Kamis, 05 Juli 2012

Kebiasaan Adzan yang Menjamur.

Adzan adalah suatu ibadah yang seluruh kaum muslim mengakui keutamaannya, bahkan dikatakan oleh Rasulullah Muhammad shalallaahu 'alaihi wa sallam tentang keutamaan adzan :

يَغْفِرُ اللهُ لِلْمُؤَذِّنِ مُنْتَهَى أَذَانِهِ ، وَ يَسْتَغْفِرُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَ يَابِسٍ سَمِعَهُ

"Seorang Muadzin diampuni dosanya hingga batas akhir adzannya terdengar, dan seluruh makhluk yang basah dan yang kering yang mendengar adzannya juga akan meminta ampunan baginya." [HR. Ahmad, Shahih]

الْإِمَامُ ضَامِنٌ ، وَ الْمُؤَذِّنُ مُؤْتَمَنٌ ، فَأَرْشَدَ اللهُ الْأَإِمَّةَ ، وَ عَفَا عَنِ الْمُؤَذِّنِيْنَ

"Imam shalat adalah orang yang bertanggung jawab, sedangkan muadzin adalah orang yang dipercaya. Sehingga Allah memberi petunjuk kepada para imam dan memaafkan dosa para muadzin." [HR. Ibnu Hibban. Shahih]

Melihat keutamaan yang membuat jiwa jiwa tergerak untuk melakukannya (siapa sih yang gak mau ampunan ?), tentu para manusia akan berbondong untuk melakukannya, tidak tua tidak pula muda, terutama yang muda, begitu semangatnya beradzan untuk meraih keutamaan itu.

Railah keutamaan itu para pemuda Islam !
Sungguh jika kalian telah mengobarkan semangatmu, tidak ada yang bisa menghalangimu.

Tapi, aku disini hanya mengingatkan. Tentang satu gerakan sederhana sewaktu mengumandangkan adzan, tepatnya, di bagian mengumandangkan Hayya 'alash-shalah dan Hayya 'alal-falah.

Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari, dari seorang sahabat nabi yang bernama Abu Juhaifah, bahwasannya dia melihat Bilal mengumandangkan adzan, maka aku pun mengikuti mulutnya ke sana dan ke mari ketika adzan. (dikarenakan Bilal menoleh ke kanan dan ke kiri pada satu bagian ketika adzan.red)

Disempurnakan isi riwayat ini dengan riwayat dari Imam Muslim, dari Waki' dari Sufyan, yaitu dengan lafazh, "Maka aku pun mengikuti mulutnya ke sana dan ke mari, ke kanan dan ke kiri, ketika ia berseru Hayya 'alash-shalah, hayya 'alal falaah"

Iya, memang disunnahkan untuk menolehkan wajah ketika mengumandangkan kalimat Hayya 'alash-shalahhayya 'alal falaah dalam adzan. Dan ini adalah penyempurna keutamaan sehingga bisa diraih kaum muslimin yang mengumandangkan adzan.

Tapi, ada catatan dari Imam an-Nawawi, yang berkata :

"Sahabat sahabat kami mengatakan bahwa maksud menoleh adalah menggerakkan kepala dan leher, tanpa memalingkan bahunya dari kiblat dan kaki masih berada di tempatnya. Inilah makna perkataan penulis: 'Tidak berputar'. Inilah pendapat yang shahih dan masyhur (terkenal.red) yang ditegaskan oleh asy-Syafi'i dan ditetapkan oleh sebagian besar ulama." [al-Majmuu']

Dan seorang tabi'in yaitu Imam al-Auza'i berkata tentang hal ini:

"(Muadzin) menghadap kiblat ketika berucap Hayya 'alash-shalah. Boleh juga jika ia mau ia berputar ke kanan dan berucap Hayya 'alash-shalah dua kali, kemudian berputar ke sebelah kirinya seperti itu juga."

dalam artian, mengucapkan dua kali sembari menoleh kanan Hayya 'alash-shalah, kemudian menoleh kiri sembari mengucapkan hayya 'alal falaah dua kali.

Begitulah catatan dariku untuk para pemuda yang semangat berkumandang adzan,
semoga semangat berkumandang itu terus mengalir dalam jantung hatimu,
membuat iman tertanam di dalamnya,
sebagai sumber kekuatan memegang islam,
menegakkannya di atas bumi ini,
memakmurkannya di rumah rumah,
dan sebagai agen perbaikan untuk alam semesta.

Wallaahua'lam.
Zaadakallaahu 'ilman naafi'an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar