Kamis, 12 Juli 2012

Laa Tay-`asuu

Melanjuti dari post "Kepikiran di Sepeda Motor", aku bercerita kalau aku tiba tiba terpikir tentang firman Allah yang berbunyi "Laa tay-`asuu".

لَا تَيْأَسُو

Yang pertama harus diteliti adalah apakah "tay-`asuu" di sana ? Apakah dia itu isim, atau fi'il ? kalau dia isim dia termasuk isim apa ? kalau dia fi'il dia termasuk fi'il apa ?

oh tay-`asuu itu fi'il madhi. karena di tashrif fi'il madhi itu dalam bentuk jama' untuk orang ke-3 selalu diakhiri dengan wawu.

Aha, analisis yang bagus, tapi sayangnya kurang tepat, karena penggunaan "laa" itu tidak diterapkan pada fi'il madhi, "laa" diterapkan pada fiil mudhori'.

hmm... begitu, berarti tay-`asuu adalah fi'il mudhori', saya sepakat. Tapi ada masalah lagi, "laa" bisa jadi digunakan dalam dua tempat, antara melarang dan memberi kabar akan tidaknya sesuatu. Termasuk "laa" yang manakah itu ?

menarik. Menurutmu ?

Bisa jadi itu termasuk "laa" yang memberi kabar akan tidaknya sesuatu, seperti dalam surat al-Ghosiyah ada ayat yang berbunyi, " Laa yusminuu wa laa yughniy min juu' "

Analisis yang bagus, sayangnya anda salah membaca ayat, seharusnya dibaca "Laa yusminu" tanpa ada tambahan huruf wawu setelah huruf nun, sehingga tidak dibaca panjang.

Dan memang di ayat itu memberitakan sifat salah satu makanan di neraka, yaitu makanan di neraka itu "laa yusminu" tidak menggemukkan dan "wa laa yughniy min juu' " dan tidak mengenyangkan rasa lapar.

Begitu.

Sehingga ?

"Laa" di "Laa tay-`asuu" itu adalah "laa" pelarangan. Karena ini sangat relevan dengan bentuk kata "tay-`asuu".

Dimananya relevan ?

kata "tay-`asuu" sebenarnya adalah bentuk majzum dari "tay-`asuuna" yaitu bentuk jama' untuk orang kedua dari kata kerja "yay-`asu".

Lantas kenapa menjadi tay-`asuu ?

karena memang "Laa" untuk pelarangan membuat i'rob fi'il mudhori' menjadi majzum, dan majzumnya fi'il mudhori' yang ketika ditashrif di belakangnya ada nun, maka nun-nya dihilangkan, sehingga "tay-`asuuna" ketika ditambahi "laa" pelarangan.

Maka berubah menjadi "Laa Tay-`asuu".

Oooh i see, jadi apa artinya ?

yasi`a - yay`asu - ya`san

artinya adalah putus asa, atau putus harapan. Sehingga arti kata "Laa Tay-asuu" adalah "Janganlah kalian putus asa". 

paham paham, haha. by the way, ayat aslinya apa ?

Di surat Yusuf ayat 87 :

يَا بَنِيَّ اذْهَبُواْ فَتَحَسَّسُواْ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلاَ تَيْأَسُواْ مِن رَّوْحِ اللّهِ إِنَّهُ لاَ يَيْأَسُ مِن رَّوْحِ اللّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ       


Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu  berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang  kafir

Itulah bunyi ayat yang ada di dalamnya ada kalimat "Laa tay-`asuu" yang bercerita tentang Nabi Ya'qub yang memerintahkan anaknya untuk mencari berita tentang Nabi Yusuf, untuk memotivasi, tidak lupalah Nabi Ya'qub untuk memerintahkan para pencari untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah, "Laa tay-`asuu min rawhillah"

Semoga bermanfaat.
dan dapat dipahami. haha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar