Selasa, 26 Juni 2012

Sebenarnya....

Sebenarnya korek api yang menginspirasiku malam itu, memberikan pelajaran tersendiri dari api yang menyala dalam kegelapan pekat yang membuat imajinasi berkelakar liar berandai adakah sosok dalam kegelapan. Ketika itu mungkin aku seperti orang gila, ataulah paling tidak orang kurang kerjaan.

Wajar saja, ketika aku diselimuti kegelapan dan teman teman yang serasa kabur olehku, memegang sekotak korek api penuh dengan kayu kayu kecil dengan pentolan merah itu. Aku mengeluarkan satu batang kayu itu, dan aku gesekkan perlahan, seakan akan semua di sekitarku hanya awut awutan yang tidak jelas, aku sangat terfokus dengan aktivitasku kala itu.

tsk... tsk... tsk.... woossshhh !

api kecil itu menyala, kecil sekali, tapi masih ada, berusaha mempertahankan eksistensinya di antara angin angin yang berusaha mematikannya, melenyapkannya, dan menyatukannya dengan kegelapan. Oh dia masih bisa bertahan, dengan memakan partikel partikel kayu kecil itu, dan mengubahnya menjadi arang yang kehitaman, melegam.

hingga tidak sampai setengah kayu itu, api itu hilang, lenyap, yang tersisa hanya asap yang berbau sedemikian rupa yang khas dan membuatku ketagihan. Aku masih memandangi batang kayu itu, berfikir, mengambil pelajaran dari peristiwa sederhana itu.

Hingga, aku nyeletuk, melihat orang yang ada di depan dan kananku,

"kamu tahu apa filosofi korek api..."
*mereka memandangiku*
"untuk menerangi semesta, kalian harus mengorbankan beberapa unsur dari diri kalian"

"tapi nanti kan apinya mati ?"


"iya, itu berarti sudah waktunya kita mati"
*masih memandangi"
"kecuali kalau kamu menaruh api itu ke lampu minyak, cahayamu akan tetap disana, abadi."

"masuk, haha."


"dan itu yang dimaksud ilmu yang bermanfaat.. *melangkah pergi"
*tercengang* *lalu kembali pada kegiatan yang dijadwalkan*

2 komentar: