Jumat, 29 Juni 2012

Imajinasi. (2)

taktakttatkaktaktaktak.... Bunyi tut tut keyboard yang ditekan dalam waktu yang cepat, sambil sesekali aku berpikir tentang rangkaian huruf huruf itu, tidak hanya itu tapi lebih dalam, bagaimana cara supaya rangkaian kalimat itu menjadi hal yang mudah dipahami bahkan oleh orang yang tidak pernah membaca buku buku berat sekaligus.

sesekali aku bingung, kemudian menoleh ke tumpukan di sebelah kananku, tumpukan tinggi yang isinya tak lain hanyalah kamus dan kamus, dari Lisanul Arab, an-Nihayah fii Ghariibil Hadiits, sampai yang sederhana bernama al-Munawwir, berbagai kitab nahwu yang isinya perkatan Sibawaih, Ibnu Malik, Alfiyyah Ibnu Malik, dan sampai yang dasar Arobiyya Baina Yadaik. Aku waktu itu menemukan kosakata, kosakata asing di kitab seorang ulama besar itu.

Segera aku ubek ubek tumpukan itu, mencari makna dan menghubungkannya dengan makna yang tepat dengan istilah yang ada di zaman kini, dan mengoneksikan dengan konsep nahwu dan shorof yang aku dapatkan, serta memahami kedudukan kata itu di kalimat itu, menempatkan dalam artian yang pas. seperti bermain puzzle, hanya saja ini puzzle yang berkaitan dengan rantai ilmu yang panjang dan abadi.

dan di sebelah tumpukan kiriku, ribuan lembaran kertas yang berisi huruf huruf arab yang banyak itu menunggu untuk diterjemahkan. Dari kitab sederhana seperti Qurratu Uyun, sampai yang sangat kompleks seperti al-Mughniy, dan kitab kitab kontemporer para ulama dan da'i sunnah. Tumpukan itu setinggi satu setengah meter. Gila ? Ya ! ini kegilaan ! Tapi ketika cinta ? lewatlah sudah.

Masih mengetik dengan cepat dan tepat, aku mulai melihat jam. Sudah waktunya, jam menunjukkan pukul 19.30, sudah waktunya untuk pergi, aku save dulu filenya, dan aku memakai jaket hitamku yang telah kusiapkan.

Aku mau berangkat mengajar, mengajar apapun yang bisa aku ajarkan,
Ilal-liqa'.

brem... brem.... suara sepeda motor pergi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar