dimanjakan (dengan santai/tidak bersungguh-sungguh).”(Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abdil Barr dalam Jaami’ Bayaanil ‘Ilmi wa Fadhlihi I/385, no. 554)
Semoga cerita ini dapat menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua terkhususnya saya sebagai penulis…..Wallahua’lam bishowab….
_________________________________________________

aku malu membacanya.
malu sekali.
dinukil dari http://abul-jauzaa.blogspot.com/2012/02/perjalanan-seorang-penuntut-ilmu-yang.html



Ya Allah, aku yang berkecukupan ini tidak ada apa apanya dibanding seorang ini.
10.000 ya Allah, bekalnya cuma makanan kecil, dan jalan kaki ke luar kota ?



Dan disini, aku, dan banyak teman temanku,
hanya PANDAI BERBICARA , PANDAI MENULIS tapi PANDIR BERAMAL.
malu.
MALU.

Laptopku dan Modem Wifiku.

Terinspirasi dari tweetnya @abuazm :


Aku ingin menjelaskan tentang bagaimana hubungan laptop dan modem wifiku.

Yang harus kamu ketahui, laptopku mempunyai penyakit, aku tidak tahu penyakit itu sudah ada sejak kapan, kira kira 4 bulan lalu, dimana dia tidak bisa mengenali benda benda elektronik lain kecuali sedikit, dia tidak bisa mengenali flashdisk, card reader, kabel LAN, dan segala hal yang berbentuk USB lainnya :(

tapi syukurlah, penyakitnya tidak terlalu parah, dia masih bisa mengenali Memory Card, CD-R, CD-RW, DVD-R dan sebangsanya.

Hingga, ada sebuah romansa antara laptopku yang sakit ini dan modem wifiku.

Laptopku, pernah dulu mengenal seseorang bernama Mini Router AC30 UI, bahkan dia sempat memasukkannya, menginstallnya, sebagai sahabat terbaiknya yang berkumpul di folder Program Files.

Hingga, karena penyakit itu, kini laptopku tidak pernah lagi berkontak langsung dengan Mini Router alias modem wifiku itu, kalau aku jadi dia, mungkin aku rindu, dan akan mengirimkan surat cinta padanya, tapi alangkah malangnya dia hanya laptop yang tak bisa merasakan apa apa.

Tetapi, kehadiran Mini Router tetap dirasakan laptopku, madu kenikmatannya tetap dirasakan setiap saat, madu itu biasa kita sebut "sinyal WiFi", iya, laptopku senantiasa merasakannya meskipun kini ia tak mengenal siapa pemberinya.

Hingga suatu ketika, Mini Router atau modem wifiku meraung raung, dia meraung meraung dengan menunjukkan warna merah berkedap kedip yang menandakan tenaganya akan habis, dan dia perlu teman untuk memberikannya energi.

Aku tahu erangannya, aku pun menancapkan USB milik Modem Wifiku itu ke USB slot laptopku, dan luar biasa, kedipan merah itu lenyap berubah menjadi kedipan kuning. Tanda bahwa Modem Wifiku berterima kasih dan senang akan temannya.

Lantas dimana romansanya ?

Laptopku sangat baik, dia memberikan kebaikan kepada orang yang tidak dikenalnya (ya karena penyakit itu), dan modem wifiku, menyadari bahwa dia tidak dikenali oleh teman lamanya lagi, dia tetap tidak berhenti memberikan kebaikan berupa sinyal wifi pada laptopku.

hal ini membuatku ngetweet tentang itu.

Aku ingin bisa memberikan kebaikan pada orang yang tidak aku kenal, atau yang tidak mengenalku. Seperti para pembaca sekalian, dan seluruhnya.

Aku berharap para pembaca bisa mengambil pelajaran juga dari laptop dan modem wifiku.
Well.
Smile. :)

Reblog from Ustadz Abul Jauzaa'.

Membaca post berjudul "Wisuda S3" oleh Ustadz Abul Jauzaa' menarik, aku suka, barangkali, hal ini bisa menjadi pelajaran bagi pembaca. Simak !


Sore itu, setengah tahun yang lalu… Terlepas sudah gelar mahasiswa dari pundakku. Digantikan dengan gelar sarjana sains yang melekat di belakang namaku.
Ah Pena… Seandainya kau rasakan kebahagiaanku ketika itu. Isak haru ibu, ucapan selamat dari dosen dan sahabat. Sore itu, senyum tak lepas dari bibirku.



Ah Pena… Sedikit gamang menyelimutiku ketika itu. Apa yang akan aku lakukan setelah lulus ?
Melanjutkan S2 ? Ah rasanya berat, wahai Pena… Cukup sudah rasanya aku mengejar ilmu dunia. Cukup sudah aku merasakan betapa tidak nyamannya harus bercampur-baur dengan lawan jenis yang bukan mahramku. Cukup sudah kuliah, tugas, dan serentetan praktikum yang menyita waktuku…
Kerja ? Sayang rasanya hijab syar’i ini harus kutanggalkan demi mengejar setumpuk kekayaan. Sayang rasanya bila kulitku ini harus legam karena sering keluar rumah. Sayang rasanya jika wajah ini harus diumbar karena tuntutan pekerjaan. Terlalu sayang, wahai Pena…
Ah Pena… Mungkin menikahlah yang pas untukku saat ini. Kau tahu, wahai Pena, bayang indah pernikahan berkelebat dalam pikiranku. Mungkin untuk ukuran orang sekarang, usiaku terlalu dini untuk menikah. Akan tetapi, aku ingin membuat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bangga karena banyaknya umat beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam kelak. Dan tak lain dan tak bukan, tujuan itu hanya bisa tercapai jika aku menikah dan mempunyai keturunan yang shalih dan shalihah. Keturunan yang akan menambah bobot bumi dengan kalimat tauhid. Sungguh indah kan, Pena?
Akhirnya, belum genap tiga bulan dari hari pendadaran skripsiku, akupun menjalani wisuda S3. Lho? Iya, wisuda menjadi S3 (estri/istri). Aku dipersunting oleh seorang pria tampan dan baik hati yang kini nomor handphone-nya kusimpan dalam phonebook-ku, dan kunamai ia dengan sebutan “zauji”.
[selesai].
Sebuah tulisan menarik yang telah saya baca berulang kali……
Dikutip dari sini.
 __________________________________________________________

http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/10/wisuda-s3.html

Salaman setelah shalat..


Imam Ibnu Hajar Al-Haitami berkata :

إنها بدعة مكروهة لا أصل لها فى الشرع وإنه ينبه فاعلها أولا ويعزر ثانيا

“(Perbuatan seperti itu – yaitu berjabat tangan setelah shalat) termasuk perbuatan bid’ah yang dibenci. Tidak ada asal-usulnya dalam agama ini. Dan wajib bagi setiap orang yang melakukannya untuk diperingati dalam kali yang pertama dan dihukum ta’zir pada kali yang kedua” 

[lihat Hasyiyah Ibnu ‘Abidin 6/381].

_______________________________________________

Siapa Ibnu Hajar Al-Haitami ?
Ulama Madzhab Syafi'i.

Apa pengakuan masyarakat Indonesia ?
Pengikut Madzhab Syafi'i.

Kok kontradiktif ?


cek disini untuk keterangan lengkap 
http://abul-jauzaa.blogspot.com/2008/08/berjabat-tangan-seusai-shalat.html

Kamis, 21 Juni 2012

Everything Teaching

1.
kamu tahu titik titik yang di sana, yang ada di jendela itu, itu namanya embun.
kecil, tetapi banyak, apa akibatnya ? kaca yang jernih pun menjadi buram.
kalau sudah buram, bisakah kamu melihat apa apa di balik kaca itu ?
embun itu kemalasan, kaca itu pribadi, apa apa di balik kaca itu masa depan.
jika kemalasan menghinggap memang kecil, tapi banyak, maka pribadi pun akan memburam, dan masa depan pun jadi tidak jelas.

2.
jika partikel partikel kecil yang membentuk formasi di antara mereka membentuk gambar gambar du televisi itu bisa memukau.
apalagi jika yang membentuk formasi untuk membentuk "gambar" yang indah itu manusia manusia yang matang ? keindahan yang tak terganti.
"gambar" adalah lingkungan, baik alam atau sosial.

3.
jika kamu memasak sesuatu, perhatikanlah sifat benda yang kamu masak, pancinya dari logam apa, dan besar api yang kau nyalakan.
bayangkan jika kamu memasak telor, dengan panci yang menghantarkan panasnya cepat, dengan api yang panasnya maksimum.
tentu telor itu tidak akan bisa kamu angkat dari panci (maksudku wajan ya) karena sudah melekat putih telornya di wajan itu.
mematangkan pribadi juga seperti itu, perhatikan yang akan kamu matangkan, media pematangannya, dan metode pematangannya.

kamu tahu apa yang lebih cemerlang dari orang yang matang raganya dan matang jiwanya ? Orang yang belum matang raganya tapi matang jiwanya.
Abdullah bin Abbas, Usamah bin Zaid, Imam Syafi'i, Ibnu Taimiyyah, mereka orang orang yang kala belum matang raganya, jiwanya sudah matang.

4.
kamu tahu beda lampu pijar dan lampu neon ?
jika lampu pijar panasnya melebihi cahayanya, maka lampu neon cahayanya melebihi panasnya.
bayangkan jika kamu berada di depan lampu pijar selama 30 menit, betahkah kau di sana ? tidakkah kau menghindar ?
lampu pijar itu orang pemarah, lampu neon itu orang yang sabar, cahaya itu kharisma. Oh ya, mana ada orang betah dengan orang pemarah ?

Rabu, 20 Juni 2012

Diri dan Gerobak.

Saya kira, tujuan itu harus ada sebelum motivasi. Entah itu memotivasi diri sendiri, atau orang lain, kita harus punya tujuan terlebih dahulu. Bagaikan seorang yang mendorong sebuah gerobak, apakah untuk selamanya dia mendorong gerobak ? Tentu tidak, pendorong gerobak selalu mempunyai tujuan, jika tidak memiliki tujuan, maka kegiatannya mendorong gerobak itu tidak memiliki nilai guna sama sekali.

Tujuan kemudian motivasi.
Bukan
Motivasi tanpa tujuan.

al-gharadu tsummad-daafi'
laysa
ad-daafi' awwalan tsummal-gharadu

Selasa, 19 Juni 2012

Gombal Termanis.

Makan di restoran, di depan kaca besar, dibarengi menu makanan yang mewah, melegakan, didampingi cahaya senja yang menerangi dan menghilangkan kegalauan.

Cowok : "ehm, actually, i meet the sweetest girl i ever met."
Cewek : "where is she ?"
Cowok : "There she is" *nunjukkin ke orang di sebelahnya
Cewek : "That girl"
Cowok : "no... no... turn your head left a few"
Cewek : *menoleh kiri sedikit "that girl ? really ?"
Cowok : "noo... a few more turn again, you will see it"
Cewek : *menoreh kiri lagi, sehingga dia melihat bayangannya sendiri di cermin di belakang tempat duduk merek *wajah merah *senyum malu *mukul mukul kecil si cowok

:)

Story Telling. Lagi.

Sebenarnya story telling itu 90 persennya praktek, dan 10 persennya teori. Kebanyakan mendengar atau membaca tentang teori teori ber story telling dengan indah tidak akan berguna sama sekali kalau gak pernah praktek. Latihan, itu kunci untuk numbuhin pede.

"Aduh, guwe maluuuu kalau ngomong di depan umum"

aduuh, guwe juga, tapi dulu. Buat story telling latihannya gak harus di depan umum, masa' latihan story telling harus masang meja, trus naik di atasnya terus cerita pakai megaphone di sekolah ? gak masuk blas. Santai aja, santai. Latihan story telling itu GAK berat blas, gak berat sama sekali.

Kata seseorang yang -banyak menyebutnya- Pick Up Artist bernama Ronald Frank, pernah memberikan tips latihan story telling yang intinya :

1. cari temen, entah satu atau dua atau terserah
2. bilang ke mereka kalau kamu mau cerita hal tertentu (misal horor, atau romansa, atau hikmah)
3. cerita sesuai yang kamu mampu
4. minta si orang itu buat nilai antara 1 sampai 10 CARA berceritamu, BUKAN ISI ceritamu.

Sesimpel itu masih harus bilang "ewww, guwe maluu". gak zaman bung !

oh ya, butuh postingan panjang ? gak puas ?

BUAT APA KALAU GAK PRAKTEK ?
LATIHAN SANA !

Romantic and Horror Story Teller
(Insya Allah nyusul hikmah)
Baskoro Aris Sansoko
Chameleon

Minggu, 17 Juni 2012

'Indama Yusabbihul-Hubb...

tiba tiba aku di chat oleh seorang teman yang sudah kerja, teman satu pengajian yang bernama Mas Heru Yusuf Romadhon, yang lucu dan mesti tak rangkuli pas kajian soalnya aku selalu kangen dia.

oke, kembali ke chatnya mas itu, aku awal mbaca ini agak hnngg, sek sek, reconnecting with memories inside my mind, oh cling, langsung aja sensasi anti-kilmaks aku rasakan, aku kira hal hal serius yang dichatnya, tapi... setelah aku artikan satu per satu

'Indama itu artinya ketika

Yusabbihu itu kata kerja kini atau masa depan, present or future tense, fi'il mudhori'. bentuk past tense-nya, atau fi'il madhi-nya adalah sabbaha, tersusun dari kata sin, ba', ha' (yang sebelum jim). Dan arti sabbaha atau yusabbihu ini adalah menyucikan, atau dengan kata lain, bertasbih.

Nah, al-hubb, ternyata di sana, berkedudukan sebagai fa'il (pelaku) bukan yang awalnya aku sangka yaitu objek (maf'ul). al-Hubb itu artinya cinta.

kesimpulannya, sudah serius aku memikirkan ini, pesan apa di dalamnya, walah dalah, dikerjain, ternyata artinya Ketika Cinta Bertasbih. dan kebetulan sedang diputer di RCTI.

Barangkali masnya ngeliat ya, ah gak tau, tapi seneng seneng ae, bermanfaat hehe.

Story Telling.

Story telling merupakan cara yang bagus untuk memperoleh atensi seseorang, bahkan memainkan emosinya jika dilakukan dengan cara yang tepat. Story telling tidak hanya sekedar story telling tapi bisa juga dibuat bentuk sugesti yang kuat, sehingga pembaca bisa merasakan kuat apa yang kita ceritakan. Biasanya orang orang yang bergelut dengan dunia story telling adalah : Narator, Penulis, Stand Up Comedian, Pick Up Artist, Ahli Pidato, Motivator, Penulis Naskah Film dan semacamnya.

The Power of Story Telling ini bisa menggugah hati, mengobarkan semangat atau menorehkan kesedihan yang mendalam. Bisa dibuktikan dengan melihat film My Name Is Khan, atau membaca novel seperti Sandiwara Langit. Story Teller pun punya stylenya sendiri sendiri, ada yang berapi api dan ekspresif, tapi ada pula yang notasi suaranya biasa saja cenderung datar, tetapi pemilihan kata yang tepat bisa menimbulkan kesan kesan tertentu.

Dan story teller juga ada spesialisasi, ada story teller yang piawai sekali menimbulkan rasa haru, ada pula yang piawai menimbulkan semangat, ada pula yang piawai ketika menceritakan cerita cerita horor sehingga membuat kita bergidik ngeri bahkan gak bisa tidur, ada pula yang membuat imajinasi kita terawang awang dan kita bahagia karena cerita romantis yang diceritakan oleh story teller, banyak sekali contohnya.

Menjadi story teller yang baik di bidangnya itu harus punya 4P : Pede, Pilih Pilih kata,  Pengekspresian, Penyuaraan.

Orang harus pede buat cerita supaya bisa menjadi story teller yang apik, dan ini adalah hal awal yang akan membantu banget perkembangan tiga hal setelahnya. 

Terus jangan lupa gunakan model kalimat yang tepat untuk bercerita, misal untuk mengekspresikan rasa takut, jangan cuma cerita "dia pun takut melihat gurunya datang" tapi jadikan seperti ini "segera dia menoleh ke kanan kiri, keringatnya mulai bercucuran dari dahinya, semakin cepat detak jantungnya seiring mendekatnya suara langkah kaki gurunya menuju ke kelas, semakin cepat dan semakin terbayang ledakan amarah gurunya di waktu lalu..." penggambaran ini lebih menimbulkan perasaan takut daripada sekedar "dia takut.."

Terus supaya cerita lebih mengena, juga harus tahu gimana ekspresi yang tepat, toh gak pas kalau misalnya cerita tentang romantisme yang mengawang awang tetapi ekspresinya datar dan agak nyeremin kayak cerita horor, atau mau cerita yang membuat orang semangat, tapi ekspresinya sambil bercanda canda, ketawa ketiwi, gak ngena men !

Suara juga penting, tepatnya intonasi, penekanan, apabila tepat, BOM ! emosi yang timbul akan lebih besar dari sekedar suara yang biasa. Kalau salah ya efeknya salah, malah jadi canggung, misal cerita horor tapi suaranya dicempreng cemprengin kayak lagi nokohin hewan di cerita fabel, gak masuk banget kan ? nah.

Setidaknya 4P itu biar story telling lebih berwarna dan lebih asik dan ciamik. kalau aku sendiri sih, di bidang horor lumayan sukses story tellingnya, hampir setiap cerita bikin orang mendelik (melebarkan mata, melolok), dan di bidang romantisme, aku juga lumayan bisa. Ya itu Bidang Story Tellingku, gimana kalau kamu ?

Imajinasi.

Coba kamu bayangkan, kamu ada di pantai, waktu itu masih sore kira kira jam setengah 4 sore, dimana angin pun berhembus keras menempamu, meski ada serpihan pasir pantai yang mengenai lengan bajumu, tetapi kamu tak peduli, yang kamu pedulikan hanyalah menghirup udara pantai sebesar besarnya, sambil merenggangkan tangan ke kiri kanan dan membusungkan dada, begitu kuat, begitu melegakan.

Dan setelah itu kamu duduk, sambil menyedot air kelapa dari kelapa langsung, tanpa ada campuran sirup marjan atau apapun itu, sambil memegang sendok untuk mengambil isi kelapa yang kenyal dan menimbulkan sensasi yang membuat air liur terus keluar, dan air kelapanya pun mengaktifkan saraf saraf rasa di lidah dan membuat perpaduan unik yang tidak akan didapat dari air kelapa selain di pantai.

Dari kejauhan, samar samar dan sedikit bergelombang karena panas, dari arah matahari yang mulai terbenam, ada siluet dua orang yang kamu kenal, dua orang yang begitu kamu sayang, yang kamu kasihi, yang kamu benar benar tidak bisa lepaskan dari memorimu, mungkin kamu memanggilnya papa mama, atau ayah ibu, atau ayah bunda, atau abi umi, tapi semua panggilan itu mengarah kepada dua orang yang sedang menujumu yang sedang meminum air degan itu yang kamu beli dengan uang mereka berdua.

Kamu mengayunkan tanganmu ke atas memberi isyarat "ayah, ibu, aku di sini menunggumu" dan sosok perempuan yang di sana pun mengayunkan tangannya ke atas dan tersenyum senang, menyadari bahwa dia dan kekasihnya akan bertemu dan berbagi kasih sayang dengan buah hatinya, ingin rasanya dia memelukmu, bahkan kalau tidak karena berat badanmu yang sudah jauh dari masa kecilmu, dia ingin menimangmu di peluknya, dan menidurkanmu di sisinya.

Kamu pun memandangi mereka dengan wajah termanismu, wajah yang begitu senang dan bahagia. Hingga tiba tiba kedua orang tuamu pun menghentikan langkahnya, kamu tertegun heran, kedua sosok manusia itu tetap mengayunkan salah satu tangannya ke atas kepadamu, kamu ingat kalau kamu harus memakai kacamata untuk melihat lebih jelas, lalu kamu memakai kacamata itu, dan terlihat semakin jelas sosok mereka berdua yang tersenyum begitu manis, begitu ringan, hingga kamu lihat mata ayahmu yang sekitarnya sudah keriput, terlalu banyak memandang dunia luar yang begitu busuk dan kotor hanya untuk mencukup kebutuhan orang yang disampingnya dan kebutuhanmu, dan di keriput itu, di pipinya, ada air mata yang entah dari mana asalnya. Air mata yang jarang sekali kamu lihat, yang selalu ayahmu sembunyikan hanya untuk menunjukkan bahwa dia adalah seorang bapak dan tidak patut untuk dia bila menangis di depan anak dan istrinya. tapi kali ini dia menangis, entah kenapa.

Lalu kamu melihat ke seseorang di sebelahnya, ya, ibumu, orang yang bersamamu hampir di setiap sudut kenangan yang ada di memorimu, mungkin kamu tidak ingat, tapi ayahmu akan selalu ingat bagaimana ibumu yang merasakan nyeri di punggungnya ketika bangun tidur sewaktu mengandungmu, akan tetapi ibumu tetap senang dan sangat bahagia menyambut hadirmu. Mungkin juga kamu tidak ingat, tapi ayahmu akan selalu ingat teriakan sakit yang begitu keras dari ibumu ketika sudah waktumu untuk mengenal dunia ini, mungkin kamu tidak ingat kejadian setelah itu, tapi ayahmu akan selalu ingat bahwa ibumu seketika lupa rasa sakit itu dan berubahlah rasa itu menjadi bahagia yang tak terkira ketika dia melihat manusia mungil itu diberi pada peluknya. Kini matanya tidak seperti mata yang dulu, meski sinarnya tetap sama, sinar kasih sayang yang senantiasa memancar dari sana yang tidak akan pernah habis, kini sudah semakin lemah, karena air mata yang tercucur banyak sore itu, dan senyumnya yang masih indah itu masih terpajang, meski bibirnya termasuki air matanya sendiri.

Kamu pun heran melihat kedua sosok orang tuamu yang menangis, kamu bertanya tanya kenapa, dan kenapa mereka berdua menangis ? kemudian ombak yang sangat besar datang dari lautan begitu cepat, begitu padat, waktu terasa semakin lama, kini kamu tak peduli air kelapa itu, yang kamu pedulikan hanyalah meraih keduanya dan memegang lutut mereka hingga menyerahkan diri kemana takdir Tuhan mengarah.

ombak itu pun siap untuk melumat kedua orang tuamu, sedangkan kamu masih tiga perempat jalan untuk meraih keduanya, dan kamu pun melompat dengan tangisan yang begitu kuat, tepat ketika air air itu telah menyelimuti tubuh orang tuamu, kamu berhasil memeluk mereka, dan menyatukan kata kata yang terlontar dari lisanmu dan orang tuamu, bahwa "aku sayang kalian. aku gak mau pisah dengan kalian, kita berdoa semoga kita masih bisa selamat dari ombak ini". Hingga ombak itu menggulung kalian bertiga, menggulingkan jasad yang lemah menjadi semakin lemah, tak terasa air matamu pun juga mengalir deras, tapi kamu menyadari kamu berada bersama orang yang kamu kasih dan sayangi, kamu pun tersenyum, orang tuamu pun juga. dan mereka mengajakmu menutup mata bersama sama, dan kamu pun mulai menutup mata, perlahan... perlahan... hingga tidak terdengar apa apa lagi, sunyi sepi, kosong, hampa.

kamu hanya menikmati berada dalam hanyutan sambil memegang erat orang tuamu sambil menutup mata, dan kring badanmu mulai termasuki air, lalu kring hidungmu terasa susah untuk bernafas, dan kring kamu terpaksa membuka matamu, dan KRIIIING KRIIIING KRIIIING !!!!! alarmmu berbunyi, kamu terbangun melihat langit langit kamarmu yang masih buram, dan kamu terduduk terkaget karena mimpi buruk itu, akan tetapi, tepat di depanmu, orang tuamu, membawakan makanan favoritmu, sambil membawa tulisan "selamat masuk jurusan yang kamu inginkan dik !" dan tersenyum dengan senyuman yang tidak pernah ada sebelumnya. Kamu pun mulai terisak, dan kamu memeluk keduanya yang juga menangis bahagia.

Sabtu, 16 Juni 2012

Hulk.

Bruce Banner. Baskoro Aris.
Fiktif. Non Fiktif.
Kena radiasi gamma. Gak kena.

Pemarah ?

Ada yang bilang Banner bukan orang yang pemarah setelah dia menyadari bahwa dia akan menjadi Hulk kalau marah. Dan gak ada yang bilang aku orangnya pemarah.

Tapi orang yang bilang banner bukan pemarah berarti dia gak tahu banyak tentang Hulk dan Bruce Banner. Bruce Banner seorang pemarah, tapi bukan pemarah model orang orang sanguinis yang marahnya ke arah ngambek, atau model model orang koleris yang meledak ledak, atau model model orang plegmatis yang cenderung mengurung diri. Marahnya Bruce Banner model model orang melankolis, disimpen dulu, dan memilih untuk tidak memedulikannya untuk menampilkan hal yang lebih baik, tetapi ketika diperlukan, BOM ! ledakannya besar.

Dan aku ? Aku gak akan pernah jadi hulk kalau marah. Tetapi melihat marahnya bruce banner, seperti melihat tipe marahku sendiri, aku pemarah sebenarnya. Tapi ya itu, dipendem, dibikin nyantai, dibikin guyon, meski bagian ubun ubun udah panas sebenernya, bagian leher udah tegang, dan tangan sudah ngepal. Tapi apa keliatan ? Seandainya iya, tentu orang orang tidak akan bilang aku orang yang gak pemarah.

Mungkin kalau ditanya "kamu pernah marah ?"
aku akan jawabnya seperti jawaban Bruce Banner di The Avengers Movie :

Captain, I will tell you my secret (to cope Hulk).... I'm always angry *smile* *then scream and become Hulk*

Senin, 11 Juni 2012

"Tidak seorang pun yang membungkukkan punggungnya sampai Nabi meletakkan kening di atas bumi."

حَدِيْتُ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ - رَضِيَ اللهُ عَنْهُ - فِيْ اللُّؤْلُؤِ وَ الْمَرْجَانِ ، بَابُ مُتَابَعَةِ الْإِمَامِ وَ الْعَمَلِ بَعدَهُ ، قَالَ : كُنَّا نُصَلِّي خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَ سَلَّمَ ، فَإِذَا قَالَ : سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ لَمْ يَحْنِ أَحَدٌ مِنَّا ظَهْرَهُ حَتَّى يَضَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَ سَلَّمَ جَبْهَتَهُ عَلَى الْأَرْضِ .

Hadits al-Baraa` bin 'aazib - radhiyallaahu 'anhu - di kitab al-lu`lu`u wal-marjaan , bab mengikuti imam dan apa yang dikerjakan setelahnya, Ia berkata : 

"Kami shalat di belakang Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam, jika beliau mengucapkan, 'Allah mendengar siapa yang memuji-Nya.' Tidak seorang pun yang membungkukkan punggungnya sampai Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam meletakkan keningnya di atas bumi."

[HR Bukhari]

___________________________________________________

Setidaknya ada hal yang baru yang bisa kita ambil dari hadits tersebut yaitu,
Para sahabat tidak ada yang "menyalip" Rasulullah dalam shalat, lebih umumnya, 
kepada imam shalat yang lain. 
Eh ternyata, di masjid masjid sekitar rumah saya, masih banyak yang menyamai atau menyalip imam,
mungkin karena belum mengetahui hukumnya ya.

kira kira solusinya apa ?

Minggu, 10 Juni 2012

Dimana kerugian mengambil Islam sebagai jalan hidup ?

ذَاكَ الذِي عَلَيْكَ فَإِنْ تَطَوَّعْتَ بِخَيْرٍ آجَرَكَ اللهُ فِيْهِ وَ قَبِلْنَاهُ مِنْكَ

Harta yang pertengahan adalah kewajibanmu untuk kamu jadikan zakat, dan apabila kamu dengan sukarela memberikan yang terbaik maka zakatmu kami terima dan semoga Allah memberikan pahala kepadamu

Rasulullah Shalallaahu 'alaihi wasallam

_________________________________________________________

Tuh kan kelihatan sudah,
Kalau Islam itu wis memperhatikan kesejahteraan rakyat lah,
hadits di atas berkenaan dengan zakat ternak,
ternak yang kualitas pertengahan yang diwajibkan untuk dizakatkan,
sedangkan kalau mau lebih itu benar benar keutamaan yang luar biasa,

kata Rasulullah sendiri menyuruh petugas zakat,
tidak boleh mengambil ternak yang terbaik kecuali dengan kerelaan pemilik,

lantas di sisi mana Islam menimbulkan kerugian ?

Sabtu, 09 Juni 2012

Bidadari pun cemburu...

لَا تُؤْذِي امْرَأَةٌ جَوْجَهَا فِيْ الدُّنْيَا إِلَّا قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُورِ العِيْنِ لَا تُؤْذِيهِ قَاتَلَكِ اللهُ فَإِنَّمَا هُوَ عِندَكِ دَخِيْلٌ يُوشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا

Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia melainkan istrinya dari kalangan bidadari berkata : "Jangan kau sakiti dia, semoga Allah melaknatmu, ia hanya tamu di sisimu dan hampir akan meninggalkanmu menuju kami.

Rasulullah shalallaahu 'alaihi wa sallam

Why Sastra Arab ?

Limadzaa bi kulliyatil-lughotil-arobiyyah ?
Ada apa dengan jurusan Sastra (bahasa) Arab ?

motivasi pertamaku, bertolak dari kutuubu 'uluumil Islam (buku buku ilmi ilmu Islam), masih banyak, ribuan buku buku yang belum diterjemahkan ke bahasa indonesia, padahal buku buku itu bagaikan mutiara di hutan rimba, sangat berharga dan memiliki manfaat faedah yang besar.

dan juga, terkadang dalam penerjemahan buku buku, diterjemahkan dengan bahasa yang membingungkan ._. dan datar, jadinya gak sedikit juga yang agak bosen membaca tulisan tulisan yang sebenarnya indah itu. kadang ada alasan ya "keindahannya hanya dapat dirasakan hanya dalam bahasa arab", mungkin ada benarnya, tapi aku ingin mengubah itu, aku pingin mentransfer keindahan yang ada di bahasa arab itu, ke bahasa Indonesia, supaya masyarakat Indonesia juga bisa merasakan keindahan dari tulisan tulisan para ulama itu.

motivasi kedua, akan ada alasan "banyak orang lain yang bisa melakukannya, kenapa kamu tidak memilih yang membuatmu lebih kaya/sukses/lalala ?" . Aku tidak bisa membayangkan kalau aku yang gak bisa blas tentang kimia, terus masuk ke jurusan farmasi, itu bakal jadi batu yang begitu besar menimpa punggungku, malah gak maju maju.

karena juga ada beberapa orang yang bilang "kalau kamu mau di suatu hal bas, kamu bakal ngejar ngejar hal itu sampai kamu dapat" dan ada yang nambahi dengan "bahkan kalau hal itu jauh dimanapun dia berada". Aku tertawa aja dengar hal itu, tapi aku akui memang begitu.

Makanya, aku mau masuk jurusan yang aku bener bener passion ama dia, bener bener jatuh cinta. Soalnya nanti dari sana, kontribusi tergilaku muncul, untuk aku, untuk keluargaku, untuk masyarakat, semuanya. Dan aku melalui jalan menjadi seorang penerjemah bahasa arab, penulis, pengajar.

ini jalan yang aku kehendaki, kalau kamu ?

Selasa, 05 Juni 2012

It's a cancer...

Well, recently, i read many sentences in many kind of sites on internet.
And i found a common thing in every sentences i found, almost of it said "it give me a cancer" or "it is a cancer for me" or "oh no, cancer !" and so on.

I tried to figure what does it mean. And my thought is right.

"it give me a cancer" is not literally happened, it is a kind of idioms that express more than just "i can't get it out of my mind" or "it is really intrigues me in joy so i can't even have a day without thinking about it" or so on, but also (if the object is painting) "i can't get it out of my mind and i want to see it again, and again".

yes, that is a - not literally- cancer.

Senin, 04 Juni 2012

Tentang Masa Orientasi Siswa

Tentang Masa Orientasi Siswa
Oleh : Baskoro Aris Sansoko (SMAN 5 Surabaya)
A.               A.  Pembuka

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. Pendidikan karakter merupakan hal yang esensial untuk diterapkan pada negara Indonesia ini, dan pada banyak sekolah diterapkan sebuah bentuk kegiatan bernama Masa Orientasi Siswa (MOS) sebagai metode pendidikan karakter.

Penulis dalam essay ini membahas tentang MOS yang ideal dan efektif, karena selama ini MOS yang dilaksanakan dinilai oleh panitia MOS sendiri tidak efektif. Nah, sebelum kita membahas mengenai MOS, kita harus mengetahui apa sebenarnya tujuan pendidikan nasional itu sendiri. Mari kita simak.

B.                 B. Mengenal Pendidikan, Keserasian antara UU No. 20 Tahun 2003 dan Tarbiyah Islamiyyah

Pendidikan adalah salah satu unsur yang tidak bisa dihilangkan dari kehidupan manusia. Seluruh manusia merupakan objek, sekaligus subjek pendidikan. Manusia sebagai objek pendidikan sejak berada di dalam kandungan ibu, dengan cara diberikan banyak rangsangan untuk menguatkan pertumbuhan otak, dan manusia sebagai subjek pendidikan dilakukan sejak manusia mempunyai keasadaran untuk memilah mana yang baik dan mana yang buruk, contohnya adalah seorang laki laki yang berumur 9 tahun menggandeng adik perempuannya yang berumur 5 tahun untuk menyeberangi jalan, dan banyak contoh lain manusia sebagai subjek pendidikan.

Pendidikan memiliki banyak pengertian, untuk mempersempit pengertian pendidikan, maka penulis membawakan dua pengertian pendidikan, yang pertama adalah pengertian pendidikan berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS,  yang kedua adalah pengertian tarbiyah islamiyyah oleh Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi.

Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, di dalamnya terdapat pengertian pendidikan, yaitu :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Di dalam pengertian pendidikan di atas, ada keserasian dan hubungan dengan pengertian Tarbiyyah Islamiyyah yang akan datang.

Secara bahasa, Tarbiyyah merupakan mashdar (kata dasar) dari rabba – yurobbi yang artinya adalah pemeliharaan, pengasuhan, dan bisa juga diartikan sebagai pendidikan. Sedangkan Islamiyyah merupakan na’at (pensifatan) dari kata Tarbiyyah, dimana Islamiyyah itu berarti secara Islam. Jika dikombinasikan, Tarbiyyah Islamiyyah berarti Pendidikan yang diajarkan Islam.

Sedangkan secara istilah, Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi menjelaskan dengan ringkas dan padat, bahwa Tarbiyyah Islamiyyah adalah :

Melaksanakan berbagai metode dan sarana yang tidak bertentangan dengan syari’at Islam untuk menjaga manusia dan memeliharanya sampai dia menjadi pemimpin di atas bumi ini dengan kepemimpinan yang ditetapkan melalui peribadatan yang sempurna kepada Allah Rabbul ‘aalamiin.

Atau jika dijabarkan, maka Tarbiyyah Islamiyyah adalah pelaksanaan berbagai metode dan sarana yang tidak bertentangan dengan syari’at Islam untuk menjaga manusia dan memeliharanya sampai dia mempunyai ‘aqidah yang selamat, dan beramal dengan amal yang tidak bertentangan dengan aturan Allah, serta istiqomah dalam menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, sehingga dengan empat karakter yang esensial itu, dia menjadi pemimpin, baik bagi dirinya sendiri ataupun orang lain, di atas bumi ini dengan kepemimpinan yang ditetapkan melalui peribadatan yang sempurna kepada Allah Rabbul ‘Aalamiin (artinya adalah kepemimpinan itu mendatangkan barokah untuk bumi ini).

Lantas apa keserasian antara UU No. 20 Tahun 2003 dan Tarbiyah Islamiyyah ?  Pada UU No. 20 tahun 2003 terdapat  tujuan pendidikan yaitu memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, tujuan pendidikan dalam UU No. 20 tahun 2003 ini tidak akan bisa dicapai masyarakat Indonesia (dikhususkan di sini Umat Islam) kecuali melalui Tarbiyyah Islamiyyah yang sejati, yaitu Pendidikan Islam yang metode dan isinya tidak bertentangan dengan syari’at Islam, sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah yang dipahami dengan pemahaman para sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in, serta para ulama yang mengikuti 3 generasi terbaik.

Apa fakta yang bisa menguatkan bahwa Tarbiyyah Islamiyyah yang sejati ini diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan di Indonesia ?

bempsikologiuinsukajogja.blogspot.com

Sejak tanggal 30 Mei 2012, aku selalu ngecek blog yang di atas itu. Kan dulu aku sudah pernah cerita tentang ke-ikutserta-an ku pada lomba karya tulis tentang pendidika karakter itu, yang essaynya sepanjang 10 halaman. Nah pada hari ini, diumumkan di blog itu siapa lima peserta yang lolos ke babak final.

Setelah buka blog itu
.
.
.
Ternyata tidak ada namaku di sana. kalau mau dibahasakan memakai gaya story telling, kala melihatnya ekspresi wajahku yang sebelumnya tersungging senyuman, tiba tiba seketika mendatar ketika melihat pengumuman itu, dan terbesit perasaan yang membuat semangatku jatuh seketika, dan aku menghembuskan nafas besar, mengeluarkan udara diluar udara tidal (1), yaitu udara suplementer (2).

Apalah itu, timbul lagi pikiran yang membuat ekspresi wajahku kembali energik seperti biasanya, iya, itu berarti aku bisa menyalin isi tulisanku itu ke blog ini dan aku lengkapi dan aku bagikan ke seluruh dunia. haha. Seketika energi dan semangatku terisi kembali, dan aku berpikir ideku bagus juga.

Apakah hal ini membuatku trauma mengikuti lomba ? Tidak, setidaknya kemungkinan besar tanggal 26 Juni aku mengikuti lomba FRESH itu. aku ingin memenangkan minimal satu lomba lagi, apapun bentuknya, dan semoga saja kali ini, Allah meridhoi impianku.

Bagaimana dengan essayku ? insya Allah akan aku post dengan cara yang aku sukai. sesuka jiwaku. kehendakku.

oh ya, esok hari aku ulangan kenaikan kelas mata pelajaran Sejarah dan Bahasa Indonesia. Mohon do'a supaya aku lancar dalam mengerjakan semuanya. aamiin.

Demikian, kegagalanku :)

___

1. udara yang biasa kita hirup
2. udara yang masih bisa kita hembuskan setelah hembusan normal

Minggu, 03 Juni 2012

Bacaan Sebelum Tidur

سُبْحَانَ اللهِ
Subhaanallaah (33x)
Maha Suci Allah (33x)


الْحَمدُ لِلَّهِ
Alhamdulillaah (33x)
Segala puji bagi Allah (33x)

اَللهُ أَكْبَرُ
Allaahuakbar (33x)
Allah Mahabesar (33x)

[Shahih Muslim (no. 2728), adz-Dzikr wad Du'aa` wat Taubah, bab at-Tasbiih Awwalan Nahaar wa 'Indan Naum]

أَللّٰهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِيْ إِلَيْكَ ، وَ وَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ ، وَ فَوَّضْتُ أَمْرِيْ إِلَيْكَ ، وَ أَلْجَأْتُ ظَهْرِيْ إِلَيْكَ ، رَغْبَةً وَ رَهْبَةً إِلَيْكَ ، لَا مَلْجَأَ وَ لَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِيْ أَنْزَلْتَ ، وَ بِنَبِيِّكَ الَّذِيْ أَرْسَلْتَ


Allaahumma aslamtu nafsiy ilayka, wa wajjahtu wajhiy ilayka, wa fawwadhtu amriy ilayka, wa alja'tu zhohriy ilayka, raghbatan wa rahbatan ilayka, laa malja'a wa laa manjaa minka illa ilayka, Aaamantu bi kitaabikalladzii anzalta, wa bi nabiyyikalladzii arsalta

Ya Allah, aku pasrahkan diriku kepada-Mu, aku hadapkan wajahku kepada-Mu, dan aku serahkan urusanku kepada-Mu. Aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan mengharapkan (rahmat-Mu) dan takut terhadap (siksa)-Mu. Tidak ada sandaran dan tempat keselamatan dari (siksa)-Mu kecuali kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan, dan (aku beriman) kepada Nabi-Mu yang Engkau utus.

[Shahih Bukhari (no. 5956), ad-Da'awaat, bab an-Naum 'alaa Syiqqil Aimaan]

اللّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ


Allaahu laa ilaaha illa huwal-hayyul-qoyyuum, laa ta'khudzuhuu sinatuwwa laa naum, lahuu maa fis-samaawaati wa maa fil-ardh, manndzalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi-idznihii, ya'lamu maa bayna aydiihim wa maa khalfahum wa laa yuhiithuuna bi syai-immin 'ilmihii illaa bimaa syaaa', wasi'a kursiyyuhus-samaawaati wal-ardha wa laa ya-uuduhuu hifzhuhumaa, wa huwal-'aliyyul-'azhiim



Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.       



[Shahih Bukhari (no. 3101), Bad-ul Khalq, bab Shifatu Iblis wa junuudihi]

اَللّٰهُمَّ قِنِيْ عَذَابَكَ يَوْمَ تَجْمَعُ أَوْ تَبْعَثُ عِبَادَكَ
Allaahumma qiiniy 'adzaabaka yauma tajma'u aw tab'atsu 'ibaadaka
Ya Allah, lindungilah aku dari adzab-Mu di hari Engkau kumpulkan atau Engkau bangkitkan hamba-hamba-Mu.

[Sunan at-Tirmidzi (no. 3398), ad-Da'awaat. Imam at-Tirmidzi berkata, "hadits hasan shahih." Dan jalur periwayatannnya dihasankan oleh Syaikh 'Abdul Qadir al-Arna-uth dalam Jaami'ul Ushuul (no.2251)]

بِسْمِ اللهِ وَضَعْتُ جَنْبِيْ ، اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ ، وَأَخْسِئْ شَيْطَانِيْ ، وَفُكَّ رِهَانِيْ ، وَاجْعَلْنِيْ فِي النَّدِيِّ الْأَعْلَىٰ
bismillaahi wadho'tu janbiiy, allaahummaghfirliy dzanbiiy, wa akhsi' syaythooniiy, wa fukka rihaaniiy, waj'alniiy fin-nadiyyil-a'laa


Dengan Nama Allah aku letakkan lambungku. Ya Allah, ampunilah dosaku, jauhkan dan usirlah setanku, bebaskanlah diriku (dari segala hal yang membahayakanku), dan jadikanlah aku bersama golongan yang tinggi (dari kalangan Malaikat)

[Sunan Abu Dawud (no. 5054), al-Adab, bab Maa Yaquulu 'indan Naum. Jalur periwayatannya dikatakan hasan oleh Syaikh 'Abdul Qadir al-Arna-uth dalam Jami'ul Ushuul (no. 2261)]


قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ ، لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ ، وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ ، وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ ، وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ 
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ


qul yaa ayyuhal-kaafiruun, laa a'budu maa ta'buduun, wa laa anntum 'aabiduuna maa a'bud, wa laa anaa 'aabidummaa 'abadtum, wa laa anntum 'aabiduuna maa a'bud, lakum diinukum wa liya diin.


Katakanlah : "Hai orang orang kafir ! Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.

[Sunan Abu Dawud (no. 5055), al-Adab, bab Maa Yaquulu 'Indan Naum. Jalur periwayatannya hasan]
__________________________________

Diambil dari
Zaadul Abraar minal Ad'iyati wal Adzkaar (terj. : Tuntunan Do'a Harian)
Syaikh Hamam Muhammad al-Jirf

Insya Allah bisa diamalkan selama nyawa kita masih melekat.
Dan udara bisa masuk melalui alveoli di paru paru kita.
Semoga kita senantiasa diberi ingatan dan kemampuan untuk mengamalkan ini.
Wallaahu a'lam.

Ditulis oleh,
Baskoro Aris Sansoko, di malam yang berbulan,
Surabaya.

12 Tahun Adzan.

"Barangsiapa adzan selama dua belas tahun, surga wajib baginya, setiap hari adzannya dicatat sebagai enam puluh kebaikan dan setiap iqamatnya tiga puluh kebaikan."

-Rasulullah Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ -
__________________________________________________________________________________

Menarik, sangat menarik,
dan selama ini aku (kadang) males buat adzan,
baca hadits ini,
jadi pingin adzan terus. 

Sabtu, 02 Juni 2012

Gendut akan timbunan

مَنْ احْتَكَرَ فَهُوَ خَاطِئٌ
Barangsiapa yang menimbun, maka ia berdosa

-Rasulullah Shalallaahu 'alaihi wasallam-

__________________________________________________________________________________

Islam dholim katanya,
kejam katanya,
tidak berperikemanusiaan katanya,
sistem ekonominya terbelakang katanya,
sistem ekonominya merugikan katanya,
katanya dan katanya,

faktanya ?
jauh. 

Ihdinaa ash-shiroothol-mustaqiim.

Tunjukilah aku jalan yang lurus.
Setidaknya minimal 17 kali kita memohon petunjuk untuk menapaki jalan yang lurus.

Suatu hari,
ada seseorang yang bernama A, datang dari kota Mojokerto ke Surabaya untuk pertama kalinya.
Dia ingin pergi ke SMAN 5 Surabaya untuk mengikuti SkilasCup 20XX.
Akan tetapi dia tidak tahu letak SMAN 5 Surabaya, sehingga dia bertanya pada seseorang.

"Assalamu'alaikum pak, tunjukilah aku jalan ke sma 5 ?"
atau bahasa arabnya "Assalamu'alaikum yaa akhi, ihdiniy thoriiqon ilal-madrasatil-khamsah ?"
"Oh di jalan Kusuma Bangsa nak, kamu naik bemo yang ada huruf V itu, insya Allah nanti datang di dekat SMAN 5, habis itu tanya lagi aja"

Ada 2 kemungkinan tentang apa yang akan dilakukan si A :

1. Menuruti petunjuk itu untuk sampai ke SMA 5
2. Tidak menuruti petunjuknya

Tentu kita semua mikir, "wah gak waras kalau si A memilih kemungkinan ke dua" dan sejenisnya.
Ya, memang benar.

Orang yang memilih pilihan kedua itu ada 2 kemungkinan :
1. Orang yang gila
2. Orang yang gak percaya sama pemberi petunjuk

jika si A gila, wajar saja dia tidak mengikuti petunjuk, karena memang dia tidak memiliki kemampuan akal yang cukup untuk mencernanya, apalagi mengikuti.

jika si A tidak percaya kepada pemberi petunjuk, hal ini adalah salah satu bentuk kegagalan manajemen diri, dan salah saut bentuk pengkhianatan. Apa fungsi meminta petunjuk jika kemudian tidak mengikutinya ? apalagi menolaknya mentah mentah.

Sama ketika kita 17 kali membaca ayat tersebut, kita meminta petunjuk, arahan kepada Allah, supaya kita bisa berjalan di jalan yang lurus.

Dan ketika (sayangnya kita banyak tidak menyadari) banyak sekali petunjuk pada jalan yang lurus, yang berupa al-Qur'an, hadits, majelis ilmu, organisasi kerohanian yang lurus, atau bahkan orang orang yang biasa kita temui setiap harinya.

Toh kebanyakan kita memilih kemungkinan kedua, yaitu mengikuti jalan yang lain.

Kita tidak gila kan ?
Atau kita tidak percaya sama Allah ?

Dimana iman kita ?
Apakah selama ini kita cuma lip service dalam shalat ?